(Voment jusseyo.)
...
"Apa kau tidak berpikir dua kali hah? Kau tahu kan apartment mu itu sekarang sudah menjadi...-"
"Markas mafia." Kupotong ucapannya dengan santai dan kembali menyeruput kopi ku.
"Ya Tuhan, dengan santainya dia menjawab. Itu sangat berbahaya bodoh."
"Tak apa Minjae, aku tidak selemah itu."
"Bagaimana jika kau terluka?" Aku tersenyum mendengarnya.
Dia orang kedua yang sangat memperhatikan ku setelah Bibi Ahn.
"hm, Jangan khawatirkan aku. Aku akan baik-baik saja. Lagi pula tidak ada pilihan lain."
...
Hari sudah semakin sore.
Minjae sudah dijemput pacarnya dan aku sedang berada di pinggir jalan menunggu taksi.
"Stop!" Ucapku saat ada taksi yang melintas.
Aku pun menaikinya.
Tapi, sebelum aku masuk, aku merasa ada yang janggal. Aku menoleh. Ada sebuah mobil sedan hitam.
"Mencurigakan." Gumamku pelan. Sangat pelan.
Aku segera masuk ke dalam taksi dan taksinya pun melaju.
"Kemana tujuan kita nona?" Tanya driver taksi yg kutumpangi ini.
"Sebentar," Aku menoleh kebelakang.
Shit! Mobil itu mengikuti ku.
"Kemanapun! Hindari dulu mobil sedan hitam yang di belakang, lalu akan kuberi tahu tujuan ku nanti. Cepat!"
"Baiklah nona." Driver itu menambah kecepatan taksinya melewati gang-gang sempit hingga akhirnya...
Aku lolos.
Sungguh menegangkan. Aku tahu itu pasti orang suruhan ayah.
"Huah! Syukurlah..." Ucapku lega, "Kalau begitu antarkan aku ke jalan Bangtan no. 7"
Tujuanku adalah rumah Jimin oppa. Aku ingin memberitahunya secara langsung. Sekaligus aku juga ingin menceritakan kejadian tadi.
...
'Tok! Tok! Tok!'
Krek.. Pintu terbuka menampakkan sesosok lelaki tampan di depanku.
"Kiara?" Ucapnya kaget. Aku hanya tersenyum nanar.
Ia mempersilahkan ku masuk ke rumahnya yang minimalis tetapi hangat. Tidak seperti lelaki lain yang tinggal sendirian. Rumahnya sangat bersih.
"Apa kau baik-baik saja? Ada apa?"
"Jangan terkejut..."
"...Aku sudah melarikan diri"
"Yang benar saja? Ayah bisa saja membunuhmu jika tau keberadaan mu dimana! Lagi pula kenapa kau ini nekat sekali hah?!" Seperti yang sudah kuduga.
Dia terkejut.
"Aku sudah tidak tahan. Mereka selalu meyiksaku. Ayah sudah benar-benar dipengaruhi oleh iblis itu."
"Lalu kau tinggal dimana sekarang?"
"Hm, seperti yang kau lakukan dulu. Aku juga sama nekatnya dengan mu dulu. Jadi jangan mengataiku karna kau juga begitu dulu." Aku memasang ekspresi datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA - Jeon Jungkook
FanfictionLagi. Mimpi ini lagi. Ini tidak benar-benar terjadi tapi mimpi ini membuatku marasa bahwa semuanya nyata. Aku merasa seakan masih di tengah mimpi itu bahkan setelah terbangun. Itu juga membuatku merasa seakan pagi tak akan pernah datang. Itu benar-b...