Chanyeol merenungkan sesuatu, sendiri tidak ada seorang pun bersamanya. Hanya sendiri. Dunia memang kejam, semua kebahagian Chanyeol direnggut. Termasuk Seulgi.
Seulgi mengalami pendarahan yang cukup hebat didaerah kepala yang menyebabkan dia mengalami kekurangan darah. Rumah sakit sedang tidak menyimpan stok darah.
Seulgi yang sedang sekarat tidak terselamatkan, Chanyeol telat untuk membantu Seulgi. Ia sangat menyesal tidak datang lebih cepat lagi. Ia ingin sekali lagi bersama Seulgi jika Tuhan memberi kesempatan.
Ia ingin melihat bibir indah itu.
Ia ingin melihat kedua mata hangat yang selalu memperhatikan dirinya.
Ia ingin merasakan pelukan hangatnya untuk terakhir kali.
Ia juga ingin mengatakan bahwa dirinya sangat mencintai Seulgi dengan segenap jiwa.
Apa daya, semua telah direnggut dari Chanyeol. Semua. Semua sudah terlambat bagi Chanyeol.
Apalagi jika kesempatan kedua itu datang pada dirinya, dia tidak akan menyia-nyiakan lagi. Dia benar-benar terguncang hebat. Hampir saja mental Chanyeol menurun. Kalau tidak ada Riu dan Rou, Chanyeol akan bunuh diri dengan meminum obat beracun.
Jika dilihat sekarang, keadaan Chanyeol jauh dari kata baik. Wajah yang kusam, baju yang sudah kotor, mengeluarkan bau badan yang tidak sedap dan juga tumbuh rambut halus disekitar daerah dagu.
Sakit yang dialami Chanyeol bukan diluar tubuh. Tetapi didalam tubuh. Rasa yang hampa tidak ada yang mengisi. Hatinya sudah tertutup sejak kepergian Seulgi beberapa waktu lalu.
Seulgi pernah berjanji, ia akan menemani Chanyeol sampai akhir hayat. Sampai mereka melihat Riu dan Rou mempunyai cucu.
Wanita yang membuat Chanyeol jatuh kepesona Seulgi. Ia menemukan sesuatu yang tidak ditemukan pada wanita lain. Ia begitu kuat, tidak pernah memperlihatk kesedihan yang ia rasakan. Wanita termanis yang pernah temui.
Dan malaikat yang dikirim Tuhan dalam wujud manusia untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik. Chanyeol lebih sering membaca novel tentang keajaiban. Seseorang yang bangkit dari alam arwah dengan perwujudan orang berbeda, tetapi memiliki jiwa yang sama.
Sekali lagi, Seulgi melanggar janji.
Chanyeol berjalan-jalan kecil ditaman dekat tempat peristirahatan. Riu dan Rou diurus oleh Taeyong. Taeyong juga terkejut tentang kematian Seulgi yang begitu mendadak. Meninggalkan anak yang masih butuh kasih sayang kedua orang tua lengkap.
"Hey bung! Sudah lama tidak berjumpa denganmu!"
"Suho? Kau? Mengapa bisa ada disini?"
"Tentu saja! Ini wilayah miliku. Dan kau? Sedang apa? Aku jarang melihat kau berlibur seperti ini. Biasanya kau akan sibuk dengan pekerjaanmu. Atau kau mencari wanita baru?!"
"Jangan asal bicara!"
"Maaf maaf, aku tidak bermaksud. Bagaimana dengan kedua anakmu? Dan juga istrimu?"
Mendengarkan kata istri, Chanyeol kembali menjadi teringat Seulgi. Ia berusaha melupakan semua tentang Seulgi. Namun usahanya selalu gagal. Ia selalu dihantui oleh rasa bersalah dan kenangan manis bersama Seulgi.
"Dia sudah meninggal."
"APA?! SEULGI MENINGGAL?!"
"Ya, dan aku berusaha melupakan semua tentang Seulgi. Usahaku sia-sia Suho! Aku selalu teringat!"
Suho mendekat dan memeluk Chanyeol untuk memberi ketenangan. Suho saja terkejut tentang kabar Seulgi.
"Aku belum bisa membahagiakannya, aku belum melihat dia tertawa dengan lepas. Aku bodoh Suho! Aku bodoh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Love [Chanyeol Fanfiction]
Fanfiction[Privated on Some Chapter] [Completed] "Love Is Same Drug." Warning! Hardword!