"Key? Lo sekolah kan? Gue jemput ya"
"Ga lama ya"
"Siap bos"
Notifikasi Line dari Kevin setiap pagi rasanya sudah menjadi kebiasaan untukku. Bukan sebab apa, hanya saja kita menjadi lebih akrab sejak kemarin. Setidaknya, aku tak lagi merasa sepi disini.
Hari ini awal memasuki bulan September. Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini sepertinya tak ada yang istimewa di hari ulang tahunku.
"Yaaap. Sudah sampai" Kevin melepaskan helmnya dan langsung membukakan helm di kepalaku.
Pemandangan seperti itu sudah tak asing lagi bagiku. Belakangan ini, aku dan Kevin menjadi lebih dekat dari seorang teman. Ya. Kami bersahabat. Tak ada kata lain yang bisa mendefinisikan kedekatan kami."Key, lo masuk ke kelas duluan ya. Gue mau ke parkiran bentar"
Kevin selalu memarkirkan motornya dibarisan paling belakang, katanya biar bisa cepat keluar. Ada-ada saja.
Akhirnya aku berjalan menuju kelas sendirian.
Tak ada hari yang terlewatkan tanpa memikirkan Sam.
Sam, aku menyesal sekali. Sangat menyesal. Coba saja aku tidak pergi ke kelas duluan, mungkin aku bisa berlama-lama ngobrol sama kamu. Ah aku malu sekali Sam, karena aku ketahuan menambahkan parfum di blezer kamu, tapi saat itu juga aku bisa liat kamu senyum lagi. Sekarang, aku gak tahu kamu dimana bahkan mungkin aku gak akan liat kamu senyum lagi."Daarrr" Kevin memegang pundakku.
"Lo tu yaa. Ga ada kerjaan lain apa selain ngagetin gue"
"Bengong mulu lo, mikirin apaan si Key?"
Deg. Pertanyaan itu. Aku bingung harus jawab apa. Pembaca, tolong kasih tahu aku, aku harus ngasih tau Kevin atau engga? Jangan, Kevin gak boleh tau soal ini.
"Enggak, orang gue ga lagi mikir apa-apa"
"Bentar deh key, kok muka lo pucet gitu sih? Lo belum sarapan ya?"
Benarkah? Astaga, aku lupa, sejak kemarin, aku belum makan nasi.
"Gak apa-apa, gue baik-baik aja"
Kemudian, semuanya gelap.
***
Aku membuka mata perlahan. Kepalaku sedikit pusing.
"Key? Lo udah sadar?" Kevin menanyakan dengan muka yang cemas sekali.
"Emang gue kenapa? Loh gue dimana?"
"Lo tadi pingsan Key, lo di UKS sekarang. Lagian lo kalau sakit kenapa gak bilang sih sama gue, kenapa harus sekolah, kalau lo dirumah kan lo bisa istirahat. Lo belum makan ya? Makan dulu yuk, gue udah beli bubur di ibu kantin tadi, lo makan yaa"
"Engga, gue masih kenyang"
"Lo makan apaan sih sampe kenyang segala, lo belum sarapan kan?"
"Vin? Lo gak masuk kelas?"
"Gimana gue mau masuk kelas, yang jagain lo di UKS siapa?"
"Mending lo masuk kelas deh Vin"
"Engga, gue mau tetep nemenin lo disini, ini (sambil memegang mangkuk berisi bubur) lo makan ya, biar gue suapin"
Kemudian tiba tiba pintu UKS terbuka. Dengan wajahnya yang cemas, Yasmin menghampiriku dengan berteriak.
"KEYSHAAAA. Lo kenapa sih bisa pingsan segala"
"Engga, gue gak apa-apaa kook"
"Ahelah lo sih diajak makan aja susah sama gue"
"Yasmin, mending lo ke kelas aja deh, ini kan jam masuk"
"Iya nih, gue belum ngerjain PR, tapi lo gak apa-apa kan Key kalau gue tinggal?"
"Iya gue gak apa-apa ko"
"Vin, jagain Key ya. Awas kalau dia sampe kenapa-kenapa" Yasmin memerintahkan Kevin dengan nada sedikit memaksa.
Akhirnya Yasmin pergi ke kelas.
"Vin, kayanya gue mau pulang aja deh, gue gak betah disini. Gue mau ketemu sama mama"
"Lo mau pulang? Oke gue anter ya"
"Jangan, lo kan harus belajar"
"Nanti biar gue izin nganterin lo balik Key, kalau lo pulang sendiri, gue takut ada apa-apa dijalan. Gak apa-apa ya? Gue nemenin lo sehari ini aja"
***
Aku berada di rumah sakit sekarang. Demam ku tinggi sekali. Dokter bilang aku harus dirawat selama beberapa hari.
Dan seharian ini Kevin masih tetap berada disampingku. Dari mulai aku pingsan tadi, di UKS, dirumah, bahkan diruangan ini pun Kevin masih menemaniku.
Lihatlah, betapa lucunya dia. Tidur dengan posisi duduk dan meletakan kepalanya disampingku sambil tangannya menggenggam tanganku.
Vin gue minta maaf ya beberapa akhir ini lo udah dibikin kerepotan sama gue.
Aku mencoba meraih tangannya.
Dan Kevin terbangun dari tidurnya
"Key, Key, lo udah bangun?"
Aku tersenyum tanpa menjawab pertanyaannya.
"Lo mau apa? Makan?"
Aku menggelengkan kepala.
Sambil memegang pipiku, Kevin bertanya lagi.
"Terus lo mau apa?"
"Gue mau lo tetep disini"
"Iya. Gue bakalan nemenin lo disini Key"
***
Hari ke 2 di rumah sakit
Pagi ini aku terbangun tanpa ada satu orang pun yang berada diruangan ini selain aku.
Mama sudah pulang ke rumah sekitar jam 5 subuh tadi, katanya dia mau mengambil baju-baju ku.
Dan Kevin, dia harus pulang karena dia belum mengganti baju seragamnya.
Aku melihat ke sekeliling. Namun mataku tertuju pada bingkisan yang ada di atas meja. Apa itu? Aku baru melihatnya.
Sebuah buket bunga, dan buah-buahan. Aku mencoba meraihnya. Aku mendapati surat di dalam bunga itu.
Surat itu bertuliskan :"Lekas Sembuh Tuan Putri"
Siapa ini? Tak ada nama pengirimnya. Atau mungkin ini kerjaan Kevin?
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI
Teen FictionMeski di penghujung waktu, aku harus mengikhlaskanmu untuk tak lagi kumiliki.