Masalah yang Dipendam
Bab 3
"Jika orang yang kamu anggap teman memberikan perhatian kecil kepadamu. Jangan pernah bosan akan hal itu, apalagi mengabaikannya. Karena, suatu saat perhatian kecil itu akan berarti bagimu dan dirindukan. Kamu tak berharap lebih dari sekedar teman namun bagaimana dengan ku? Aku ingin lebih dari sekedar teman apakah aku bisa?"
"Tunggu gue mau bicara sama lo"suara Rachel membuat seluruh siswa yang sedang di koridor sekolah mengalihkan pandangannya ke Rachel.
Dia segera mendekatkan diri ke lawan bicaranya, namun tidak ada respon apa apa dari cowok tersebut.
"Plis el gue mau bicara sama lo."
"Gak ada yang harus di bicarain hel"cetus Rafael tanpa memedulikan Rachel yang ada di hadapannya.
"Apa salah gue sampe lo gi—"omongan Rachel terpotong saat Rafael menarik tangan Rachel menuju tempat yang sepi.Tanpa Rachel sadari mereka tadi sudah menjadi pusat perhatian seluruh siswa yang ada di koridor sekolah.Terjadi keheningan saat Rafael menarik tangan Rachel dengan lembut tanpa memaksanya bergegas.Rachel sangat senang meskipun Rafael saat ini membenci Rachel,Masih ada sisi yang tidak bisa Rafael sembunyikan.
"Lo gak salah apa apa hel"ucap Rafael yang memecahkan keheningan.Rachel masih mematung ditempat dia masih mencerna perkataan Rafael.Jika Rachel tidak memiliki kesalahan apa apa,mengapa sikap Rafael seperti itu kepadanya?"Kalo gue gak salah, kenapa lo begini sama gue?"Rachel menyeka air matanya agar tidak keluar.Tetapi satu demi satu air matanya turun membasahi pipinya.Rachel tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh.Rafael diam seribu bahasa dia tidak ingin melihat Rachel tersiksa.
Rachel hanya menunduk merasa malu karna dirinya tidak bisa menjadi kuat dihadapan Rafael. Rachel masih menangis hingga seseorang menarik tubuhnya ke dalam pelukan yang sudah lama tidak pernah dirasakan lagi oleh Rachel.
"Lo boleh nangis sepuas yang lo mau, gue bakalan ada di samping lo.Tapi gue gak bisa cerita sama lo saat ini hel.Gue gak mau lo masuk dalam masalah gue."Rafael merasa bersalah karna dia tidak ingin Rachel terluka apa lagi itu karna dirinya.Hatinya sangat sakit saat melihat Rachel seperti ini.
Yang Rafael lakukan hanya bisa memeluk Rachel dengan erat tanpa memedulikan bahwa seseorang sedang melihat dirinya dari kejauhan.Rachel melepas pelukannya setelah tangisannya mulai mereda.
Dia menatap mata Rafael dan berkata "Gue tau lo kuat el tapi sekuat kuatnya lo,lo masih butuh orang buat melepas beban masalah yang ada di tubuh lo."Rafael masih berpikir,dia hanya diam.
Yang Rafael inginkan adalah dia tidak ingin Rachel masuk ke dalam masalahnya sedangkan yang Rachel inginkan yaitu dia ingin menjadi orang terpenting dalam hidup Rafael.Dia ingin menjadi seseorang yang selalu ada di saat Rafael membutuhkannya.
•••
Hari ini sepertinya akan turun hujan.Jika dilihat langit tidak seceria hari kemarin.Rachel masih menunggu jemputan Pak Tono karna hari ini Rachel sedang malas membawa kendaraannya.Jam sudah menunjukkan pukul tiga namun Pak Tono masih tidak menampakkan diri.
Langit sudah mulai tidak bersahabat hingga air hujan pun mulai jatuh secara tidak beraturan.Membuat Rachel hanya bisa menunggu dengan sabar.Seluruh siswa sudah pulang meskipun ada beberapa siswa yang masih berada disekolah.Rachel segera mencari bangku kosong sambil menunggu Pak Tono datang menjemputnya.Rachel tidak menghiraukan siapa orang yang sedang duduk disampingnya.
Ponsel Rachel berbunyi menampilkan panggilan telepon dari Pak Tono.Rachel segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo pak,kok Pak Tono gak jemput Rachel ya?rachel masih nunggu di sekolah ni Soalny hujan pak"
"Maaf non bapak hari ini gak bisa jemput non,soalnya anak bapak sakit non"ujar Pak Tono dalam telepon.
"Oh ya udah pak bilang sama bunda aja kalo Rachel pulang nya agak telat ya.Soalnya Rachel nunggu ujarnya agak redah dulu."kata Rachel dengan sopan.
"Iya non nanti bapak kasih tau sama nyonya"
Tanpa Rachel ketahui bahwa seseorang di sampingnya mendengar seluruh percakapannya ditelepon.
"Lo gak punya pulsa ya?sampe segitunya." Rachel langsung menoleh ke asal suara dia baru sadar bahwa Raffa sedang berada disampingnya dari tadi.
"Gue cuman isi paket doang gak isi pulsa"jawab Rachel dengan cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Raffa tersenyum melihat tingkah laku Rachel yang seperti saat ini.Rachel yang menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan Raffa.Rachel justru berbalik dan membelakangi Raffa agar dia tidak melihat wajahnya yang sedang memerah.
YOU ARE READING
Uncertainty of feelings
Teen Fiction[#1 teenfiction]Ketika sebuah sandiwara sudah dimainkan dan kamu tidak bisa membedakannya. Apakah cinta masih berarti bagimu? Ketika oksigenmu seakan telah hilang, apakah kamu masih bisa bernapas tanpa merasa sesak? Ketika pikiranmu terus melayang d...