Part 11 : How They Changed

2.9K 466 71
                                    

Jeon Wonwoo tahu ada dua hal yang berubah pada Kim Mingyu setelah tamasya dadakan mereka dua minggu yang lalu ke taman hiburan; Pertama, Mingyu tidak pernah lagi mengusik makan siangnya. Lelaki tinggi itu menjadi lebih manusiawi dengan membiarkannya memakan roti isi telurnya dengan tenang. Entah apa yang membuatnya sedikit waras sampai-sampai ia membela Wonwoo dari Choi Hansol yang lagi-lagi berusaha merebut kotak bekalnya. Tak jarang pula lelaki itu membagi roti simpanannya pada Wonwoo yang selalu ia siapkan di jok belakang mobilnya, dan Wonwoo akan dengan senang hati menerima roti itu secara gratisan. Dua minggu ini, Wonwoo tidak pernah lagi merasakan kelaparan pada saat kerja sambilan sorenya dan sepertinya akhir-akhir ini Mingyu memang tidak pernah membiarkannya kelaparan dengan menjejalkan sebungkus roti pada tas ransel usangnya.

Kedua, Mingyu menjadi lebih cerewet dari sebelumnya. Ia akan selalu mengganggu Wonwoo kapanpun dan dimanapun, tidak kenal tempat dan waktu. Mingyu akan mendatangi Wonwoo yang tengah berkutat pada buku novelnya di pojokan kelas untuk  menanyakan pendapatnya tentang koleksi  musim semi Fendi atau Calvin Klein. Mingyu juga menanyakan padanya mengenai tatanan rambutnya; apakah lebih bagus membiarkan poninya terjatuh atau menaikkannya dengan gel, ketika Wonwoo tengah mengerjakan tugas kuliahnya. Lelaki itu bahkan mendatangi dirinya untuk hal-hal sepele seperti waffle rasa coklat atau blueberry untuk kudapan siangnya ketika Wonwoo menidurkan dirinya di bangku sepi perpustakaan.

Mingyu kemudian menjadi lebih banyak bicara dengan menceritakan apa yang ia suka dan tidak suka di saat waktu makan siangㅡtentunya Wonwoo diseret secara sepihak oleh Mingyu untuk menemaninya makanㅡdan Wonwoo menjadi pendengar yang baik untuk Mingyu dengan mulut yang hampir dapat di samakan seperti keran bocor, yang faktanya cukup mengejutkan bagi Wonwoo karena selama ini Wonwoo mengenal Mingyu sebagai lelaki yang dingin dan pendiam.

Ada hari-hari dimana obrolan tidak penting mereka menjadi hiburan tersendiri bagi Wonwoo. Sebagai sarana pelarian bagi Wonwoo ketika ia muak dengan kehidupan rumahnya; ibu dan saudara tirinya. Salah satunya adalah ketika Mingyu menceritakan kesukaannya pada peppermint teaㅡyang membuatnya terobsesi hingga membeli parfum beraroma peppermintㅡatau ketidaksukaannya pada kabel earphone yang terbelit, yang sepertinya memang dapat membuat mood-nya berubah hanya dalam sekejapㅡWonwoo sudah melihatnya sendiri. Wonwoo kemudian akan tertawa dengan cerita yang sejujurnya tidak terlalu penting itu hingga hidungnya berkerut dan selanjutnya akan diikuti oleh bibir milik Mingyu yang cemberut.

Peppermint dan earphone hanyalah dua hal. Masih banyak sekali hal-hal yang Mingyu ceritakan, seperti keinginannya menjadi arsitek atau mengenai penyakit darah rendahnya yang menyebalkan. Dari sana Wonwoo jadi tahu kalau mereka berbagi golongan darah yang samaㅡgolongan darah O rhesus negatif yang sangat langkaㅡyang kemudian menjadi hal mengejutkan nomor dua bagi Jeon Wonwoo mengingat sifat mereka yang terlampau cukup berbedaㅡWonwoo selama ini mendengar kalau golongan darah dapat menentukan sifat.

Namun dari semua hal yang Mingyu ceritakan, Wonwoo masih tidak tahu apa alasan lelaki itu berdiam diri di bangku luaran minimarket ketika angin berhembus kencang dua minggu lalu. Maksudnya, hari itu adalah hari spesial; ulang tahunnya yang ke dua puluh dua. Tidak ada alasan untuk Mingyu menekuk mukanya dan bahkan sampai membolos seharian. Wonwoo penasaran, jujur. Tapi ia tidak berusaha mencari tahu. Obrolan mereka terakhir di bianglala tentang masalah-keluarga-yang-cukup-rumit membuat Wonwoo paham dan memaklumi semuanya. Wonwoo tidak akan bertanya sebesar apapun rasa penasarannya pada permasalah keluarga Kim Mingyu. Toh ia juga memiliki masalah keluarga yang tidak kalah rumit.

Tapi jangan pernah berpikir Mingyu yang sifatnya akhir-akhir ini berubah manis dengan banyaknya ekpresi yang ia perlihatkan, membuatnya tidak lagi memperbudak Jeon Wonwoo. Mingyu tetaplah Mingyu yang senang sekali membuatnya punggungnya pegal dengan tas ransel mahal beratnya itu, atau membuat kedua lengannya keram dengan  berada di depan setir seharian ketika Mingyu merengek ingin minta diantarkan kemanapun tanpa tujuan yang pasti. Mingyu tetaplah Mingyu yang bossy dan penyuruh, dan Wonwoo masih tetap tidak bisa melawan.

Fairy Without TaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang