Double up asik!
(Voment Jusseyo.)...
"Beberapa detik lagi kau akan tahu."
Mobil Jungkook terparkir di pinggir jalan. Ya! Ini bukan jalan. Ini hutan. Apa yg akan di lakukannya padaku jinja?
Jungkook turun dan membuka bagasi untuk mengambil tas ranselnya. Aku hanya mematung di dalam mobil dgn keringat dingin di pelipisku.
Klek..
"Kenapa kau diam saja? Ayo turun." Aku melangkahkan kaki keluar dari mobil. Udara malam langsung menusuk tulang ku ketika aku sudah sepenuhnya turun dari mobil. Terlebih kakiku yang berada di atas tumpukan salju.
Suhu tubuhku menurun drastis – karna takut + udara yg memang dingin. Aku mulai menggigil seraya meniupi telapak tangan ku yg tertutupi sarung tangan.
Aku memang tidak menggunakan pakaian yg teralu tabal mengingat tadi pagi aku hanya keluar kamar untuk berbelanja tanpa tahu hal besar yg akan terjadi beberapa menit setelah aku membayar semua belanjaan ku.
Menyadari hal itu, Jungkook segera menggenggam tanganku erat. Seakan terhipnotis aku merasa lebih tenang. Bahkan jauh lebih tenang. Padahal aku tidak tahu apa yg akan di lakukannya padaku.
He is a danger right?
...
Langkahku terhenti ketika kami berdua berada di dpn sebuah rumah. Ah! Ini bukan rumah. Ini lebih mirip tumpukan kayu yg dijejerkan. Atapnya bahkan sudah hampir habis tertiup angin – atapnya terbuat dari anyaman dedaunan. Aku tidak yakin rumah ini bisa menahan tumpukan salju. Benar-benar tidak layak huni.
"Tempat apa ini dan mengapa kita kesini di malam bersalju seperti ini? Kau tahu, suhu disini sangat dingin bodoh."
Jungkook hanya tersenyum dan membuka ranselnya. Aku mulai tidak bisa berpikir jernih lagi dan diam-diam melangkah mundur.
"Apa kau akan membunuhku?" jungkook yg tadinya berjongkok merubah posisinya menjadi berdiri dan melangkah mendekatiku. Aku terus mundur hingga Duk... aku sudah mepet pada benda yg sepertinya adalah dinding rumah ini.
Jungkook menatap mataku tajam, "Apa kau berpikiran seperti itu?" Ya! Ini menyeramkan! Dia berbisik di telingaku!
"Hua! Oppa! begitu malangnya nasib adikmu ini! Sebentar lagi ia akan terbunuh di sebuah gubuk di dalam hutan dan dinginya salju."
"Ya! Bodoh. Berhenti bertingkah seperti anak kecil dan pakai ini." Jungkook memberikan ku satu set pakaian berwarna, pakaian apa ini?
"Benda apa ini?"
"Pakai saja." Jungkook mulai memakai pakaian yg sama dgn ku.
Ada sebuah almamater panjang, sarung tangan dokter, kaca mata bening, sepatu – benda ini tidak seperti sepatu kebanyakan, bentuknya sama persis dgn boots tapi bahannya jauh lebih tipis – dan sebuah penutup kepala – ini mirip seperti benda biasa kupakai ketika mandi dan tidak ingin membasahi rambutku.
Lelaki ini memang aneh. Setelah membawaku ke hutan di malam yg dingin, sekarang dia menyuruhku memakai pakaian seperti seorang peneliti di laboratorium.
Aku merasa sangat bodoh memakai semua benda ini di depan teras sebuah gubuk yg hampir roboh.
"Jeon Jungkook, apa yg akan kita lakukan hah? Aku sudah seperti anggota NASA sekarang."
Jungkook tersenyum. Dia terlihat sangat tampan dengan almamater putih ini. "Sebelumnya kita masuk terlebih dahulu." Tepat sepersekian detik setelah dia bicara, dia sudah menarik tangan ku masuk kedalam gubuk tua itu.
Seperti yg sudah kuduga, terdapat tumpukan salju dan dedaunan dimana-mana. Padahal ini kan sudah di dalam rumah. Tentu saja karna atap dan dinding yg berlubang di seluruh sisinya. Mengenaskan sekali.
"Selamat datang di markas ku!" Ucapnya bersemangat. Seharusnya dia menangis melihat keadaan tempat ini.
"Aku pikir kau ini orang kaya. Tempat ini lebih cocok menjadi kandang babi daripada sebuah markas. Lagipula mengapa aku harus menggunakan pakaian aneh ini jika kau hanya akan menunjukan tempat menjijikan ini. Sebelum kau menunjukannya pun aku sudah menduga tempat ini tidak akan terlihat bagus."
"Bibirmu sudah tidak sakit lagi? Kau bicara sangat panjang tanpa terputus tadi."
"Apapun itu, terserah. Yg jelas apa tujuanmu membawaku ke gubuk ini?"
"Tempat ini tidak seburuk yg kau kira tahu. Kau belum melihat bagian terbaiknya." Jungkook menarik tanganku dan masuk ke sebuah ruangan – kondisinya tidak jauh berbeda dgn ruangan pertama tadi.
Jungkook terlihat mengambil sesuatu dari sakunya. Pisau. Tanpa kusadari aku kembali melangkah mundur. Dia sungguh menakutkan.
"Apa aku membuatmu takut?"
"..." aku tidak berani menjawab
"Oh ayolah Kiara. Aku hanya perlu membuka benda ini." Jungkook menyingkirkan tumpukan salju dan dedaunan menggunakan kakinya, tapi aku tidak melihat apapun. Hanya ada lubang kecil yg tipis.
Benda apa itu? Aku masih belum berani mendekat. Jungkook menancapkan pisaunya pada lubang itu dan barulah terlihat ada dua persegi yg tertanam di dalam tanah. Mengapa aku selalu berpikiran buruk tentang lelaki ini?
Jungkook meletakkan tangannya pada persegi yg lebih kecil dan benda itu terbuka.
'Tit tit tit' Jungkook mencocokkan sandi. Yaps! Benda yg ada di dlm persegi kecil tadi adalah sebuah kunci dgn sandi untuk membukanya.
Drrrrt.. Lantai yg ku pijak bergetar dan persegi yg lebih besar pun terbuka.
TBC!
<760 words>
See u next chap!
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA - Jeon Jungkook
Fiksi PenggemarLagi. Mimpi ini lagi. Ini tidak benar-benar terjadi tapi mimpi ini membuatku marasa bahwa semuanya nyata. Aku merasa seakan masih di tengah mimpi itu bahkan setelah terbangun. Itu juga membuatku merasa seakan pagi tak akan pernah datang. Itu benar-b...