Hingga tengah malam telah tiba, gadis berwajah tirus itu belum bisa memejamkan matanya sejak Acilla mengajaknya tidur. Pikirannya justru kembali mengenang masa - masa indahnya bersama mantan terindahnya.
2 Tahun lalu...
"Fy, sekarang kita sudah menginjak semester 3, kamu nggak ingin aku ngelamar kamu secepatnya?" tanya Rio yang kini sedang berada di gazebo Rumah Ify, kekasihnya.
"Bukannya terlalu cepat ya, buat kita melangkah ke arah yang serius?" sanggah Ify pelan sambil mengusap wajah kekasihnya yang sangat diidolakan di kampus.
Posisi mereka sama - sama tidur yang saling menghadap. Hanya sebatas itu. Mereka sangat menghargai apa yang berharga bagi keduanya.
"Bagiku, menikah diusia 20 tahun sudah pantas. Lagipula kita udah pacaran 4 tahun Fy. Aku sudah sangat mengenalmu." balas Rio serius.
"Memangnya kalau aku menikah denganmu, apa yang akan kamu berikan padaku Yo?" tanya Ify.
"Fy, kamu meragukan apa yang ku miliki? Aku punya segalanya Fy, kamu mau apa? mobil? uang? atau keliling dunia? Ayahku kaya Fy dan aku adalah penerus utama untuk Mahaputra Group! jadi nggak usah takut sengsara hidup bersamaku." balas Rio sedikit emosi mendengar pertanyaan kekasihnya.
"Ini bukan tentang apa yang kamu punya Rio. Kamu memang beruntung bisa terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Semua permintaanmu pasti akan dituruti. Menurutku, ketika seseorang akan menikah, ia bisa bertanggungjawab secara mandiri untuk keluarganya. Dan aku ingin, kalau kamu mau menikah denganku, kamu sudah bisa bekerja secara mandiri Yo, bukan hasil minta dari orang tuamu." balas Ify sambil terduduk, kemudian ia berlalu, membiarkan Rio mencerna apa yang diinginkannya.
sejak saat itu, hubungan Rio dan Ify memang sedikit renggang. karena setelah beberapa bulan kemudian, Rio harus menyibukkan diri mengikuti progam S2nya ke Inggris.
●●●
"Selamat pagi!
"Alvin! Tumben, pagi - pagi kesini? Ada apa? Oh ya kamu udah sarapan?" tanya Via beruntun ketika Alvin datang menyapa saat dirinya menaruh beberapa makanan yang baru dimasak pembantunya.
"Tanya satu - satu bisa kan? Aku bingung mau menjawab yang mana dulu." balas Alvin sedikit tertawa mendengar pertanyaan beruntun dari calon istrinya.
"Kenapa kamu pagi - pagi kesini?"
"Aku mau ijin sama kamu, kalau selama beberapa hari aku ada urusan bisnis di Inggris." balas Alvin menatap Via yang terlihat kaget.
"Al, aku takut---"
"Via, ini takkan lama, aku akan kembali secepatnya. Kamu tak perlu khawatir, ini bukan pertama kalinya aku harus keluar negeri." balas Alvin menenangkan Via yang takut ada apa dengannya.
"Oh ya kamu udah sarapan?" tanya Via mengalihkan topik.
"Sudah sebelum ke sini, aku sempatkan makan. Tapi aku boleh minta sesuatu kan?" pinta Alvin pada Via yang sudah menyelesaikan tugasnya menata makanan di meja.
"Apa?"
"Buatkan aku bekal makan siang ya, sehabis jam makan siang aku langsung berangkat ke bandara." balas Alvin.
"Baiklah. Akan aku buatkan."
●●●
Kedua gadis itu masih saja bergumul dibawah selimut hingga menjelang pagi. Salah satu diantara susah untuk tidur sampai pukul 2 pagi.
"Fy, kamu belum tidur?" tanya Acilla ketika ia tak sengaja bangun, masih melihat Ify yang bersandar di kepala tempat tidurnya. Ia kemudian melihat jam bekernya yang baru menunjukkan pukul 2 pagi.