👠10

25.8K 2.4K 280
                                    

"Jangan perlakukan aku seperti boneka, seperti apa yang kalian lakukan pada Yoongi hyung dengan menjodohkannya secara paksa dengan Jennie noona!!"

Plak!!

Satu tamparan telak dari Tuan Jeon mendarat tepat dipipi kiri Jungkook, meninggalkan bekas kemerahan disana.

"DIMANA TATA KRAMA MU?! AKU MENDIDIKMU BUKAN UNTUK MENJADI SEORANG PEMBANGKANG, JEON JUNGKOOK!!" sang ayah berbicara dengan lantang.

Jungkook memegangi pipinya yang memerah, namun ia menarik salah satu sudut bibirnya.

"Bahkan aku tak ingat kapan terakhir kali ayah mendidikku."

Jungkook berlalu begitu saja, meninggalkan meja makan.

Nyonya Jeon berusaha menenangkan Tuan Jeon dengan mengelus lembut punggung sang suami yang tengah memijit pelipisnya itu.

Lisa merasakan keadaan yang semakin canggung. Ia lantas berdiri dan membungkuk, kemudian berjalan meninggalkan meja makan, sama seperti Jungkook.

"Seharusnya ayah dan ibu tidak perlu melakukan hal itu." ucap Yoongi dengan nada datarnya. "Jangan adikku. Cukup aku saja yang merasakannya."

Dan Yoongi meninggalkan meja makan --juga.


°°


"Jung.." panggil Lisa saat memasuki kamar Jungkook.

Lelaki tampan itu tengah berdiri menghadap pintu kaca besar antara kamar dan balkonnya yang langsung menyuguhkan pemandangan hijaunya perkebunan dibawah sana.

Jungkook hanya diam sambil menumpu tubuhnya dengan tangan kiri yang ia letakkan dikaca besar itu.

"Kurasa.. Hubungan kita takkan berhasil." lirih Lisa, dan Jungkook masih dapat mendengarnya.

Keluarga Jungkook adalah keluarga konglomerat yang paling terpandang seantero negeri ginseng ini. Sangat sulit baginya untuk menembus tembok yang berdiri kokoh itu.

Jungkook berbalik. "Jangan tinggalkan aku." ia melirih dan matanya memerah.

Jantung Lisa berdenyut amat pedih saat melihat setetes cairan bening yang meluncur dari kelopak mata milik kekasihnya itu.

Lisa berjalan menghampiri Jungkook dan memeluknya erat. Ia dapat mendengar isakan kecil dari seorang Jeon Jungkook.

Lelaki itu menangis, tetapi masih berusaha menyembunyikan isakannya, merasakan tekanan demi tekanan yang ditimpakan pada dirinya.

Siapa bilang terlahir dari keluarga kaya dapat menjamin hidupmu akan bahagia?

Mungkin kau bahagia karena semua materi yang kau inginkan dapat terpenuhi. Namun apa kau rela menukarnya dengan seseorang yang kau cintai?

Jika boleh memilih, Jungkook hanya ingin hidup sederhana, tenang, dan bahagia bersama Lisa. Hanya itu.

"Kumohon jangan pergi." isak Jungkook.

Lagi-lagi Lisa merasakan jantungnya tersayat oleh ribuan belati. Ini pertama kali dalam hidupnya melihat seorang pria menangis untuknya.

"Ini terasa sangat sulit, Jung."

Dan air mata pun lolos dari mata bulat Lisa. Meratapi kisah cintanya yang selalu berjalan dengan menyedihkan.

Jungkook melepas pelukannya. Ia memegang kedua bahu Lisa, menatap mata sang gadis. Ia tidak peduli lagi walaupun saat ini Lisa dapat melihat wajahnya yang memerah dan basah oleh air matanya sendiri.

"Berjuanglah bersamaku. Aku yakin kita dapat melewati segalanya. Bahkan kalau perlu, aku akan meninggalkan rumah ini dan hidup denganmu, sayang." Jungkook berucap dengan suara seraknya, berusaha meyakinkan Lisa.

Lisa menggeleng pelan. Air matanya semakin mengalir deras.

"Tidak, Jung. Kau tidak boleh seperti itu." Lisa terisak. "Kau harus menuruti perintah orangtuamu."

"Dan membiarkanmu pergi begitu saja, serta membiarkan aku menikah dengan gadis yang tidak kukenal itu?" Jungkook bertanya sarkartis.

Lisa bingung harus menjawab apa. Ia memang mencintai Jungkook. Namun yang ia temukan sekarang hanyalah jalan buntu yang tertutup oleh benteng besar. Seolah ia hanya mempunyai satu pilihan, --putar balik dan pergi.

"Kau mencintaiku 'kan?" tanya Jungkook.

Lisa mengangguk pelan.

"Kalau begitu mari kita berjuang bersama. Kau harus ingat bahwa aku sangat mencintaimu, noona. Dan aku akan melakukan segala cara agar kita dapat hidup bersama. Aku janji."

Jungkook berucap pasti. Sorot matanya menyiratkan keyakinan dan membuat Lisa percaya, bahwa Jungkook akan menepati janjinya itu.

Lisa tersenyum tipis saat bibir Jungkook mulai menyentuh bibirnya, menghantarkan rasa cinta yang teramat dalam.

Jungkook mencium bibir Lisa penuh kasih, menggambarkan perasaannya yang teramat memuja pada gadis yang berstatus sebagai kekasihnya itu.

Dan tidak menyadari akan kehadiran seseorang yang tengah menatap mereka dengan mata yang memanas, juga tangan yang mengepal kuat.

"Ayo pulang, oppa." Jennie menyentuh tangan Yoongi yang memang sedari tadi berdiri diambang pintu kamar Jungkook yang terbuka.

Yoongi menghempaskan tangan Jennie kasar, seolah tak ingin merasakan sedikitpun sentuhan yang diberikan oleh sang istri.

"Kau pulang duluan saja. Aku masih ingin disini." ucap Yoongi dengan nada dinginnya dan berjalan pergi.

Jennie menatapnya sedih. Kini ia tahu hal apa yang menyebabkan Yoongi masih mengabaikan kehadirannya walaupun sudah sekitar setahun lamanya mereka membina rumah tangga bersama.


°°


Yoongi pulang larut malam saat memasuki kediamannya sendiri.

"Oppa, mengapa kau baru pulang?" tanya Jennie. Raut wajahnya menggambarkan kekhawatiran sambil berjalan mengekori Yoongi.

"Apa pedulimu?" Yoongi bertanya dengan cuek.

"Aku istrimu. Wajar saja jika aku mengkhawatirkanmu."

Yoongi menghentikan langkahnya. Ia tersenyum remeh pada Jennie.

"Seharusnya kau mengasihani dirimu sendiri, Kim Jennie. Karena sampai kapanpun, aku takkan pernah MENCINTAIMU." ucap Yoongi yang menekankan kata terakhirnya.

Tubuh Jennie bergetar dan matanya berkaca-kaca, mendengar kalimat yang dilontarkan Yoongi untuk kesekian kalinya.

"Apa gadis yang sering kau sebut dalam tidurmu itu adalah Lisa?" tanya Jennie dan berhasil menghentikan langkah Yoongi yang baru lima langkah berjalan didepannya itu.

Yoongi memang sering menyebut 'My Lalice' didalam tidurnya.

Dan semua pertanyaan Jennie yang tak pernah terucap, kini telah berhasil dipecahkannya.

Sejak awal bertemu dengan Lisa, Jennie sudah menangkap sorot yang berbeda di mata Yoongi saat tengah memandang gadis bersurai oranye itu. Pandangan yang menyiratkan cinta dan sakit disaat yang bersamaan.

"Syukurlah kalau kau mengetahuinya." ucap Yoongi tanpa berbalik.

"Dan sampai kapanpun, kau takkan pernah bisa menggantikan posisinya dihatiku."

°°






Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
my baby boy | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang