"Anjir! Dia kan yang bentak gue tadi pagi!"
Prilly menundukan kepalanya, ia mencoba menghindari lirikan tajam dari ali yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya. Bahkan ia ingin segera pergi meninggalkan kantin saat ini juga.
🍃🌹🍃
"Lo liat cewek yang duduk sama si Via kan Li? Nah itu si anak baru, princes gue!" Ucap Baja bangga sembari menunjuk ke arah Prilly & Selvia yang masih memakan baksonya.
"Gue kaya kenal, dia yang sekolah di SMA 28 jakarta kan?"tanya Verel
"Ah iya! Dia kan yang juara satu Olimpiade Kimia tahun lalu. Gila dia mah terlalu sempurna buat lo Ja. Cantik iya, kaya pasti, pinter apalagi. Nah lo? Muka pas-pasan, otaknya juga setengah-setengah. Mana mau dia sama lo hahahaha"celetuk Tejay.
Bhukk..
"Rese, Mati lo jay! Mati!"
Baja melingkarkan sebelah tangannya pada leher Tejay dan mencekiknya tanpa ampun."Hahahaha udah Baja, udah. Lo sih Jay jujur banget sama temen sendiri"Verel mencoba memisahkan.
"Anjirr! Lo sama aja Rel"sebalah tangan b
Baja melakukan hal yang sama pada leher Verel.Verel & tejay memekik kesakitan dan memukul bahkan mencakar lengan Baja.
Ali hanya terkikik geli melihat tingkah tiga sahabatnya dan kembali melirik Prilly dengan senyum sinisnya.
"Lo harus jadi milik gue!"
🍃🌹🍃
Prilly berjalan di koridor sekolah, ia menyoren tas nya bergegas untuk pulang. Tapi ada hal yang membuatnya kembali gelisah saat mengingat perkataan Selvia di kelas tadi.
"Pril, lo harus deketin dia dan bertingkah seolah lo cinta sama dia. Lo harus minta nomornya terus lo tembak dia! Gue gak mau tau, seminggu ini lo harus bisa jadian sama dia, gue gak peduli siapapun yang nembak duluan yang penting lo harus jalanin misi ini secepetnya. Kalo lo emang mau ketemu Malik lo jangan pernah berpikir buat mundur"
Sungguh, kepala Prilly pusing bukan main. Bagaimana tidak? Ia harus bersifat agresif seolah ia mencintai pria aneh seperti Ali? Jangankan menembak ali, meminta nomornya saja ia sudah muak. Prilly bahkan jauh dari kata agresif jika berhadapan dengan pria.
"Siapa nama lo?"
Prilly menghentikan langkahnya lalu mendongkakan kepalanya yang semula menunduk kini menatap pria yang bersandar di dinding koridor.
Pria itu menaikkan sebelah kakinya ke dinding dan bersedekap dada, prilly melirik penampilannya yang tidak bisa di katakan rapi.
"Nama lo?"tanyanya lagi lantas menatap mata hazel milik Lrilly
Badan prilly membeku seketika, mata legam itu?
"Lo budek apa gagu sih? Setiap gue ajak ngomong lo selalu liatin gue kaya liat maling ketangkep basah. Gue tau gue ganteng tapi kalo di tanya jangan diem aja seolah dunia cuma milik lo"
Prilly membuka bibirnya, ia ingin mengucapkan sesuatu tapi tubuhnya menjadi kaku. Entah apa yang terjadi?.
"Ck! Masih aja diem. Gue, Aliando syarief kelas 12 IPS 3, Lo bisa panggil gue Ali! Sekarang mana ponsel lo?"
Prilly berkedip dan merogoh ponsel yang ada di saku seragamnya lalu memberikannya pada Ali.
Apa ali seorang penghipnotis? Mudah sekali memerintah Prilly.
"Nih, entar malem lo miscall gue. Gak usah nelpon biar gue telpon balik! Gue tau lo tipe cewek gengsian. Gue cabut, jangan lupa!"tegas Ali sembari memberikan ponsel Prilly kembali.
Prilly menghela nafasnya gusar, pasokan udara tiba-tiba saja hilang dan kini hadir saat Ali sudah meninggalkannya.
"Huhh, gak sesulit yang gue kira ternyata. Baguslah dia yang mulai duluan, itu berati gue gak perlu rendahin harga diri gue di depan cowok aneh kaya dia"
Prilly melanjutkan jalannya tapi menghentikannya lagi. Ia menatap layar ponselnya yg masih menyala, nomor m3 dan nama Ali Tampan tertera di sana.
"Tapi kenapa dia bersikap kaya gitu? Dia ngajak kenalan atau maksa gue tau nama dia? Tuh anak anehnya minta ampun? Pake ngasih nama alay gini lagi, Ah iya gue lupa kalo dia playboy" prilly tak mau terlalu berlarut memikirkannya.
🍃🌹🍃
Tuttt..
Prilly langsung mematikan sambungan telponnya sesuai perintah Ali, ya! hanya miscall. Satu kali sambungan sudah cukup membuat Prilly merutuki kebodohannya sendiri.
Ia menggulingkan badannya di kasur, salah tingkah atau resah? Entahlah.
"Kok gue mau aja sih di suruh nelpon dia? Entar kalo dia mikir gue beneran ngarep di telpon balik gimana? Tapi kan dia belum minta maaf sama gue? Siapa yang gak kesel coba kalo mau di tabrak di depan sekolah kaya tadi? Eh tapi kalo dia gak nelpon balik gimana? Dia sukses bikin gue mati gaya dong? Ishhh bodoh..!"
Gadis ini memukul kepalanya sendiri, gemas atas tingkahnya.
Drettt..
Playboy Gadungan is calling
Jangan kalian kira Prilly akan terus menyimpan nama Ali tampan di sana, mungkin prilly akan mual setiap harinya!
Ya meski faktanya Ali tampan tapi prilly menyingkirkan kata tampan itu jika Ali masih playboy dan urakan seperti saat ini.
"Aihh! Dia beneran nelpon? Angkat? Engga? Angkat? Ahh"
Prilly menggigit bibirnya sendiri, jarinya langsung menekan tombol hijau.
"Hallo?"
Duh! Suaranya, gue jawab apa?' Batin prilly
"Emm, hallo?" Prilly memejamkan matanya lalu menggigit bibirnya sendiri, sungguh gemas.
"Siapa?"
Apa? Dia yang minta gue telpon tapi dia yang nanya siapa? Lo pikir gue apa? Dasar playboy gadungan' pekik prilly tertahan di benaknya.
"Gue, yang tadi siang di koridor"
"Oh iya, nama lo siapa?"
"Prilly"
"Gue kira lo beneran gagu! Haha. besok temui gue, gue mau ngomong sesuatu sama lo di taman belakang sekolah"
Wah! Minta di tabok ni anak"
Prilly meremas bantal guling yang ia peluk sekarang."Mulut lo manis banget ya kalo ngomong! sekarang aja gak usah besok-besok, gue sibuk!"
"Lo tau dari mana bibir gue manis? Ah apa lo mau nyoba? First lah buat lo haha. Besok Pril lo kok gak sabaran sih, gue tau lo kepo maksimal makanya besok aja sekalian gue mau buktiin sesuatu buat lo juga"
(Stupid! Crazy!) pekik Prilly dalam hati, ia membuang nafasnya kasar, butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi pria seperti Ali.
Gue tau, playboy kaya dia gak mungkin bilang first, dia udah sering ngelakuin kaya gitu. Pasti, uhhh! Demi kak Malik gue harus bisa!" Batin Prilly lagi menyemangati dirinya sendiri.
"Oyyy, lo masih idup kan? Kenapa gak di jawab?"
"Oke, jam istirahat. Jangan buat gue nunggu!"
"Haha yaya, see you My Queen"
Tutt tut tutt..
"Kyaaaaa! You out mind aliiii"pekik prilly dengan suara 8 oktafnya
🍃🌹🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Understand
Fanfiction"Lo harus jadi cewek gue!" Degh.. Prilly terkejut bukan main. Bukankah ini pertemuan ketiga mereka? Kenapa Ali sangat mudah berbicara seperti itu?. "Maksudnya?" "Lola ternyata! lo harus jadi pacar gue. Mulai detik ini, menit ini, jam ini dan hari in...