Sudah 1 minggu aku berbaring diruangan ini. Mumet sekali rasanya. Oh iya, aku belum cerita ya? Selama aku dirawat disini setiap pagi aku selalu mendapati buket bunga, buah-buahan, coklat dan baru-baru ini bingkisan tersebut berisikan novel.
Selalu ada pesan-pesan menarik yang membuatku ingin sekali membacanya.
Kalau pembaca penasaran sama isi suratnya, kira-kira begini :
Surat hari kedua :
"Lekas Sembuh Tuan Putri"Surat hari ketiga :
"Semoga Coklat bisa membantumu pulih ya"Surat hari keempat :
"Kiriman bunga mawar biru ini untuk kamu, kamu suka warna biru kan?"Surat hari kelima:
"Key, jangan sakit lagi ya"Surat hari keenam:
"Bagaimana rasanya berbaring di rumah sakit? Pasti bosan ya? Sudah disiapkan beberapa buku untuk mengusir rasa bosanmu, dibaca ya"Surat hari ketujuh :
"Rasanya menyesal sekali mengapa tak ada disana dan membuatkanmu secangkir teh hangat, dan menemanimu beristirahat"Aneh. Setiap kali aku tanyakan kepada Suster, mamah, mereka selalu bilang gak tahu. Ini jelas bukan dari Kevin. Karena waktu itu, Kevin masuk ke ruanganku dan dia bertanya "ini bunga dari siapa Key?" Kupikir Kevin yang meletakan bunga dan bingkisan itu diatas meja.
"Dari teman kelasku" maaf, aku terpaksa berbohong.
***
Hari ini dokter sudah membolehkan aku untuk pulang. Senang sekali rasanya bisa kembali ke rumah.
Aku bersiap diri, merapihkan segala perlengkapanku untuk dibawa pulang. Dan lagi, aku ditemani oleh Kevin. Dia tak pernah absen menemaniku di rumah sakit, walaupun pada jam-jam pulang sekolah. Tak apa, itu lebih baik.
Dengan menduduki kursi roda, kevin mendorongku menuju mobil miliknya. Diikuti mama dari belakang. Oh iya, beberapa hari ini aku harus memakai kursi roda, badanku masih sedikit agak lemas.
Aku sampai dirumah. Kevin mengantarkan sampai depan pintu. Dia tidak bisa menemaniku hari ini, ada urusan yang harus dia kerjakan katanya. Tak apa, biarkan Kevin beristirahat. Kasihan akhir-akhir ini dia selalu tidur larut untuk menemaniku.
Sebenarnya, aku menyadarinya sejak lama, aku menyadari bahwa perhatian dari Kevin bukan semata hanya sekedar sahabat. Namun aku pura-pura tak menyadarinya. Kufikir itu lebih baik untuk menjaga hubunganku dengan Kevin.
Kebaikan yang Kevin berikan selama ini, nyatanya tak berhasil membuatku jatuh hati. Aku terlalu takut untuk menerima orang lain masuk ke hatiku. Tahu kan alasannya kenapa?
Semesta baik sekali. Sudah mengirimkan sosok Kevin untuk menemaniku. Namun kehadiran Kevin tak pernah berhasil menggantikan sosok Sam.
Sam adalah manusia paling membingungkan yang pernah aku temui. Aku dan Sam hanyalah sebuah kumpulan hal yang penuh tanda tanya. Menyedihkan memang, namun itu kenyataannya. Masih banyak teka-teki yang tertinggal dari cerita tentang kepergianmu Sam. Adakah yang lebih menyedihkan dari menyimpan seluruh perasaan sendirian?
***
Aku berada di kamarku sekarang. Senang sekali bisa berbaring disini. Baru saja aku memejamkan mata, namun tiba-tiba ponselku berdering.
1 pesan masuk diterima
"Keluarlah, ada kiriman untukmu"
Sebuah pesan singkat dari nomor yang tak di kenal. Tanpa fikir panjang, aku langsung ke depan rumah untuk membuktikannya. Dan benar saja.
"Dengan mbak Keysha Septari? Ini mbak ada kiriman tolong di tanda tangani ya" sambil memberikan sebuah kotak kepadaku.
"Maaf mas, ini dari siapa ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERGI
Teen FictionMeski di penghujung waktu, aku harus mengikhlaskanmu untuk tak lagi kumiliki.