The Story

2K 203 5
                                    

Juna menatap punggung Lily yang berdiri di taman belakang rumahnya.  Ia baru saja membujuk anak-anaknya untuk tidur siang karena mereka sulit sekali disuruh tidur.

Wajar saja, euforia keberadaan Lily di rumah ini masih belum pudar. Terutama bagi Mikaila yang masih ngotot menganggap Lily sebagai ibunya. Akhirnya setelah dibujuk dan dijanjikan bahwa Lily masih akan di sini saat mereka bangun nanti sore, barulah mereka tidur.

"Nih," Juna menyodorkan secangkir teh hijau.

"Kamu masih suka teh hijau kan?" lanjut Juna. Ia ingat betul kesukaan perempuan itu. Bagaimanapun Lily pernah jadi seseorang yang paling dekat dengannya, bahkan di saat-saat sulit masa remajanya.

"Makasih," Lily menerima cangkir itu. Warna bening kehijauannya selalu menggoda lidah Lily untuk segera meminumnya. Namun entah kenapa kali ini tidak. Kejadian beruntun tadi saat makan siang menghilangkan nafsunya.

Banyak pertanyaan yang berputar di kepalanya saat ini. Tentang di mana keluarga Juna tinggal sejak mereka lulus SMU? Apa yang terjadi selama mereka tinggal di negara itu? Di mana Mommy Zayn dan Mikaila? Dan banyak lagi sampai Lily nyaris tak bisa menahan lidahnya.

Tapi ia diam saja. Ia takkan bertanya sampai Juna sendiri yang menceritakannya. Ini urusan pribadinya dan mungkin akan menyakitinya jika dibahas lagi.

"Kamu kalo mau tanya ya tanya aja," Juna membuyarkan lamunannya. Ekspresi wajah Lily tak pernah berubah. Ia selalu hanya diam menatap Juna jika ingin bertanya sesuatu yang sensitif.

"Kalian tinggal di mana selama ini?" Lily akhirnya memilih satu pertanyaan yang paling aman.

"London," jawab Juna. "Papa mutusin untuk aku kuliah di sana, sekaligus ngurus perusahaannya," lanjutnya getir.

Hubungan Juna dengan papanya memang tidak terlalu baik. Papanya pengusaha sukses namun jarang sekali berada di rumah. Saat mereka SMU bahkan Juna beberapa kali mendapati papanya berselingkuh. Hal itu membuat mereka sering sekali bertengkar.

"Selesai kuliah aku handle perusahaan itu selama beberapa tahun karena papa tiba-tiba stroke. Di situ aku baru tahu kalau perusahaan itu nyaris bangkrut dan aku harus buat perusahaan bangkit lagi. Dalam lima tahun aku berhasil, tapi aku dan mama kangen Indonesia jadi kami memutuskan untuk menyerahkan perusahaan itu diurus orang lain dan kami pulang," jelasnya.

"Papa dmn? Kok aku nggak lihat dari tadi?"

"Papa meninggal dua tahun yang lalu,"

"Innalillahi wa innailaihi roji'un..." gumam Lily.

Dan dari situ mengalir dari mulut Juna tentang mantan istrinya.

Ya, 'mantan'. Ternyata Juna sudah bercerai.

Juna berkenalan dengan perempuan bernama Kylie di salah satu acara makan malam bisnis papanya saat Juna masih kuliah. Ternyata Kylie adalah anak kolega papanya dan kebetulan satu kampus dengan Juna hanya berbeda jurusan.

Kylie sangat cantik dan seksi, bahkan untuk ukuran di negara itu. Dan perempuan itu tak pernah berhenti mengajaknya bicara meski Juna menanggapinya dengan dingin. Ia jadi sering mencari Juna di kampusnya, ditambah ayah Juna sendiri seperti mendorongnya berhubungan dengan Kylie.

Juna sendiri yang notabene selalu berhubungan dengan perempuan-perempuan cantik dan seksi sejak masa remajanya lama kelamaan luluh dan bersedia saat ayahnya menikahkan mereka meski saat itu usianya baru 20 tahun.

Mereka dikaruniai dua orang anak, namun anak-anak itu jarang sekali mendapatkan kasih sayangnya. Kylie seorang model kelas dunia dan ia terlalu sering meninggalkan anak-anaknya untuk kegiatan modellingnya.

The Second ChanceWhere stories live. Discover now