Wanita tua itu menghampiri Seulgi dengan langkah lemahnya. Dia sangat merindukan Seulgi, anak yang dia tinggalkan di Korea. Dia memisahkan Seulgi dengan kakaknya, agar tidak ada hal buruk terjadi pada kedua anak yang disayanginya.
Dia mempunyai alasan untuk itu, dia terlibat banyak hutang. Berusaha mencari pinjaman tapi tidak ada yang mau membantunya. Mengapa dia memiliki banyak hutang? Ayah Seulgi pernah mengalami kebangkrutan mendadak. Semua aset diambil begitu saja oleh orang tidak bertanggung jawab. Dia hanya pasrah dan bergantung pada Tuha.
Dengan berkat dari Tuhan. Ayah Seulgi berhasil mencari pinjaman dari kenalannya, dia membantu melunasi hutang-hutang Seulgi asalkan dia pergi ke Paris dan tidak pernah muncul lagi dihadapan Seulgi.
Cukup kejam? Memang tapi bagaimana lagi hanya itu caranya agar dapat melunasi hutang itu. Dan tidak membebani atau melibatkan kedua anak tersayang.
"Siapa kau? Maaf saya tidak mengenal anda." ucap Seulgi dingin.
"Aku ini ibu mu nak, maafkan ibu sudah menelantarnkanmu dan juga kakakmu."
"Kakak? Aku selama ini mempunyai kakak?" mata Seulgi berkaca-kaca.
"Tentu sayang, ibu sengaja tidak mempersatukan kalian berdua, agar pria jahat itu tidak menyakitimu dan kakakmu."
Tanpa aba-aba Seulgi memeluk Ibunya yang selama ini dia rindukan. Jarak yang memisahkan mereka. Tapi tidak dengan hati, tidak bisa dipisahkan oleh apapun. Rasa hangat langsung menghingapi tubuh Seulgi. Rasa ini, berbeda sekali.
Taeyong tersenyum melihat anak dan Ibu itu bersatu, dia memang tahu kalau Seulgi bukan yatim-piatu. Dia juga selama ini memata-matai Seulgi.
Taeyong tersadar dari lamunan, sesuatu yang bergetar di saku jaketnya. Dia menatap ponsel lalu beberapa detik kemudian menangkatnya dengan tergesa-gesa
"Halo Taeyong?"
"Aku disini ada apa?"
"Aku sudah melihat Nona dan Chanyeol dibandara, mereka mempercepatnya. Jemput mereka jangan sampai anak buah Taehyung melihatnya."
"Baik, apa dibandara ada yang menunggu selain aku?"
"Tentu, ada Mark dan juga Chen."
Chen? Dia baru mendengar nama itu. Jangan-jangan dia anggota baru.
"Siapa Chen? Dia anggota baru?"
"Oh ya aku lupa memberitahumu ya, dia baru masuk kemarin. Dia juga sangat ahli tentang strategi dan juga senjata. Jadi jangan macam-macam padanya."
"Begitu? Aku tidak takut. Sudah tutup telponnya aku akan menjemput mereka."
"Shit, bawa mereka ketempat Seulgi juga, karena mereka ingin sekali bertemu Seulgi. Jangan sekali-sekali kau meremehkanku lagi!"
"Hahaha, baik baik cepat tutup telponnya."
"Sampai jumpa kawan! Jaga dirimu baik-baik."
"Akhirnya sikecil itu menutupnya."
Dia berbicara dengan Ten, sahabat lamanya. Atau bisa dibilang sahabat seperjuangan. Mereka sudah mengetahui sifat satu sama lain. Taeyong dan Ten, mereka terlihat sepasang adik dan kakak. Tapi kenyataan tidak begitu. Mereka hanya seorang sahabat saja.
Taeyong menghampiri Seulgi yang masih setia memeluk Ibunya. Dia melihat kaos yang dikenakan Ibu Seulgi basah dibagian bahu. Entah berapa lama mereka menangis.
"Seulgi, aku akan pergi dulu. Lebih baik kau ikut bersama ibumu kerumahnya nanti kirim alamat rumah Ibumu melalui sms," Taeyong memberi salah satu telponnya, "Aku pergi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Love [Chanyeol Fanfiction]
Fanfiction[Privated on Some Chapter] [Completed] "Love Is Same Drug." Warning! Hardword!