Hari selanjutnya~
Jessi bener2 jadi gila.
Iyalah. Louis yg udah dianggep sebagai sodara, kakak, tiba-tiba ngungkapin perasaannya di depan umum! Fakk!
Ting!
Ting!LINE
Louis : Jess, gua tunggu di taman jam 10.00 ya:)
Jessi langsung merem dan buang napasnya. Ini masih jam jam 09.00. Tapi deg2annya udah dari kemaren. Bahkan setelah acara makrab.
Jessi terus2an mondar mandir. Kesana kesini. Bolak balik. Maju mundur (gak pake cantik ya).
Anna, Keyla dan Fany nyemangatin Jessi dari chat. Bahkan pas subuh pun, mereka ber3 udah pada koar2 gaje di grup begonya itu.
:")
Tettt. Jam 10.00 am.
-At the park area-
Jessi liat2 sekeliling. Nyari Louis.
Agak lama. Karena tamannya gede + luas + lebar × tinggi. Eh enggak deng. Emang lu kira volume :3
Gak lama, hp Jessi berdering. Louis.
"Udah sampe?" tanya suara dari sebrang sana.
"Udah. Lu di mana?"
"Lu lurus aja. Nanti belok kanan. Gua di deket danau2 itu Jess,"
"Oo situ, oke Lou,"
Beeppppp
Jessi terus nurutin perkataan Louis.
Sesampainyaa~
Jessi liat Louis dari belakang. Dia lagi duduk sambil dengerin musik pake headsetnya. Kepalanya ngangguk2 santai gitu.
Jessi gak tega buat ganggu. Hmmm:"")
"Lou?" Jessi pengang pundak Louis dari belakang.
"Eh, Jess, sini." Louis mempersilahkan Jessi buat ke depan, ke samping Louis.
Jessi deg2an. Nelen ludah dia.
"Duduk aja Jess," usul Louis.
Jessi duduk.
Louis terus ngelepasin heasdetnya.
Diem seketika.
Ada kali 5 menit. Gila. Lama!
"Lou..." Jessi akhirnya mulai pembicaraan karena gak tahan lagi.
Louis natap Jessi.
"Gua..." kaku bego.
Louis diem.
"Gua mau jawab soal..."
"Soal... Soal 2 hari yang lalu tentang jawaban gua ke elu."Akhirnya bisa juga ngomong bener.
Louis cuma senyum.
"Lou?"
Louis natep Jessi dalem.
"Gua sayang sama elu," Jessi gak tau lagi harus ngomong apa sebenernya.
"Lu sayang sama gua, tapi?"
"Tapi gua gak bisa ngasih semuanya ke elu. Termasuk hati gua."
"Dan dengan bodohnya gua nembak elu."
"Lu tau hal itu tapi kenapa elu lakuin?" tanya Jessi.
Louis diem.
"Gua tau, lu sebenernya cuma nyeting ini semua kan?"
"Maksudnya apa ya?"
"Lou, gua gamau ngehancurin persahabatan kita:")"
"Gua sayang,"
"Gua gamau kehilangan elu cuma karena ini," Jessi. "Plis ngertiin gua. Gua takut kehilangan elu."
Louis mau nangis gais!
"Iya gua sayang sama elu Lou,"
"Tapi, tapi gua..""Jess,"
Jessi langsung diem.
"Gua lega bisa ngungkapin perasaan gua yang sesungguhnya ke elu. Bahkan gua udah bisa bayangin lu bakal jawab apa ke gua." ujar Louis. "Gua seneng bisa liat elu setiap harinya. Gua cuma mau tau aja Jess, apa sih arti gua dalam hidup elu?"
Jessi megang tangan Louis.
"Lu berarti Lou. Lu berarti bagi gua,"
Louis cuma senyum kecil.
"Plis Lou, kita ga perlu gini lagi. Oke?"
"Gua boleh meluk elu?"
"Lou?"
Louis terus meluk Jessi erat. Erat banget:"")
"Lou? Gapapa?" tanya Jessi.
Louis cuma bisa diem dan meluk Jessi erat. Dia sebenernya mau nangis gitu. Hatinya serasa dipukul. Dan dia sadar. Dia gak boleh egois dan harus ngalah. Hatinya Jessi cuma milik Jessi. Cuma Jessi yg nentuin. Jessi punya hak untuk memilih & menolak.
30 detik berlalu.
Berasa setahun:")
Louis akhirnya ngelepasin pelukannya. Dia natap Jessi dengan senyum kecil palsu.
"Lu mau pulang?" tanya Louis.
Jessi cuma ngerutin dahinya. "Ha?"
"Yuk," Louis langsung megang tangan Jessi dan mereka jalan berdua menuju mobil Louis yang terparkir cukup jauh.
Louis cuma bisa diem. Mereka masih pegangan tangan.
Jessi bingung. Mau ngomong sesuatu tapi kok rasanya canggung.
Tapi akhirnya~
"Lou?"
Louis natap Jessi.
"Doain gua biar ketrima di univ yang gua inginnya ya," Jessi senyum.
Louis ngangguk. "Pasti,"
Jessi nelen ludahnya. "Klo enggak, gua bakal dideportasi dari sini,"
Louis natap Jessi seketika. Langkahnya berhenti juga.
"Kenapa Lou?"
Louis geleng2 sambil senyum.
"Gua gak bisa bayangin gua udah lulus," tawa Jessi.
Sepanjang perjalanan mereka pun bercerita dengan tawa sedikit. Dan dari sana, Louis menyadari sesuatu. Dia seharusnya bilang apa yang harus dia bilang. Tapi dia takut. Ada ketakutan sendiri.
--
Bersambung~
Dikit yaa? Maaf yaa:"")
Soon next part nya😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ENA NIH? [H.S]
Fanfictionsi goblok emang udah tumbuh besar sekarang. bokep bukan hal biasa untuknya. meski gitu, dia ga suka sama cowok yg sukanya liat bokep. tapi, sekelilingnya tuh udh pada terkena virus 18+. trs yaa, dia sering jatuh cinta. bahkan, dia sempat punya rasa...