Pagi ini semua berjalan seperti semestinya. Ali benar-benar menjemput prilly untuk berangkat bersama ke sekolah.
Di sepanjang perjalanan pun ali tetap ali yang prilly kenal, si badboy tengil dengan rayuan receh ala playboy yang ia miliki.
Prilly bersyukur karna ali berbeda dengan pria lainnya yang tidak mau memperpanjang masalah.
Mungkin jika ali pria lain, ali akan memutuskan hubungannya dengan prilly saat itu juga. ya, ketika pria itu tau bahwa prilly menerimanya bukan karna embel-embel sayang.
Tapi ali malah tak mempermasalahkan itu, asalkan prilly masih merasa nyaman dengannya, ali akan tetap mempertahankan hubungan ini.
🍃🍃🌹🍃🍃
Pelajaran pertama kelas prilly lagi-lagi harus free, entah kenapa akhir-akhir ini guru jarang sekali masuk. Paling mereka hanya memberi tugas dan menyuruh ketua kelas untuk menyalin kisi-kisi ulangan semester.
Anggap saja itu adalah tugas menyalin hingga membuat jari-jari siswa membengkak.
Prilly jenuh, ia pamit pada selvia untuk pergi ke kantin. Ia butuh air mineral saat ini.
Seusai membeli air minum prilly tak sengaja melihat ali tengah berdiri di depan kelasnya.
Pria itu berdiri dengan sebelah kaki dan jari yang menjiwir kedua telinganya.
Prilly berjalan mendekati ali.
Ali melihat gadisnya sudah ada di depannya, ia langsung tercengir kuda. Tanpa dosa?
Prilly tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Wanita lain akan kesal melihat kekasihnya yang nakal, tapi tidak dengan prilly. Prilly sudah terbiasa melihat ali seperti ini, lagipula ali menikmati itu.
Bukan prilly tak peduli, hanya saja ia suka melihat ali bertanggung jawab atas semua pelanggaran yang ia perbuat.
"Di hukum lagi?"ledek prilly
"Hehe.."ali menghentikan hukumannya sementara. Toh bu iang masih mengajar di dalam kelas, jadi ia tidak memperhatikan ali saat ini.
"Kenapa?"senyum geli prilly tak pernah hilang,
Ah, ali candu pada senyuman manis itu!.
"Ketiduran doang yang.."jujur ali.
Mata ali semakin menyipit oleh cengirannya, tangannya menggaruk tengkuk yang tak gatal.Memang semalam ada sesuatu yang memenuhi pikiran ali, matanya terus mengajak bergadang alhasil ali bisa terlelap saat jam tiga pagi. Ya, kejadian kemarin sore membuat ali lelah berpikir, ada hal yang harus ia cari tahu.
Prilly mengulum senyumnya, pipinya tiba-tiba memanas saat ali memanggilnya dengan sebutan yang.
"Yakin cuma ketiduran aja?"selidik prilly merasa ada kejanggalan.
"Ngiler sih dikit, terus kena buku paket ekonomi. Eh ketauan sama bu iang.. hehehe"
Prilly tertawa kecil.
Ali benar-benar menggelikan!Melihat prilly tertawa, ali merasa bahagia.
"Abis dari mana? Free lagi?"tanya ali
"Dari kantin beli ini, ali mau?"
Prilly memang sulit mengucapkan kata yang seperti ali, tapi ia akan mencoba untuk berkata lebih lembut pada ali. Entahlah, hatinya yg berkata bukan pikirannya.
Ali sendiri tidak menyangka prilly akan berkata selembut ini, tanpa embel lo-gue.
"Gak us..."
"ALI....!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Understand
Fanfiction"Lo harus jadi cewek gue!" Degh.. Prilly terkejut bukan main. Bukankah ini pertemuan ketiga mereka? Kenapa Ali sangat mudah berbicara seperti itu?. "Maksudnya?" "Lola ternyata! lo harus jadi pacar gue. Mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari in...