Prilly akui jika ia menyukai perhatian ali, namun ia tidak suka dengan cara ali menunjukannya.
Terlalu kasar juga terlalu menusuk perasaannya.
"You, only mine prilly"
Satu kalimat yang mampu membungkam bibir prilly.
Pengakuan ali tadi di taman sungguh menunjukan bahwa ali benar-benar menyimpan perasaan pada prilly dan satu kalimat yang sukses membuat prilly bergidik ngeri.
Tangan kiri prilly menyatukan sudut kerah jaket yang tidak di sletingkan. Ia mensejajarkan langkah kakinya dengan langkah kaki ali dan berusaha menutupi seragamnya yang memperlihatkan lekuk tubuhnya.
Pikiran prilly semakin berkecamuk jika mengingat semua ucapan ali.
"Gue emang bisa bikin ali jatuh cinta sama gue, tapi.."batin prilly
Prilly melirik pria yang berjalan di sampingnya.
"Apa ali pria psikopat? Sama kaya di cerita-cerita wattpad yang gue baca? Tapi ali terlalu ganteng kalo harus jadi psikopat. Lagian, mimpi apa sampe gue harus jadian sama cwo kaya gini? Apa kak malik mau bikin gue menderita, dengan pacaran sama dia? Sebenernya apa mau dia? Kenapa gue harus ngerubah semua kepribadian ali?"batin prilly
Tatapan mata prilly turun memandang tangannya yg kini terbalut tangan ali.
"Kak malik gak pernah gandeng tangan gue kaya gini? Dia selalu jalan di depan gue. Kak malik itu kaya prisai yang siap lindungi gue dari depan. Bukan ngerengkuh jari gue seolah tahanan yang takut lari dari borgolan polisi"pikir prilly membandingkan keduanya
Cintanya pada malik sudah membuat prilly buta akan perlakuan special seseorang. Harusnya ia bangga pada sikap ali, harusnya ia bahagia ketika tangannya di genggam erat oleh ali.
Semua wanita yang pernah memiliki status dengan ali, belum pernah di perlakukan seistimewa ini, semua orang tau itu!.
Harusnya prilly tau! Ali juga akan berjalan di depan pacarnya bukan berdampingan dan bergandengan seperti ini, ya! jika ia tidak perduli pada setiap wanitanya pasti ali tidak sudi berjalan beriringan apalagi bersentuhan tangan seperti ini.
Ada apa dengan ali?
Langkah keduanya berhenti tepat di depan kelas prilly, dua belas IPA 3.
Tangan ali melepaskan genggaman nya lalu merapihkan rambut prilly yang berantakan akibat tertiup angin.
Prilly terkesima di buatnya.
"Sekarang masuk, belajar yang bener biar makin pinter. Gue boleh bego, asal jangan lo"tutur ali dengan senyum manisnya
Prilly tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Ali langsung berjalan meninggalkan prilly.
Namun kakinya berhenti setelah beberapa langkah. Ia menoleh pada prilly yg masih memperhatikannya.
"Ah ya, Besok-besok jangan pake baju itu lagi"
"Karna lo gak suka gue jadi tontonan kan?"balas prilly bingung
"Bukan, Lo makin keliatan pendek kalo pake baju kaya gitu"ali tersenyum mengejek lalu meninggalkan prilly
Prilly mengangakan mulutnya mendengar jawaban ali yang jauh dari tebakannya.
"Arghhh sial!"prilly menghentakkan kakinya. Padahal ia berpikir ali akan memujinya tapi ternyata? Ck! Menyedihkan.
"Gue kira ali bakal biarin lo kaya gini? Tapi kok diaa...? Lo harus cerita!"selvia yang melihat adegan itu pun langsung menarik tangan prilly.
Sudah muncul tanpa di undang dan sekarang ia menyeret prilly menuju kursinya? Mahluk macam apa selvia ini?.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Understand
Fanfiction"Lo harus jadi cewek gue!" Degh.. Prilly terkejut bukan main. Bukankah ini pertemuan ketiga mereka? Kenapa Ali sangat mudah berbicara seperti itu?. "Maksudnya?" "Lola ternyata! lo harus jadi pacar gue. Mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari in...