Secret
Bab 17
"Semua orang tidak tau bahwa seseorang yang selalu tertawa belum tentu bahagia. Karna, orang tersebut terlalu pintar untuk menyembunyikan kesedihan yang tidak bisa di ceritakan ke banyak orang."
•••
Andre, Adrey beserta teman lainnya mengikuti mobil ambulan tersebut dari belakang. Mobil ambulan tersebut menuntun mereka menuju rumah sakit terdekat.
Jadi, Azka dibawa ke rumah sakit Khodija yang jaraknya hanya beberapa kilometer dari tempat mereka tawuran. Badan Azka sudah penuh dengan darah yang berceceran. Di tambah lagi lebam pada mukanya. Siapa yang tidak tega melihat sahabat sendiri lemah tak berdaya dengan penuh darah seperti ini. Suster yang ada d dalam ambulanpun tak henti-hentinya berusaha menyelamatkan Azka. Ia memasangkan oksigen dan berbagai alat medis lainnya.
Ketika tiba di tempat tujuan, Azka beserta ambulance stretcher trolley di turunkan dari mobil ambulan bergegas menuju ke ruangan IGD. Andre, Adrey dan teman- teman lainnya bergegas mengikuti ambulance stretcher trolley yang membawa Azka. Ketika menuju pintu masuk, mata Adrey tidak sengaja melihat seorang gadis yang sangat mirip dengan Rachel. Karena situasi darurat seperti ini, jadi dia tidak menghiraukan apakah itu benar-benar Rachel atau bukan.
Andre, Adrey dan teman satu geng motornya Azka pun sudah memenuhi depan ruangan UGD. Wajah cemas, marah, sedih sudah memenuhi pikiran mereka semua. Rasa dendam terhadap adrianpun ada karena ia sudah berbohong dengan mereka. Andre tak habis pikir jika Adrian membawah rombongan preman yang penuh otot untuk menghabisi Azka.
Jika Adrey, Andre dan teman-temannya tidak ikut tawuran mungkin Azka bisa mati di tempat. Untung saja Azka mau di ajak kompromi agar mereka juga ikut menghabisi Adrian meski awalnya Azka menolak karena Adrian menyuruhnya untuk satu lawan satu. Namun, Andre berkata orang seperti adrian tidak mungkin mau satu lawan satu pasti mereka membawa rombongan. Dan ternyata benar dugaan Andre.
Tak henti hentinya Andre dan Adrey berdoa agar Azka selamat. Sudah 1 jam mereka menunggu tapi tidak ada kabar apa-apa dari dokter, bahkan dokternya pun belum keluar dari ruang UGD. Mereka terus menunggu meski hari sudah mulai gelap, mereka terus menunggu sahabatnya. Berulang kali Andre menelpon Nisya dan Ihsan yang merupakan orang tua Azka agar segera menuju ke rumah sakit.
Panggilan pertama tidak ada jawaban dari Nisya ibunya Azka, panggilang keduapun belum nendapat respon darinya. Hingga panggilan ketiga akhirnya telpon itu di angkat. Andre segera memberi tau kabar tentang Azka yang berbaring lemah dirumah sakit dan belum sadarkan diri. Sontak hal itu membuat Nisya terkejut, ada suara isakan tangis yang terdengar dari ponsel.
"Iya tante dan om akan segera kesana" ucap Nisya dengan isakannya
•••
Hari yang sangat mendukung ini adalah hari dimana anak-anak osis berkumpul untuk merapatkan acara pensi ulang tahun sekolah. Hut ke-80 SMA Internasional Bangsa akan di adakan 10 hari lagi.
Jadi, pengurus osis sudah di sibukkan dengan berbagai aktivitas yang berkaitan dengan pensi sekolah. Sesuai yang di janjikan hari ini Rachel beserta anak osis lainya mengadakan rapat. Namun rapatnya tidak segera di mulai-mulai karena ketua osis ataupun wakil ketua osis tidak ada yang menghadiri rapat ini.
YOU ARE READING
Uncertainty of feelings
Teen Fiction[#1 teenfiction]Ketika sebuah sandiwara sudah dimainkan dan kamu tidak bisa membedakannya. Apakah cinta masih berarti bagimu? Ketika oksigenmu seakan telah hilang, apakah kamu masih bisa bernapas tanpa merasa sesak? Ketika pikiranmu terus melayang d...