Setelah merusak seharian rumah orang kini lisa sudah berada di rumahnya sendiri.
Chairin mengomelinya karna pergi tak memberi kabar dan ponselnyapun mati. lisa sudah menjelaskan jika ponselnya mati karna jiyong selalu menelfonnya, makanya lisa mematikannya. Dia yang awalnya sedang kesal dengan kekasihnya membuat semua orang yang ia kenal susah.
Bahkan jenni yang ingin mengajak berbelanjapun di cueki karna lisa malas menemani jenni belanja, ujung ujungnya jenni akan bertemu dengan taeyong dan lisa pulang sendiri. Itulah alasan terbesar lee lalisa menolak ajakan menggiurkan kwon jenni berbelanja.
"Appa besok pulang, eomma akan menyusul esoknya.. kau sudah memilih tempat pestamu bukan?sebelum mereka sampai?" tanya chairin yang setengah duduk dengan kepala berbantal dada soo hyuk.
Lisa mengangguk masih fokus matanya pada televisi di depannya, tangan kanannya asik mengambil cemilan yang di pangkunya dan tangan kirinya memegang remote agar chanelnya tidak di ganti oleh mansia selain dirinya.
"kenapa dengannya? Apa kau memberikan obat penenang kepada adikku ji?" Heran chairin melihat sikap lisa.
Jiyong yang ada di sebelah lisa menggeleng "bukankah ini hari, hari pertamanya. Pagi ini dia sudah mengerjai seisi rumah mino dan sekarang dia bersikap over protective pada televisi di depannya" jelas jinyong sambil menunjuk remote televisi di tangan lisa, setelahnya ia meraih ponselnya yang ada di meja depannya "hoon sudah mengirimiku gambar sepatunya, aku akan keluar sebentar" belum juga jiyong berdiri tangan lisa mengantung mengeret tangan kiri jiyong. Seperti kucing yang tak mau di tinggal induknya lisa memamerkan wajah kesedihannya.
"Oppa, jangan pergi~" ucapnya dengan nada manja.
Chairin dan soo hyuk yang ada di sebelahnya melongo dan hanya menggelengkan kepala.
"Jangan pergi ji, jika tak mau gadismu mengamuk" ledek soo hyuk dan di jawab anggukan oleh chairin."Oppa harus menggantikan sepatu seunghoon yang kau hilangkan sayang" bunuk jiyong mengelus puncuk kepala lisa tapi tetap saja lisa menggeleng.
"Kau menghilangkan sepatu seonghoo?"
"Wah lisa semakin berani"
Lisa mengangguk "aku melemparnya jauh" bawabnya tanpa rasa bersalah.
Chairin menggeleng gelengkan kepala, sebenarnya kenapa dengan adiknya, apa dia kesepian karna sering di tinggal pergi olehnya? Apa dia butuh curhatan? Bukankah ada jenni? Pikirnya.
"Kenapa kau membuangnya?" Tanya chairin menyelidiki.
"Salahnya, ia bermain curang aku kesal dan dia megangguku. makanya aku membuang sepatunya lewat balkon lantai rumahnya" jelasnya di akhiri cengiran.
"Sepatu baru?" Tanya soo hyuk
Lisa menggeleng "sudah pernah di pake, hanya saja itu sepatu keramat makanya dia selalu memakaianya, jika hanya ingin berkencan saja"
"wah kau benar benar sedang dalam masa rumit lisa" goda cairin "jangan pergi ji, aku tak mau terkena imbasnya, dia akan sangat menyusahkan" cegahnya lagi.
Jiyong menghela nafasnya ia mengangguk dan melepaskan tangan lisa, awalnya lisa cemberut tapi setelah tau jiyong akan memeluknya dari samping ia tersenyum. Bahkan makanan yang ada di depannya pun berasa sudah tidak enak lagi. Mood wanita yang sedang datang bulan memang kacau.
"Kenapa tidak menggunakan party planner saja?"
"tidak mau, aku hanya memesan di resto" jawabnya "hanya beberapa yang aku undang seperti : bobby dan jisoo, hanbin dan nayeon, mino, hoon, yoon, jiwon, donghyuk, jinan, chanwoo, yoyo, rose, jenni, taeyonh, junho, bom unni, dara unni, taeyang oppa, minzy unni, seungri oppa, top oppa.. sepertinya sudah" jelasnya.
Chairin mengangguk "kau tak mengundang jungkook?" Godanya, bukanya lisa yang marah tapi jiyong yang melotot ke arah chairin. Melihatnya chairin tertawa "baiklah, aku mengerti, aku mengerti"
"Untuk apa, bukankah itu sudah cukup banyak? tak perlu menambah orang lagi" ucap jiyong tidak suka dengan saran chairin.
"kau sudah tau jawabannya unni, dia sedang dalam mode berbahaya" bisik lisa tapi bisa di dengar oleh jiyong.
"aku mendengarnya sayang~"
"aku memang sengaja agar kau bisa mendengarnya oppa"
Baiklah jika seperti ini jiyong hanya akan mengerti. Lisa sedang tidak baik.
"woahhh ramai, kenapa tidak ajak ajak huh" bom yang baru datang dengan choi seunghon kekasihnya membawa beberapa bungkus plastik makanan dan meletakan meja depan lisa dan chairin.
"Kau membawa apa bom?" tanya chairin sambil membuka bungkusan plastik yang di bawa bom.
"ayam goreng, sosiz bakar, toppoki dan cemilan" jawabnya.
"kau disini ji?" tanya top, jiyonh hanya menganggukan kepala dan melirik kearah lisa seara otomatis top sudah tau apa jawabannya.
"Lisa sedang tidak baik aku dengar" ucap bom "makanya aku bawakan banyak makanan" lisa yang menjadi topik bom ia tersenyum dan berterima kasih pada unninya itu.
"toppoki, aku sudah lama tak memakan ini" ucap chairin ia berdiri mengambil mangkok dan sendok.
"unni sudah menerima undangan dinner birthdaymu, kau mau hadiah apa?" Tawar bom
"bagaimana kalau 1 paket make up yang selalu bom unni tawarkan pada jenni" ucapan lisa membuat bom tertawa, tapi setelahnya ia mengangguk.
"Hanya itu?" tanyanya dan lisa mengangguk "baiklah, unni akan memberikan yang lebih bagus dan lengkap. ngomong ngomong kenapa kau tertarik pada make up sekarang hm?" goda bom membuat lisa malu dan menggeleng.
"aku hanya ingin unni, jangan menggodaku" kesalnya karna jiyong dan yang lain ikut tertawa.
"kau membuatnya berubah ji, hebat" puji top.
"Aniyo, aku hanya ingin!" ucap lisa tidak mau kalah.
"Ingin apa? Jiyong menujimu ya? Kau sudah cantik baby~" goda bom kali ini membuat wajah liaa merah karna malu.
"Tidak, hanya ingin saja unni" lisa merengek agar mereka tidak menggodanya lagi.
"Baiklah baiklah, jangan ada yang membantahnya lagi, lisa hanya ingin ne" saran jiyong ia mengedipkan matanya pada yang lainnya agar diam tak membahas lagi karna nantinya jiyonglah yang akan terkena imbasnya.
Lisa tersenyum ia mengambil beberapa maknan yang bon bawa dan sesekali menyuapi jiyong.
Tbc🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH.!!
Fanfiction[END 2017 - On Prosess Revisi ] "Jangan pernah menyukai gadis itu, kau akan menyesal" Song Mino "Dia gadis yang jahat menolak ketampanan ku" Kim Hanbin "Saat usia 14th aku menyatakan perasaanku tapi ia malah menangis" Koo Junhoe "Kenapa tidak jadia...