17 - She's Back

1.9K 137 4
                                    

(Voment Jusseyo.)

...

"Ayo berangkat." Ucapnya sembari menarik pergelangan tanganku.

"Jungkook-ah, geureonde...." (Ngomong-ngomong....)

"....Bagaimana dengan lenganmu? Apa ada keluhan?"

Jungkook menghentikan langkahnya, "Ah, tidak. Aku baik baik saja."

"Bukankah kau harus mengganti perbannya? Apa kau sudah melakukannya?"

"Aaah, itu... aku..."

"Biar kulihat," kubuka lengan baju yang menutupi lukanya. "Perbannya basah. Tunggu disini, akan kuganti."

Jungkook menahan pergelangan tanganku. "Bukankah kita harus bergegas?"

"Ah, tidak apa. Masih ada waktu."

Aku segera berlari menuju apartmen Jungkook untuk mengambil kotak P3K dan perbannya karena aku tidak punya persediaan.

"Ini mungkin akan terasa sakit...." Aku mulai membuka perban dan membersihkan lukanya menggunakan alkohol.

"Appasseo?" (sakit?) Tanyaku.

"Ah, ani.... Nan gwaenchanha." (Tidak, aku baik-baik saja)

"Cih, kau cukup handal berakting."

"Aku tidak akting."

"Benarkah? Bagaimana dengan ini?" Tantangku sambil sedikit menekan kapas yg kugunakan untuk mengoles betadine.

"YA! Lakukan dengan benar!" Teriaknya memekakkan seisi apartment seolah ingin melahapku.

"Hahaha, Mian mian" (Maaf maaf)

"Jika bukan karena kau yang melakukannya, kau sudah kutendang sedari tadi."

"Benarkah? Wah, kau mengerikan Jeon Jungkook."

"Tentu. Kau sungguh beruntung, bukan? Aku hanya akan bersikap semanis kelinci di depanmu saja." Setelah itu ia kembali dengan senyum konyol nan sombongnya.

"Tapi kau tidak manis." Ucapku tanpa menoleh.

"Ya! Suatu saat pasti kau akan mengakuinya. Kupastikan."

"Kepercayaan dirimu patut diacungi jempol, Tuan Jeon." Aku merapikan kotak P3K-nya hingga kembali seperti semula, "Ayo, kau jadi mengantarku kan?"

"Tentu, Nona Jeon."

...

"Kurasa musim dingin akan segera berakhir." Ucapku yang sedari tadi menatap kearah jendela, seperti yang biasa kulakukan.

"Hm, suhu udara meningkat dan salju mulai mencair."

Jungkook menambah kecepatan mobilnya.

"Ya! Tidak bisakah kau berkendara dengan perlahan?" Aku memegangi dadaku, memastikan jantungku tidak berpindah tempat. Lagi pula kenapa dia selalu terburu-buru dalam berkendara.

"Arasseo, arasseo. Aku tahu kau tidak ingin cepat cepat sampai kantor dan bisa menghabiskan waktu lebih lama bersamaku di mobil." Ucapnya diiringi seringaian bodoh khasnya. (Baiklah.)

"Hentikan pemikiran konyolmu itu. Tahu kah kau? Jantungku berdetak sangat cepat!"

"Wah, benarkah? Kata nenekku, jika kau berada di dekat seseorang dan detak jantungmu tiba-tiba menjadi lebih cepat itu artinya kau menyukainya. Geurom-yo? Kau menyukaiku?" (Begitukah?)

MAFIA - Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang