(Voment Jusseyo.)
...
"Lepaskan!" Lelaki ini gila. Dia menyeretku hingga ke parkiran dgn menarik pergelangan tanganku tanpa ada kesan lembut sedikitpun.
"Kau pikir apa yg kau lakukan hah?!" Bentakku lagi.
"Kau harus ikut aku, kita harus merencanakan tanggal pernikahan kita bersama keluargamu sayang." Ingin kumuntahkan isi perutku di dpn mukanya sekarang juga.
"Aku tidak akan pernah mengikutimu! Kita bahkan tidak saling kenal!" Tentu, ini baru kali kedua aku bertemu dgn Vernon. Pertemuan pertama saat ia masih berstatus pacar sahabatku, Minjae.
"Kita mungkin tidak saling kenal. Tapi ayahku berhubungan baik dgn ayahmu sehingga sekarang kita terikat dalam perjodohan ini." Dia terus memerkan senyum yg tampak mengejekku.
Aku berdengus kesal. "Cih, Aku bahkan tidak merasa punya ayah." Sampai kapan pun aku tidak mau menikah dgn lelaki seperti dia. Memperlakukanku dgn baik saja tidak.
Pergelangan tanganku sudah lepas dari genggamannya sehingga aku berpikir aku bisa kabur sekarang. Baru saja berbalik langkahku lagi-lagi berhenti. Vernon menarikku lagi dan memaksaku masuk ke mobilnya.
"Aku telah meminta dgn baik. Tapi kau yg meminta ku untuk melakukan ini. Cepat masuk!" Bentaknya membuatku sedikit ciut. Tenang hanya sedikit. Aku bersikeras untuk tetap kokoh dan tetap pada posisiku.
Tapi tarikannya semakin kencang. Aku goyah. Tentu tenagaku tidak seberapa dibandingkan badan besar Vernon. Aku terhuyung dan ya! Usahanya menarikku berhasil. Vernon menang.
Disaat pertahananku sudah hancur seseorang menarikku kembali, membawaku ke dalam dekapannya. Aku terisak, dengan sigap dia merengkuhku dan mengusap rambutku pelan, "Maafkan aku datang terlambat." Ucapnya. "Sssst, jangan menangis, aku disini." Bisiknya menenangkanku.
"Ah, teman lamaku, Jeon Jungkook." Ucapnya dgn nada meremehkan, "Akhirnya kita bertemu kembali." Lanjutnya seraya melangkah mendekat.
"Jangan mendekat!" Jungkook tidak berhenti mengusap rambutku, menyalurkan kehangatan lewat setiap sentuhannya, menenangkanku yg masih terisak di dada bidangnya.
"Oh, sudah kuduga akan datang pahlawan kesiangan." Vernon kembali melangkah mendekat sementara Jungkook mempererat dekapannya dan memilih menjauh, "Bukankah sudah kubilang untuk tidak mendekat? Beraninya kau!"
"Kau tidak pernah berubah Jeon. Tetap misterius, sama seperti dulu. Sebenarnya apa hubungan mu dengan gadis polos ini?"
"Dia milikku."
...
Jungkook menangkup pipiku, mengusap air mataku dgn ibu jarinya dan tersenyum selebar mungkin.
"Jangan menangis. Dalam situasi apapun kumohon jangan menangis. Setiap tetes terlalu berharga."
"Tidak Jungkook. Tidak ada yg berharga. Aku bahkan membenci diriku sendiri. Aku benci pada semua kenyataan yg menimpa diriku."
"Setiap hal yg ada di tubuhmu sangat berharga bagiku. Walaupun dalam siksaan dan sakit, itu tetap saja berharga. Jadi, berhentilah menangis." Oh tuhan, Kata-kata itu bahkan terlalu manis untuk diucapkan, membuatku tersenyum seketika.
"Terima kasih Jungkook," dia menatapku menunggu kelanjutannya. "Terima kasih karna sudah datang."
Jungkook mengangguk lalu berkata, "Kau sudah mengetahuinya dari awal, aku mencintaimu dan aku akan bertanggung jawab atas perasaanku. Aku akan menjagamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA - Jeon Jungkook
ФанфикLagi. Mimpi ini lagi. Ini tidak benar-benar terjadi tapi mimpi ini membuatku marasa bahwa semuanya nyata. Aku merasa seakan masih di tengah mimpi itu bahkan setelah terbangun. Itu juga membuatku merasa seakan pagi tak akan pernah datang. Itu benar-b...