Broken Heart
Bab 9
"Hidup bukan tentang menunggu badai berlalu,cobalah untuk menari dibawah derasnya hujan.Jangan menunggu masalah selesai tapi, cobalah untuk menikmatinya."
(Asap)•••
"LO kenapa sendirian disini?" Suara itu terdengar di telinganya membuat Rachel segera menoleh ke sumber suara.
"Lo ngapain di sini?"Rachel balik bertanya dirinya binggung mengapa Raffa ada di hadapannya saat ini.Tak ada angin tak ada hujan ia datang tanpa diundang.
"Ye lo di tanya malahan balik nanya." Ucap Raffa sambil cengengesan dan langsung menarik kursi yang berada dihadapannya.
Sekarang sudah menunjukkan pukul 19.00 sedangkan Rachel masih berada di cafe tersebut.Wajar saja dirinya berada di sini hingga malam hari, karena ia sedang menunggu hujan redah dari pukul 5 sore tadi sampai sekarang.Rachel berada disini karena sekolahan Rachel yang tidak jauh dari cafe tersebut.Hari ini Rachel disibukkan dengan berbagai tugas jadi dirinya pulang pukul 16:30 WIB namun,saat dirinya ingin pulang ke rumah cuaca kurang mendukung.Dan sekarang disini la Rachel berada hanya terdengar suara rintik hujan dari luar cafe brunella yang menemani mereka saat ini.Hujan semakin mereda menandakan bahwa tidak ada alasan Rachel lagi untuk tidak pulang ke rumahnya.Tetapi,karena Raffa baru saja memesan makanan niat Rachel ia urungkan.Rachel masih berada di cafe brunella mengulur-ngulur waktunya. Lagian jika dirinya dirumah paling hanya tidur, makan, mendengarkan musik, game dan hal gak bermutu lainnya.Tapi ketika Rachel sedang niat untuk belajar, satu hari full dirinya pasti akan membaca buku dan mencari sumber lain tanpa ada rasa bosan.Tidak semua orang pintar itu hanya harus belajar,belajar dan belajar mereka juga butuh Refresing meskipun Rachel lebih banyak bermain dari pada belajar.Dirinya masih mendapatkan nilai yang memuaskan.
"Eh lo belum jawab pertanyaan gue,lo ngapain di sini?" Ucap Raffa setelah hening sekejap.Rachel langsung merespon hal itu sambil menyantap kentangnya yang belum habis.
"Nunggu hujan redah lah,emang mau ngapain lagi."
"Gue kira nunggui gue."
"Najis"
"Sok najis padahal suka"
"Apaan sih." Rachel langsung berdiri ingin meninggalkan tempat tersebut.Namun,Raffa mencegahnya dia menarik tangan Rachel dan menyuruhnya untuk tetap duduk disini.
"Gue canda doang kali,PMS neng?"desis Raffa sambil tertawa.Senyum Raffa sangat manis membuat wajah Rachel merah.Raffa sudah melihatnya dan membuat Rachel tidak bisa menyembunyikanya lagi.
"Pipinya gak usah Blushing juga kali."kata Raffa sambil menyentuh pipi Rachel yang memerah.•••
Rachel ingin segera pergi dari tempat ini, dirinya masih menggunakan seragam sekolah.Rachel takut jika bunda dan Bik Ani akan khawatir kepadanya apa lagi, ponsel Rachel yang mati pasti akan membuat mereka tambah khawatir.Ia tidak bisa menghubungi siapa-siapa sekarang sedangkan ini sudah malam ia sangat gerah karena dirinya masih menggunakan seragam sekolah.Rachel berdiri hendak ingin pergi dari tempat ini.
"Lo mau ke mana?"
"Ya pulang la."ujar Rachel sambil mengambil tasnya dan mempersiapkan diri.
YOU ARE READING
Uncertainty of feelings
Teen Fiction[#1 teenfiction]Ketika sebuah sandiwara sudah dimainkan dan kamu tidak bisa membedakannya. Apakah cinta masih berarti bagimu? Ketika oksigenmu seakan telah hilang, apakah kamu masih bisa bernapas tanpa merasa sesak? Ketika pikiranmu terus melayang d...