Feeling
Bab 8
"Terkadang mata ini iri pada hati. Kau selalu ada di hati namun tak pernah nampak di mata."
•••
AROMA obat-obatan khas rumah sakit membuat Rafael sudah terbiasa dengan itu. Sudah satu bulan Rafael berada di sini,tanpa buku,tanpa belajar,tanpa kasih sayang,namun ada benak kerinduan. Ada sesuatu yang paling Rafael takutkan, yang pertama yaitu, Rafael takut jika seseorang menyusul peringkatnya sedangkan yang ke dua, sebuah penyesalan selalu terpikir di otak Rafael, dirinya takut jika Rachel bakalan nyaman bersama Raffa.Sedikit egois kedengarannya, kalian semua boleh bilang Rafael egois, Rafael juga sadar diri kok namun,memang itu yang yang Rafael takutkan.Tak bisa dipungkiri lagi rasa rindu yang teramat mendalam kepada teman lamanya ini tidak bisa Rafael sembunyikan begitu saja.Sedangkan Rafael hanya bisa diam disini tanpa ada usaha dan saat ini ia tidak bisa pulang sekarang padahal, sudah 1 bulan Raffael berdiam diri sendirian tanpa ada orang tua disampingnya. Kata dokter,kondisi Rafael saat ini menurun jadi,Rafael belum bisa dipulangkan ke Indonesia saat ini.
Rasanya hati ini sangat sakit,lebih sakit dari penyakit yang Rafael rasakan.Rafael sungguh sangat menginginkan Rachel agar selalu ada disisinya, memberikan semangat, membuatnya maju melawan semua penyakit ini,dan membuat Rafael bangkit kembali.Namun, semuanya justru berkebalikan, Rafael terlalu takut untuk mengungkapkannya.Dalam malam yang gelap Rafael hanya bisa berbicara bersama langit-langit rumah sakit,mengungkapkan seluruh isi hati yang ia pendam.
"Gue takut,gue takut semuanya berubah,gue takut lo bakalan berubah,lo gak nganggep gue ada,dan lo menjauh dan melupakan gue.gue...,gue takut hel,gue butuh lo sekarang,tapi gue gak mau buat lo tertekan."
Meski hanya dinding rumah sakit yang mendengarkan,tapi angin malamlah yang seakan bisa menyampaikan pesan untuk seseorang yang dirindukan namun, itu hanya harapan semata.
Rafael terus menatap langit rumah sakit,menghayalkan kenangan yang sangat ia rindukan, dimana masa kecil yang sangat membahagiakan,disaat keluarganya masih seharmonis dulu,dimana saat dirinya dan Rachel selalu bersama berbagi suka dan duka.Hidup tanpa merahasiakan satu sama lain tanpa ada rasa ingin menutupi.Hal itu sangat ia menginginkan.Jika waktu dapat diputar Rafael ingin kembali kemasa itu tetapi, mungkin Rafael harus ke dunia Doraemon dulu biar bisa kembali ke waktu lampau, memutar semua waktu sesuai yang ia inginkan.Sedangkan, ini hidup nyata bukan fantasi semata.
"Gue harus gimana hel?"Dia hanya duduk termenung tanpa ada aktivitas lain,hal itu membuat dirinya bosan dengan situasi saat ini,Rafael hanya bisa menguatkan diri untuk berjalan menuju jendela menikmati malam yang penuh dengan bintang yang indah.Meskipun,rasanya untuk sekedar berdiri saja sudah sangat susah.
Hei bintang kecilku.
Kau tau bintang?
Tanpamu malam tak berarti.
Seakan kamu lah yang mempercantik diriku yang sangat buruk ini.
Aku akan hampa tanpa dirimu,
Karena aku hanya langit yang penuh dengan kegelapan.
Meski sinarmu tak secerah matahari,tak pula seindah rembulan,dimataku kamu begitu sempurna.(Langit)
•••
Setelah lama bekerja Arfan akhirnya membesuk Rafael kembali namun,entah kenapa hari ini bukan terasa senang melainkan terasa perih.Rafael sejujurnya sangat ingin memaafkan bokapnya tapi,hati ini justru berkata lain,ia menolak semua itu.
YOU ARE READING
Uncertainty of feelings
Teen Fiction[#1 teenfiction]Ketika sebuah sandiwara sudah dimainkan dan kamu tidak bisa membedakannya. Apakah cinta masih berarti bagimu? Ketika oksigenmu seakan telah hilang, apakah kamu masih bisa bernapas tanpa merasa sesak? Ketika pikiranmu terus melayang d...