Mereka berdua berjalan kehotel. Jarak hotel dan DisneyLand tidak terlalu jauh untuk menghemat uang dan agar tubuh sehat mereka memutuskan jalan kaki saja.
"Apa masih jauh? Aku lelah."
"Payah, sebentar lagi sampai."
"Apa? Kau mengatakan apa tadi?"
"Tidak sayang. Aku hanya mengatakan sebentar lagi sampai."
"Bukan itu yang aku dengar."
Seulgi melihat anak kecil ditengah jalan, berdiam diri dan menatapnya kosong. Badan kurus kering dan pakaian lusuh.
"Tolong aku." ucap anak kecil itu lirih. Walaupun jaraknya cukup jauh dia masih bisa mendengarnya.
"Chanyeol, aku harus pergi."
Dia melepaskan gengaman tangan Chanyeol dan berlari menuju anak kecil yang berada ditengah jalan.
Saat Seulgi sudah berada ditengah jalan anak kecil itu tiba-tiba menghilang tidak tahu kemana.
Bruk!!
Seulgi tertabrak mobil, terpental cukup jauh dari tempat ia tertabrak. Chanyeol masih terus mencari. Tapi dia malah menjauh dari Seulgi. Alhasil, Chanyeol kehilangan Seulgi.
"TOLONG!! ADA ORANG TERTABRAK!!"
"Jangan panik aku akan membawanya, dan aku juga akan mengurus semuanya."
Pria bermasker itu membawa Seulgi kerumah sakit tanpa sepengetahuan Chanyeol.
Dia senang, dia mendapatkan apa yang selama ini diinginkan. Memiliki Seulgi dengan cara apapun dia harus memiliki seorang Choi Seulgi. Menahan hasrat untuk memiliki seseorang itu begitu sulit. Dia adalah pria yang sangat kuat ternyata.
"Aku tidak akan membiarkanmu bertemu lagi dengan Chanyeol."
•••
Pria bermasker itu mengurus segala yang ada dirumah sakit sekarang. Dia juga harus membayar beberapa orang dalam untuk menyembunyikan Seulgi.
Bila ada yang mencarinya bilang saja dia tidak dirawat dirumah sakit ini. Membayar mereka sangat mudah tapi yang membuat sulit, jika ada seseorang mengenal Seulgi dan memberitau pada Chanyeol.
Masalah besar bagi pria itu.
"Apakah ada kerabat dari pasien bernama Choi Seulgi?"
"Saya dokter, ada apa?"
"Pasien mengalami pendarahan dikepala cukup banyak, dia juga mengalami amnesia. Tidak seluruhnya tapi sembuhnya akan lama."
"Amnesia? Begitu ya? Aku akan berusaha agar ingatannya kembali pulih."
"Terima kasih atas partipasinya."
"Tunggu apa dia bisa dijengguk?"
"Bisa tapi saya mohon, dia masih sangat lemah untuk mengingat masa lalunya."
Dokter itu pergi dan pria bermasker ini tersenyum bukan tersenyum bahagia melainkan tersenyum puas.
"Aku akan berusaha melupakan sibodoh itu dan hanya aku dikehidupanmu."
Seulgi mulai sadar, padahal pendarahan yang dia alami cukup parah. Wanita memang lebih kuat daripada laki-laki. Bisa menghadapi apapun seorang diri. Bahkan mereka bisa melewati semua itu dengan hanya merenungkan diri atau melampiaskan pada hal-hal positif.
"Dimana aku? Rumah sakit?"
"Hay, sudah membaik?"
Pria itu mendekati Seulgi dan duduk disampingnya. Tersenyum dan mengelus pucuk kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger Love [Chanyeol Fanfiction]
Fiksi Penggemar[Privated on Some Chapter] [Completed] "Love Is Same Drug." Warning! Hardword!