Lisa mempersilahkan Jungkook untuk memasuki appartement sederhana yang ia tinggali.
Pemandangan pertama yang Jungkook lihat adalah sebuah ruangan sederhana dengan empat petak didalamnya. Hanya ada dua pintu yang Jungkook yakini sebagai pintu kamar tidur serta pintu toilet.
Sisanya hanya ruang tengah dimana ada sebuah televisi berukuran 21 inch yang menempel didinding, sebuah sofa panjang, dan sebuah meja dihadapannya. Area dapur pun langsung dapat terlihat dengan satu meja makan untuk ukuran dua orang serta dua buah kursi. Peralatan memasaknya pun cukup sederhana, namun lengkap.
Meskipun total ukuran seluruh ruang di appartement Lisa hanya sebesar kamar tidur Jungkook, namun gadis itu sangat merawatnya dengan baik dan rapi hingga terasa sangat nyaman untuk ditinggali.
"Duduklah. Aku akan mengambilkanmu baju ganti."
Jungkook menurut. Ia mendudukkan bokongnya pada sofa panjang yang terasa empuk itu.
Tak lama berselang, Lisa keluar dari kamarnya dengan menggunakan piyama. Ia menyerahkan satu set piyama laki-laki berwarna biru pada Jungkook.
"Pakailah. Ini milik seseorang, tetapi kurasa ukurannya pas ditubuhmu."
Jungkook segera menerimanya dan beranjak menuju kamar mandi.
Lisa langsung melangkahkan kakinya menuju dapur. Ia membuka lemari pendinginnya, hanya tersisa dua kaleng bir serta air mineral disana. Kemudian ia membuka lemari penyimpanan makanannya, dan ternyata hanya tersisa dua bungkus ramyun.
Lisa menghembuskan nafasnya kasar.
Sepertinya ia lupa untuk berbelanja bahan makanan.
Sepuluh menit berlalu, Jungkook keluar dari kamar mandi dengan menggunakan piyama yang diberikan oleh Lisa. Sejenak, Lisa menatap pemuda itu intens, melihat piyama tipis itu yang mencetak jelas pahatan indah didalamnya. Walaupun Jungkook terlihat polos, tapi sepertinya ia rajin berolahraga untuk menjaga bentuk tubuhnya itu.
Lisa berdehem pelan.
"Makanlah. Aku hanya mempunyai ramyun disini."
Jungkook duduk dengan canggung dihadapan Lisa. Mereka mulai menyantap hidangan mie pedas itu dengan khidmat.
"Siapa namamu?" tanya Lisa membuka pembicaraan.
"Jungkook. Jeon Jungkook."
"Berapa usiamu?" tanya Lisa lagi.
"Sembilan belas tahun."
Lisa mengangguk-anggukan kepalanya. Ia memang sudah menduganya sejak awal bahwa pemuda dihadapannya itu memang jauh lebih muda darinya.
"Namaku Lalisa Kim. Kau bisa memanggilku noona, karena aku empat tahun lebih tua darimu." Lisa seakan menjawab pertanyaan yang tidak terucap oleh Jungkook.
Jungkook sempat melongo saat mendengarnya. Pasalnya, gadis dihadapannya itu mempunyai wajah yang imut bak sebuah boneka. Ia pikir, Lisa seumuran dengannya.
"Ngomong-ngomong, dimana rumahmu?" tanya Lisa.
"Di Seoul."
Lisa hampir saja menyemburkan air mineral dimulutnya saat mendengar jawaban dari Jungkook.
"Di Seoul?" ulang Lisa.
Jungkook mengangguk, meng-iya kan pertanyaan Lisa.
"Oh god! Itu sangat jauh dari sini. Membutuhkan waktu hingga dua belas jam dengan perjalanan darat. Itupun kalau kondisi jalan raya tidak macet."
Lagi-lagi Jungkook hanya mengangguk.
"Sepertinya uang tabunganku hanya cukup untuk membeli tiket bis mu saja, boy. Jadi kau harus menahan lapar esok hari." ucap Lisa sambil menarik beberapa lembar uang kertas dari dompetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
my baby boy | lizkook✔
Fanfic[M] Lalisa Kim, gadis berusia 23 tahun yang bekerja sebagai penari Striptis, atau biasa disebut dengan penari erotis. Ia bekerja dengan tarian-tarian seksinya, menghibur para pria hidung belang berdompet tebal disebuah klub besar namun berada dikawa...