Kiara POV:
"Ibu, aku ingin sosisnya lagi.."
"Hahaha.. Dia sangat manis ya sayang"
"Tentu saja, kurasa kau juga seperti ini saat masih kecil"
"Aku bahkan lebih berantakan dari dia saat makan haha... Bisa kau bayangkan pasti mukaku sangat jelek saat makan seperti ini dulu"
"Ah tidak, istriku ini selalu cantik kok"
"Alah kau ini, sudah cepat habiskan makananmu"
Aku sudah benar-benar muak! Rasanya aku ingin muntah mendengar percakapan bullshit tadi. Bisa-bisanya mereka bersikap manis seperti itu sementara berubah 100 persen ketika mereka berbicara dengan ku.
Sungguh aku merindukan ibuku. Kenapa ibu pergi terlalu cepat? Kalau saja ibu ada disini, sudah pasti Jimin oppa tidak akan melarikan diri dari rumah. Ayah juga tidak akan menikahi perempuan jalang ini.
Apakah masuk akal jika seorang lelaki menikah lagi sementara istrinya baru meninggal beberapa hari yang lalu? Apa lagi jika bukan ayahku yg berselingkuh terlebih dahulu? Bahkan pada saat itu acara pemakaman ibu belum selesai. Rasanya ingin aku cincang isi perut wanita itu.
Aku bahkan tidak pernah memanggilnya ibu. Begitu juga dengan anak kecil berumur 4 tahun yg sedang duduk di kursi meja makan di sebelah ayahku. Dia adalah anak ayahku yg ke-3. Melihat mukanya saja aku sudah tidak nafsu makan.
Ingin sekali aku pergi dari rumah ini menyusul Jimin oppa. Tapi aku masih menunggu waktu yang tepat.
Aku letakkan sendok dan garpu yg dari tadi hanya kugunakan untuk mengacak-ngacak nasi di piringku tanpa kumakan sama sekali.
Setelah itu aku langsung beranjak pergi masuk ke kamar ku. Tenang saja.. mereka tidak akan marah jika aku tidak menghabiskan makanan ku. Bahkan jika aku tidak keluar dari kamarku selama satu minggu juga mereka tidak akan sadar.
Mereka menganggapku seperti hantu yang tak terlihat. Hanya bibi Ahn lah yang peduli padaku. Bahkan dia menangis saat tahu Jimin oppa melarikan diri dari neraka ini.
Yaps! Rumah ini terasa seperti neraka bagiku semenjak ibu meninggal. Perempuan itu selalu berlagak menguasai rumah yang sama sekali bukan miliknya ini HAHA... itu sangat lucu!
Terlihat sekali bahwa ia hanya ingin memakan harta ayahku yang menggunung ini. kerjanya hanya pulang pergi ke mall setiap harinya. Dia bahkan melarang ayahku untuk memberiku uang jajan. Sungguh HEBAT!!
Aku bahkan harus bekerja sebagai photographer di suatu perusahaan agar aku bisa memiliki uang jajan. Jadi, semua barang yang kumiliki sekarang ini seperti handphone, kartu kredit, pakaian, dll, itu murni dari hasil kerja keras ku sendiri.
Aku merebahkan diri di atas kasurku dan menatap langit-langit kamarku yg telah dihiasi dengan hiasan bintang-bintang glow in the dark. Aish! Aku sangat mencintai kamarku ini. Bahkan aku lebih mencintai kamarku daripada ayahku sendiri HAHA..
'Tok! Tok! Tok!'
Aku segera bangun dan membukakan pintu.
Bibi Ahn sudah berdiri dengan senampan nasi goreng dan susu di tangan nya. Ia masuk dan menaruh makanan itu di atas meja belajar ku.
"Bibi tahu kau tadi tidak memakan makananmu. Jadi, Bibi buatkan yang baru." Ucapnya dengan lembut. Sudah kubilang bukan bahwa dia sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri?
"Aish.. seharusnya tidak perlu Bibi Ahn, aku sudah makan beberapa suap tadi"
"Alah kau ini, Bibi sudah merawatmu sejak kau lahir. Jadi jangan berbohong karna Bibi tahu semua tentang mu haha.. Habiskanlah makanannya, besok kau ada ulangan akhir semester kan? Kau harus makan jika mau fokus belajar"
![](https://img.wattpad.com/cover/128434362-288-k51475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA - Jeon Jungkook
FanfictionLagi. Mimpi ini lagi. Ini tidak benar-benar terjadi tapi mimpi ini membuatku marasa bahwa semuanya nyata. Aku merasa seakan masih di tengah mimpi itu bahkan setelah terbangun. Itu juga membuatku merasa seakan pagi tak akan pernah datang. Itu benar-b...