(Voment Juseyo.)
...
Langit Kota Seoul yang tadinya berwarna biru cerah telah berganti gradasi kuning keemasan.
Aku masih setia bersama Jungkook yang tak hentinya membeli jajanan, kurasa kami tidak akan pernah puas meskipun semua kedai telah kami kunjungi.
Aku berjalan mengitari toko aksesoris bersama Jungkook setelah beberapa kali beristirahat.
Tiba-tiba Jungkook menghentikan langkahnya, mengambil salah satu bandana kelinci dan memakaikannya padaku.
"Jeongmal kwiyeowo!" (Lucu sekali!) Ucapnya seraya mencubit pipiku.
"Aku beli ini satu." Jungkook menyerahkan uangnya pada penjual.
"Kaja, hari sudah mulai gelap, kita harus segera pulang." (Ayo) Jungkook kembali menautkan jarinya padaku dan berjalan menuju mobil.
Tiba-tiba aku merasa sesuatu mengganjal di bagian bawahku. Aku mengecek kalender di ponselku. Pantas, ini sudah waktunya.
Untungnya aku selalu menyiapkan pembalut di tasku.
"Jungkook, kau duluan saja ke mobil. Aku akan ke toilet sebentar."
"Biar kuantar."
"Ah, tidak usah. Aku bisa sendiri."
"Kau yakin? Perasaanku sedikit tidak enak."
"Sungguh aku akan baik baik saja Jungkook, kau berlebihan."
"Janji?" ucapnya yang dijawab oleh anggukanku.
"Baiklah, aku ke mobil."
Aku berjalan menuju toilet yang berada di pojok taman sementara Jungkook pergi ke mobil.
Hari semakin gelap. Matahari sudah hampir menghilang ditelan pucuk-pucuk pohon cemara yang berderet rapi mengitari taman.
Aku keluar dari toilet dengan santai sebelum seseorang menarik tanganku kasar dan membawaku ke dalam mobilnya.
Hansol fuckin* Vernon.
"YA! Apa yang akan kau lakukan?!" Aku memegangi pergelangan tanganku yang memerah akibat tarikan sarkastiknya.
"Santai saja, aku tidak akan macam macam." Ucapnya seraya menginjak pedal gas, melajukan mobilnya dgn kecepatan diatas rata-rata. Untungnya aku sudah biasa menjadi penumpang seorang pembalap seperti Jungkook.
"Aku tidak peduli! Sekarang kau mau apa?! Jangan bermimpi jika perjodohan gila itu akan terlaksana, aku tidak akan pernah menerimanya!"
"Benarkah? Lalu acara apa yang ayahku dan ayahmu buat 2 bulan lagi selain acara pernikahan kita? Dan sekarang kita akan pergi mencocokkan gaun pengantin untukmu."
Sesaat jantungku terasa berhenti. Dua bulan lagi? Aku benar-benar akan menangis jika tidak mengingat harga diriku.
Sekarang aku hanya diam dengan ribuan pemikiran di otakku. Demi tuhan aku sangat ketakutan, aku tidak memiliki siapa pun.
Mobil Vernon berhenti di depan sebuah butik mewah milik designer terkenal. Aku melangkah gontai mengikuti Vernon.
Tak ada yang kulakukan sementara Vernon memilihkanku gaun. Saat ini seakan ada gunung meletus yang meletuskan jutaan kemungkinan bodoh yang mungkin saja terjadi di kepalaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA - Jeon Jungkook
FanfictionLagi. Mimpi ini lagi. Ini tidak benar-benar terjadi tapi mimpi ini membuatku marasa bahwa semuanya nyata. Aku merasa seakan masih di tengah mimpi itu bahkan setelah terbangun. Itu juga membuatku merasa seakan pagi tak akan pernah datang. Itu benar-b...