"Udah berapa kali gue bilang pril, malik masih hidup! Dia belum meninggal. Lo kenapa jadi aneh gini sih? Siapa yang bilang malik udah gak ada? Siapa! Ngomong sama gue! Biar gue cabein mulutnya"
"Lo boong via hiks, jelas-jelas gue dengar sendiri dari mulut adeknya! Hiks hiks"isak prilly, gadis ini terus menangis tersedu di atas kasurnya sambil meremas ponsel yang masih menyambungkan telepon dari selvia.
"Adek? Lo udah tau kalo ali.."
"Gue udah tau! Gak usah alihin pembicaraan! Sekarang gue mau lo jujur! Kak malik belum meninggalkan? Hiks.. kenapa ali ngomong gitu, plis jangan bikin gue makin pusing, sebenernya apa yang terjadi? Kenapa lo ngasih gue misi yang gak jelas kaya gini"
"Oke lo yang maksa gue, kalo lo gak percaya malik masih hidup. Gue tanya siapa yang udah sms lo minggu lalu? Siapa yang nganterin kalung itu dan siapa yang nulis surat itu? Jawab gue"
"Yaa.. ya bisa aja kan kalo itu akal-akalan lo, supaya gue percaya kalo kak malik masih hidup! Buktinya gue gak pernah denger suara dia ataupun ketemu dia di rumahnya pas gue ketemu ali."
"Gue? Sabotase semuanya? Buat apa pril? Gue sahabat lo, mana mungkin gue mau bohongin lo dengan cara kaya gitu. Ali ngomong semoga malik bahagia itu karna emang mereka gak lagi tinggal satu atap. Sekarang gini deh kalo lo masih ragu sama gue, lo telpon malik sekarang juga."
"Maksud lo? Kak Malik gak tinggal sama ali? Dia dimana? Kalo gue telpon Kak malik apa dia mau jawab telpon gue?"
"Telpon malik sekarang pril! Mana lo tau kalo lo masih suka asumsi sendiri"selvia sudah kehabisan kesabaran sekarang.
"Beneran nih bakal di angkat?"
"Coba dulu pril, gue yakin sekarang dia udah pulang kuliah, jam berapa sekarang? Udah jam tujuh malem kan? Dia kuliah pagi jadi mungkin dia udah di rumah"
"Gue takut, kalo gak di angkat lagi gimana via?"
"Telpon aja sih! Lama-lama gue makan juga lo, pril"
"Iya iya.. bawel dasar!"
Tuutt tuutt..
Prilly mematikan sambungannya, ia langsung menghubungi nomor malik.
Prilly mendesah kecewa, sudah 10 kali miscall namun malik tidak merespon semua panggilan dari prilly.
Prilly melempar ponselnya pada sudut kasur.
Drett..
Mendengar ponselnya bergetar prilly langsung mencarinya.
Alisnya bertaut bingung saat melihat notif whatsApp dari ali. Prilly menghapus sisa air matanya dan membuka pesan itu.
Ali🐹
"Mkan?"Prilly tidak mengerti apa yang ali maksud. Tak lama prilly langsung mengetik balasan untuk ali,
"Apa?"
"Udh mkan?😑"
Tumben ni anak perhatian?'batin prilly, bibirnya tersungging melukiskan senyum saat melihat emot di pesan ali.
"Blm"
Sejenak prilly bisa melupakan kehawatirannya pada malik. Ia mulai larut pada pesan singkat dari ali. Sangat singkat! Ck.
"Knp?😤"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Understand
Fanfiction"Lo harus jadi cewek gue!" Degh.. Prilly terkejut bukan main. Bukankah ini pertemuan ketiga mereka? Kenapa Ali sangat mudah berbicara seperti itu?. "Maksudnya?" "Lola ternyata! lo harus jadi pacar gue. Mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari in...