"Ada yang berbeda denganku pagi ini. Ada semangat yang terselip dalam jiwaku mengingat aktivitas hari ini akan mempertemukanku dengan Sam. Bukan sebab apa, hanya saja kejadian kemarin tak bisa lepas dari ingatanku semalaman tadi, hingga aku tak bisa menikmati tidurku.
Ada apa ini? Sudah terlalu lama rasanya aku tidak merasakan perasaan yang sulit sekali didefinisikan.
Sam, sejak hari pertama kita bertemu, sesuatu yang salah terjadi padaku.
Aku terus meyakinkan hatiku bahwa ini bukanlah perasaan yang dinamakan cinta".Aku berhenti pada sebuah kalimat dan tak lagi melanjutkan tulisanku di buku harian, mengingat waktu yang semakin berjalan. Aku bersiap untuk menuju ke sekolah. Dengan membawa blezer Sam di tanganku. Semoga saja dia tidak kena omelan karena tidak memakai almamater itu. Kalau saja sampai terjadi, pasti aku merasa sangat bersalah karena bagaimanapun juga blezer itu ada ditanganku sekarang.
***
"Saya akan memaafkanmu kali ini Sam, besok tidak lagi, kamu harus pakai almamater itu, kamu berperan penting disini"
Aku bergegas ke lapangan, berdiri dibalik pohon tanpa sepengetahuan mereka, menyaksikan Senior itu memarahi Sam.
"Sam ini salahku. Ayo jelaskan, kenapa diam saja?" Aku berbicara sendiri, tak terima Sam dimarahi oleh senior itu.
Akhirnya senior itu pergi meninggalkan Sam. Aku segera menghampirinya.
"Kak? Kamu kenapa gak bilang kalau ini semua salah aku? Gimanapun juga kamu dimarahi karena aku sekarang"
"Gak apa apa key, kamu gak salah kok."
"Aku minta maaf kak, gara-gara aku, kakak jadi kena marah"
"Hey, itu bukan kesalahanmu, walaupun dimarahi, saya masih baik-baik saja kan?"
Tanpa menghiraukan perkataannya, aku segera mengembalikan blezer itu.
"Ini kak, terimakasih banyak"
"Kok jadi wangi? Kamu kasih parfum apa disini?"
"Enggak, orang aku cuma cuci biasa aja"
"Kamu gak bisa bohong sama saya key, ini parfum kamu, karena sejak kemarin blezer saya gak terlalu wangi, padahal dipakainya baru satu hari"
Sial. Ketahuan.
"Mm. Aku masuk duluan ya kaaak sebentar lagi bel"
Aku berlari menuju kelas, daripada aku berlama-lama dengan perasaan malu, lebih baik ke kelas.
***
Seperti hari kemarin, hari ini pun aku mengikuti materi bimbingan dari senior, maupun Guru. Hingga pada jam istirahat, aku keluar dengan Yasmin, hanya sekedar mengobrol biasa saja.
Aku menempati kursi yang kebetulan kosong. Tapi, mataku tak bisa berhenti melihat ke sekelilingku, aku mencarinya sampai...
"Key?! Lo lagi nyari siapa sih?"
Ah, lagi lagi suara Yasmin mengagetkanku. Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum, pertanda bahwa aku sedang tidak mencari siapa-siapa. Namun, tatapan mataku sepertinya tidak bisa dibohongi.
"Lo lagi nyari kak Sam ya?"
"Hmm. Kemana ya dia? Kok tumben gak ke kantin"
"Mungkin dia lagi ada urusan sama organisasi nya key"
Jawaban Yasmin cukup menenangkanku.
Akhirnya kami kembali ke kelas karena sebentar lagi masuk. Dijalan, aku sibuk menebak-nebak dimana dia berada. Kalaupun lagi ada urusan sama organisasinya, kenapa senior yang lain terlihat tenang-tenang saja, tidak ada yang menunjukan bahwa ada hal penting yang harus diselesaikan.Hingga akhirnya, aku tak bisa fokus mendengarkan materi. Aku hanya memikirkan Sam. Karena saat ini, pendamping kelasku hanya kak Julian dan kak Mayang saja.
Suara bel terdengar, tandanya sudah menunjukan waktu pulang. Aku pulang sendirian hari ini, berbeda dengan kemarin yang ditemani Sam.
Lagi lagi. Gerimis itu datang kembali. Ah ayolah, hujan jangan dulu turun, aku takut tidak ada lagi yang menyelamatkanku dari hujan, karena saat ini, Sam tidak disampingku.
Aku menunggu bus di halte, hingga akhirnya ada bus yang berhenti tepat di depanku.Namun sebelum menaiki bus. Lagi lagi mataku melihat ke sekeliling, berharap pencarianku kali ini berbuah manis. Namun nihil, aku tak juga melihat Sam disini. Hujan begitu deras turun saat aku sedang dalam perjalanan pulang. Aku duduk sendirian disini.
Sam, kamu dimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI
Teen FictionMeski di penghujung waktu, aku harus mengikhlaskanmu untuk tak lagi kumiliki.