"Apalagi?" Desis gadis yang bernama Prilly Latuconsina, ia memutar mata jengah mendengar semua ocehan dari bibir mungil sahabatnya yang kini fokus meminum jus jeruk.
"Lo ngerti maksud gue kan Pril?"
"Yang mana?" Prilly menatap sosok gadis cantik dengan rambut hitam panjangnya sebahu yang sedari tadi mengulang ucapan yang sama hingga membuat Prilly pusing tujuh keliling.
"Ck! Lo itu harus la.."
"Gue harus lakuin perintah kak Malik buat naklukin bad boy di sekolah lo, yang entah namanya siapa itu..."potong prilly tanpa jeda.
"Aliando, Pril!" Celetuk temannya yg memotong ucapan Prilly.
"Whatever! Selanjutnya lo bakal nepatin janji buat nemuin gue sama kak Malik! Iya kan? Dari tadi lo udah jelasin itu semenjak gue turun dari bandara, Viaa!" Pekik prilly meluapkan kekasalannya.
"That's right baby! oh ya satu lagi, naklukin itu bukan cuma merubah dia jadi yang lebih baik aja, tapi lo juga harus buat dia jatuh cinta sama lo!" Tegas nya sesekali melirik prilly.
"HAH? Maksud lo?"
Lagi, Prilly di buat terkejut oleh sahabatnya yang satu ini."Gak ada pengulangan Pril"
"Selvia Amandalia? Lo denger gue! Gue cepet-cepet pulang dari Prancis cuma karena pengen ketemu sama kak Malik. Bukan buat bikin anak orang tergila-gila sama kecantikan gue!" Pekik prilly membuat seisi cafe bernuansa elegan ini menatap keduanya aneh.
Sedangkan yang di panggil hanya menggelengkan kepalanya, ternyata prilly masih sama seperti dulu. Bawel dan tingkat kepercayaan diri yg kadar nya melebihi maksimal, bukan kah ini berlebihan? Ck.
"Eh tunggu, kenapa harus jatuh cinta? Lo gak masukin nama tu anak jadi pho di hubungan gue sama kak Malik kan? Lo gak ngarang cerita kan? Mana mungkin kak Malik mau liat gue di deketin cowok? Apalagi cowok urakan?"
"Tiga bulan pril! Kalo lo berhasil, gue bakal jelasin semuanya, dan satu lagi jangan pernah lo sebut nama Damaniel Malik kalo lo lagi sama ali. Apalagi kalo dia sampe tau ini semua ada kaitannya sama Malik. Anggap aja ini Misi Rahasia dari Malik."
"Kenapa?"
"Karna si Ali akan berubah jadi liar, lebih liar dari singa"jelas via sembari menatap prilly ngeri.
"Maksud gue, kenapa harus tiga bulan? Itu kelamaan via. Kenapa kak Malik tega sih sama gue? Buat apa dia ngelakuin ini? Apa dia masih benci sama gue?"lirih prilly dengan mata yang mulai memerah.
"Ada hal yang gak mungkin gue jelasin sekarang pril, tapi yang jelas Malik gak pernah benci sama lo! Gue balik sekarang mau anter nyokap ke rumah Malik, oh ya besok di sekolah bakal gue tunjukin mana orangnya"ujarnya lalu bangkit dari duduk namun Prilly segera menahan tangannya.
"Lo gak mau ngasih tau alamat kak Malik sama gue? Dia pindah ke mana? Masih di komplek dulu? Dia masuk Unniv mana? Apa dia udah ambil jurusan kedokteran?"
Selvia hanya diam menatap Prilly sendu.
"kasih tau gue Via, gue kangen sama dia. Tujuh bulan cukup nyiksa gue, apa lo bakal tambah tiga bulan lagi? Lo sepupu nya kak Malik pasti lo tau kan semua tentang dia? Please kasih tau gue, sampe kapan gue harus jalanin hubungan yang udah gak jelas kaya gini?"
Prilly masih menahan tangan Selvia tapi kepalanya terus tertunduk seolah menahan beban yang bahkan ia sudah lelah menahan beban berat itu.
"Malik emang sepupu gue, tapi lo sahabat gue pril. Gue tau mana yang terbaik buat lo dan Malik, gue janji kalo lo berhasil di misi ini gue bakal jelasin sedetail mungkin. Sorry gue gak bisa jelasin sekarang karna gue udah terlanjur janji lebih dulu sama Malik."jelas selvia dan pergi meninggalkan prilly.
Prilly menatap punggung sahabatnya nanar, jelas ia tidak mengerti apa yg terjadi. Demi apapun prilly berjanji akan membuat pria bernama Aliando itu bertekuk lutut padanya dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Prilly ingin secepatnya bertemu dengan Malik.
Damaniel Malik . Dia kekasih prilly, keduanya sudah menjalin hubungan hampir dua tahun, namun suatu ketika Prilly di haruskan pergi ke Prancis karna permintaan orangtua nya, dan mulai saat itu hubungan mereka bisa di katakan merenggang. Bahkan sejak kepergian Prilly, Malik hilang tanpa kabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Understand
Fanfiction"Lo harus jadi cewek gue!" Degh.. Prilly terkejut bukan main. Bukankah ini pertemuan ketiga mereka? Kenapa Ali sangat mudah berbicara seperti itu?. "Maksudnya?" "Lola ternyata! lo harus jadi pacar gue. Mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari in...