(Voment jusseyo.)
...
Aku keluar kelas dan menemukan Jungkook sudah bersender di tiang depan kelas ku. Apa yg dia lakukan? Aku bahkan tidak memberitahunya aku pulang jam berapa.
Aku memasukkan tanganku kedalam jaket berbuluku dan berjalan mendekatinya.
"Apa yg kau lakukan? Aku kan tidak..-"
"Hai." Dia memotong ucapanku.
"Tidak bisakah kau membiarkan ku..-"
"Ayo kita pulang." Dia berjalan mendahuluiku menuju parkiran.
"YA! Jeon Jungkook!" aku berlari mengejarnya.
Aku menyamakan langkahku dengan nya dgn nafas yang terengah-engah.
Ku akui saja, dia terlihat sangat tampan dgn jaket tebal selutut dan jeans hitam. Oh ya! Jgn lupakan kaca mata hitamnya.
"kau tahu, kau tidak boleh meneriaki namaku dgn kencang di tempat ramai." Bisiknya di telingaku.
"Kenapa?"
"Ah! Lupakan. Kau akan mengetahuinya nanti."
Aku dan Jungkook masuk ke mobil.
"Saljunya semakin banyak" Jungkook menutup atap mobilnya.
Tapi sebelumnya, aku melihat ada yg ganjil.
YA! Tanganku bergetar saat aku menyadarinya.
"J-Jungkook, kita harus bergegas."
"Ada apa?" Jungkook melajukan mobilnya dgn kecepatan penuh.
Aku melihat ke belakang. Sial! Mereka masih mengikutiku.
"Apa yg terjadi?" Jungkook memegang tanganku yg masih bergetar.
"Itu." Aku menunjuk kaca spion dan Jungkook melihat apa yg sebenarnya aku tunjuk.
"YA! Apa dia mengikuti kita? Apa yg mereka inginkan?"
"Aku."
"Kau? Apa maksudmu?"
"Mereka meninginkan ku. Mereka ingin menculikku. Mereka suruhan seserang yang sangat jahat."
Ya. Seseorang itu adalah ayahku. Ayah kandungku sendiri.
Aku belum mau menceritakan latar belakangku yg sebenarnya pada Jungkook. Dia masih orang asing bagiku.
"Tenanglah."
"Kau tidak mengerti Jungkook. Aku bisa mati kapan saja kau tahu!"
"Dengar, kau akan baik-baik saja"
"Bagaimana kau bisa tahu aku akan baik-baik saja? Berikan aku alasan."
"Karena kau bersamaku."
...
'Sluuuurrrp..'
Aku menyeruput kopi panas yg tadi ku pesan.
"Mengapa mereka mengikutimu?"
"..."
"Sebenarnya mereka siapa?"
"..."
"Siapa seseorang yang jahat itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA - Jeon Jungkook
FanfictionLagi. Mimpi ini lagi. Ini tidak benar-benar terjadi tapi mimpi ini membuatku marasa bahwa semuanya nyata. Aku merasa seakan masih di tengah mimpi itu bahkan setelah terbangun. Itu juga membuatku merasa seakan pagi tak akan pernah datang. Itu benar-b...
