Seulgi terbangun, dia merasakan tubuhnya sangat sulit untuk digerakkan, tubuhnya terasa kebas. Pandangan Seulgi masih kabur akibat efek ledakkan tadi.
Dia melihat Chanyeol dan Jongin terkulai lemas. Darah ada dimana-mana. Dipohon, rerumputan dan bunga-bunga. Disana banyak sekali bercak darah yang mengering. Seulgi juga merasakan ada sesuatu yang mengalir dibagian kepala.
Darah.
Cairan merah pekat itu mengalir tanpa henti. Membuat Seulgi mencium bau amis dan hanyir. Membuat kepalanya bertambah pusing. Seulgi memegang kepala dengan ditekan agar pusing tidak terlalu terasa.
"Akh, ibu ayah? Kemana kalian? Apa kalian masih disini? Apa kalian mendengarku? Jawab aku!"
Raga Ibu dan Ayah Seulgi memang masih disini tapi nyawa mereka sudah diambil oleh yang diatas.
"Ibu? Ayah? Dimana kalian? JAWAB AKU!"
Seulgi mencari kedua orang tuanya, dia hampir terjatuh karena kehilangan keseimbangan dan juga kepalanya begitu banyak mengeluarkan darah.
Untung saja bagian tubuh mereka masih lengkap. Jika mereka mengalami buntung atau yang lebih mengerikan. Kepala mereka pecah.
Seulgi samar-samar melihat ada dua orang terbaring lemas disana. Tunggu, dia tampak tidak asing dengan wajah orang itu.
"AYAH! IBU!"
Seulgi berlari tidak peduli dengan tubuh penuh luka. Hal terpenting sekarang apa itu benar mereka atau bukan.
"AYAH! IBU! KENAPA MAU MENINGGALKANKU? KENAPA! AKU BARU SAJA BERTEMU KALIAN KEMARIN. KENAPA TUHAN?! KENAPA?!"
Seulgi memeluk kedua jasad itu. Badan yang sudah hangus, dan darah kering yang melekat pada tubuh mereka.
Wajah mereka benar-benar hitam. Tetapi Seulgi mengenal mereka karena hati nurani mengatakan bahwa mereka adalah kedua orang tuanya.
Chanyeol terbangun disusul oleh Jongin. Mereka mendengar Seulgi menangis sangat keras.
Chanyeol panik, dia bangkit dan sialnya kaki Chanyeol tertancap sesuatu. Sebuah kayu yang menancap dikaki sebelah kanan.
"Kayu sial, dimana Seulgi?"
Chanyeol merasakan sakit hebat dibawah kaki. Kayu seakan-akan terus masuk jika dia bergerak sedikit.
"Chanyeol kau disini saja. Biar aku mencari Seulgi."
"Tidak! Aku juga harus mencarinya."
Keras kepala.
"Baik aku akan menuntunmu. Jadi berhati-hatilah. Luka dikakimu cukup parah."
Jongin mengangkat tangan Chanyeol dan diletakkan dibahu. Jongin tidak memiliki luka separah Chanyeol dan Seulgi. Jadi dia bisa membantu.
"Itu disana. Tapi apa itu? Tampak gosong dan menjijikan. Apa itu mayat? Astaga!"
Chanyeol segera berlari, menghampiri Seulgi dengan tertatih-tatih. Seulgi berjongkok dan terus menangis. Dia terlihat seperti zombie. Bibir yang pucat, kantung mata yang hitam dan wajahnya pucat pasi.
"Seulgi biarkan mereka pergi. Agar mereka tenang, aku berada disini untukmu. Kau tidak boleh bersedih lagi sayang."
"Tapi hiks.. Kita baru bertemu mereka kemarin.. Hiks.."
"Jangan terus bersedih sayang, mereka juga akan sedih jika melihatmu seperti ini."
"Aku akan hiks... Berusaha.. Hikss.. Merelakan mereka. Tapi Chan, hiks.. Kita.. Baru bertemu kemarin.. Hiks.."
"Tenang sayang, mereka pasti ditempat terbaik disisi Tuhan. Kita bisa melalui ini bersama-sama ya?"
Seulgi langsung memeluk Chanyeol, Chanyeol menerima dengan senang hati. Dia sesekali mengusap punggungnya agar lebih tenang.
Baru saja mereka menjadi keluarga seutuhnya dalam beberapa hari. Kembali terpisah karena kejadian tidak terduga. Dipisahkan juga karena takdir yang tidak memihak mereka.
"Aku akan memanggil ambulan, kalian tunggu saja disini. Aku akan kembali beberapa menit lagi."
Jongin berdiri dan berjalan kearah mobil. Jarak mobil dan rumah itu lumayan jauh sekitar 2 meter sedangkan ledakkan itu hanya mencapai 1 meter.
Dia melihat dirinya tampak berantakan. Baju yang terkena ledakan, rambut yang sedikit berantakan dan celana sobek sebelah. Dia sebentar lagi akan meninggalkan, mengapa? Karena Jongin rela melakukan apapun demi sahabatnya atau orang yang disukainya?
Jongin sudah sampai dimobil. Dia mengambil benda kotak itu lalu menekan digit angka.
Dia terduduk dikursi jok, entah apa yang harus dilakukan nanti setelah dia dibunuh oleh Taehyung, dia harus pasrah atau melawan? Jika dia melawan sama saja ia membunuh dirinya sendiri.
Dia menukarkan nyawanya demi kehabagiaan Seulgi. Dia tidak mau mereka bersedih lagi. Melihat orang terkasihnya menangis.
Jongin mencintai Chanyeol? Persetanan dengan perasaanya. Dia mempunyai rasa itu saat bertemu pertama kali dibar.
Jongin seorang gay? Mungkin Chanyeol juga gay sebelum menemukan wanita bernama Seulgi.
Jongin mengambil sepucuk kertas dan menuliskan hal yang selama ini dia pendam.
Kata demi kata dia tulis. Penuh dengan kepiluan yang dirasakan Jongin saat ini.
Dia tidak mau ini akan menjadi salah paham. Antara Seulgi dan Jongin. Kedua orang yang mencintai Chanyeol.
Memang, Chanyeol adalah pria yang tampan, mapan dan penuh wibawa.
Kekuasaan yang dia miliki sudah bertebaran dimana-mana. Siapa yang tidak kenal mafia dingin dan kejam asal Negeri Gingseng? Wajah yang pernah tersebar diposter-poster pencarian polisi. Hingga berita memasuki trending topic."Semoga kau tahu, aku selama ini meninginkanmu. Tapi itu adalah hal yang paling mustahil. Dan sekarang aku pergi. Semoga kalian bahagia. Aku akan berusaha melupakanmu dengan segala kenangan yang kita buat. Chan."
Jongin menetaskan cairan bening dari pelupuk matanya. Cairan itu semakin banyak ketika dia melihat Chanyeol dan Seulgi berjalan kearahnya.
"Hey, kenapa kau menangis?"
"Aku kelilipan! Aku pergi dulu dan mungkin tidak akan kembali. Sampai bertemu lagi kawanku! Dan cintaku semoga kita bisa bertemu dikehidupan selanjutnya."
Jongin berlari menjauhi Chanyeol dan Seulgi yang menatapnya dengan penuh kebingungan. Jongin tidak melihat kebelakang lagi. Terlalu sakit melihat orang yang dicintainya bersama yang lain.
"Kenapa dia seperti itu?"
"Mungkin dia dan kekasihnya sedang bertengkar."
"Dia belum punya kekasih. Setahuku dia selalu sendiri dan bersamaku."
"Jadi kalian?"
"Bukan, bukan seperti aish! Kita hanya berteman. Ingat itu!"
Suara sirine ambulan datang. Beberapa perawat keluar dan membawa jasad yang ada didalam hutan. Para perawat juga sesekali menutup hidung mereka karena bau hanyir yang menyengat.
"Kau! Sebaiknya kau harus segera dibawa kerumah sakit dan melakukan operasi. Kepalamu bocor Nona."
"Apa? Kepalaku bocor?"
"Dia itu bodoh atau apa? Masa kepala yang terus mengalirkan darah tidak terasa pusing? Dasar wanita sok kuat!" batin Chanyeol.
"Cepat! Bawa dia dan berikan perawatan terbaik kalian!"
Para perawat itu mengangguk patuh. Mereka tahu siapa itu Chanyeol, mafia dingin dan kejam. Tapi anehnya dia tidak pernah tertangkap atau dicari lagi oleh pihak keamanan.
Karena dia juga pernah membantu untuk hal-hal yang cukup rumit dalam bidang keamanan. Jadilah mereka membebaskan Chanyeol. Asalkan dia tidak berbuat onar dan seeenaknya saja.
Tbc..
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Love [Chanyeol Fanfiction]
Fanfiction[Privated on Some Chapter] [Completed] "Love Is Same Drug." Warning! Hardword!