Penantian

790 33 0
                                    

Sudah enam bulan setelah peristiwa itu terjadi, dimana aku dibuat kebingungan dengan pesan teks masuk yang misterius, kejutan-kejutan, juga beberapa barang yang masih menimbulkan pertanyaan.
Sudah aku coba menghubunginya beberapa kali, namun nomornya selalu tidak bisa dihubungi.

Tentang aku dan Sam, kalau di hitung-hitung sudah hampir setahun aku menunggu kehadiran Sam, meskipun aku tahu, itu mustahil. Tapi setidaknya, menunggu adalah satu-satunya hal yang masih bisa aku lakukan.

Padahal jika di pikir-pikir, jatuh cinta dengan senior adalah hal yang sudah biasa, sudah banyak di alami, sudah sering aku temui disetiap sekolah-sekolah, apalagi di SMA. Tapi kebanyakan dari cerita-cerita itu aku belum pernah menemui kasus yang sama sepertiku. Dengan mudahnya mereka jatuh cinta, bertepuk sebelah tangan, move on, dapat pengganti, bahagia, kemudian selesai. Semudah itu. Tapi coba perhatikan kisahku. Sudah jatuh cinta, dibuat bingung, dibuat nunggu, dan gak tau akhir ceritanya seperti apa.

Jika pembaca ingin tahu sebesar apa rasaku pada Sam, sampai-sampai aku rela menunggunya selama ini. Itu semua akan aku jawab di akhir ceritaku. Entah harus sejauh mana aku menulis tentangnya, yang jelas, aku ingin semua ini segera selesai. Aku ingin segera tahu hasil dari penantianku selama ini, aku ingin tahu alasan kepergian Sam, aku ingin tahu sebesar apa rasa yang semestinya Sam balas untukku dan aku ingin tahu sejauh mana Semesta mempersilahkan aku untuk menunggu Sam.

Aku berhenti di kalimat ini, melihat pena kertasku yang tak lagi berwarna.

Sam, tidakkah kau lihat? Sudah berapa banyak buku dan pena milikku yang aku habiskan hanya untuk menuliskan kerinduanku padamu, menuliskan kisah kita, menuliskan betapa lelahnya aku menunggu. Hanya sebuah buku harian, aku harap kamu bisa membacanya. Sebab jika bukan lewat tulisan, harus dengan cara apa aku menyapamu?

Doa-doa yang aku panjatkan kepada semesta, rasanya aku belum diberi jawaban atas kisah kita.

Intuisi ku menyuruhku untuk tetap menunggumu. Biarlah ini berjalan semestinya.

Sam, bersediakah kamu aku tunggu?



-Keysha Septari

PERGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang