16 - Telur Gulung

2K 160 0
                                    

(Voment Jusseyo.)

...

"Namanya Hansol Vernon Choi, anak dari pemilik perusahaan CN-Group, perusahaan softwere terbesar di Korea. Memangnya kau ada masalah apa dengannya? Dia cukup berbahaya."

CN Group?

Menyadari keberadaanku, Jungkook menoleh ke belakang, "Ah, kau sudah selesai. Kemari...." Jungkook menepuk-nepuk sisa sofa kosong di sebelahnya.

Aku meletakkan minuman yang kubawa di atas meja, "Sebaiknya aku pulang, kalian lanjutkan saja mengobrolnya."

Jungkook menarik tanganku, "Duduk, hal ini berkaitan denganmu."

Seokjin dan Taehyung seketika menoleh, "Berkaitan dengannya? Kiara?" Tanya Taehyung.

"Baiklah, biar aku jelaskan...." Seokjin dan Taehyung membenarkan posisi duduknya tanda antusias.

Jungkook menarik nafas panjang, "Orang bernama Vernon adalah seseorang yang dijodohkan dengan Kiara."

"Dijodohkan? Apa orang tuamu gila? Dia benar-benar bukan orang yang baik." Ucap Seokjin.

Aku memutar bola mataku malas, "Ayahku mamang psikopat gila."

"Psikopat?"

"Hm... Dia sungguh tidak menyayangiku."

"Bagaimana dengan ibumu?"

"Aku tidak punya ibu. Ibuku sudah meninggal."

"Ah, maafkan aku." Ucap Seokjin.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Jungkook.

Taehyung terlihat berpikir, "Hmm.... Kita ikuti saja dulu alurnya. Jika dia bertindak lebih, baru kita habisi."

"Benar, untuk saat ini aku akan mencari tahu semua tentang Vernon lebih dalam lagi. Itu akan lebih baik daripada menyerang secara langsung." Kata Seokjin.

Aku mengerlingkan pandangan, menatap manik mereka satu-persatu. "A-apa kalian yakin akan membantuku? Ayahku bukan orang yang mudah." Ucapku ragu-ragu.

"Oh, ayolah Kiara.... Teman Jungkook adalah teman kami juga. Kami akan tetap membantumu, terlebih sepertinya Jungkook serius tentang perasaannya."

...

Pagi menjelang. Aku terbangun dari tidurku dan mematikan alarm yg sudah kusetel karena aku ada panggilan kerja pagi.

Keadaanku kacau. Apa yang akan terjadi jika aku bertemu Minjae nanti? Oh, ralat. Aku tentu akan bertemu dengannya karena kami berada di studio yang sama.

Aku yakin dia masih belum memaafkanku setelah kejadian kemarin.

Apa yang harus kulakukan? Sekarang aku bukan teman yang baik lagi di matanya. Oh, tuhan. Haruskah aku kehilangan semuanya secara berturut-turut seperti ini? Ini menyiksaku.

Aku bergegas mandi dan bersiap.

Aku terperanjat saat mendapati seseorang tengah duduk santai sambil menikmati kopi dengan televisi menyala di apartment ku. "Kau mengejutkanku bodoh. Apa yang kau lakukan disini?"

"Aku akan mengantarmu."

"Tahu dari mana kalau aku ada panggilan pagi ini?" ucapku seraya berjalan menuju dapur dan membuat beberapa makanan untuk sarapan.

"Aku mengetahui semuanya." Ucapnya diikuti seringaian sombong layaknya seorang raja.

"Ck...." Aku berdecak kesal mendengar jawaban tidak memuaskan yg keluar dari mulutnya. "Aku bisa pergi sendiri." Tolakku atas ajakannya.

MAFIA - Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang