Attar baru saja menepikan motornya disembarang tempat sangkin terburu-burunya.
"Woi anjing!" teriak Attar membuat semua anggota geng itu menoleh kearahnya.
Attar menendang punggung salah satu anggota geng kampungan itu hingga terjatuh kelantai. Helm yang ia gunakan tadi jadikan sebagai alat untuk memukul kepala orang itu. Walau tidak sampai tergelepar tak berdaya. Hampir saja pukulan melayang dari arah belakang kepala Attar kalau cowok itu tidak langsung menghindar.
Attar dengan cepat menendang tubuh anggota lainnya dengan sekali tendangan keras. Tapi dari sisi lain, Attar tidak menduga ada pukulan keras yang menghantam punggungnya hingga cowok itu terjatuh ke aspal. Salah satu anggota geng kampungan itu langsung melayangkan pukulan bertubi-tubi dipipi Attar, bahkan hingga perutnya sekalipun. Attar menghindari beberapa pukulan terakhir sampai akhirnya ia langsung melayangkan tinjuannya pada bawah rahang anggota geng itu.
Hanya butuh beberapa menit saja, Geng berandal kampungan itu bubar hitungan detik. Attar segera menjulurkan tangan kepada temannya itu berniat untuk membantu berdiri, bukan disambut, teman itu justru menepis tangan Attar begitu saja.
"Gue gak butuh pertolongan, lo." desis Gebryan bangkit berdiri sendiri.
Attar mengejar Gebryan saat cowok itu sudah ingin menaiki motor merahnya. "Yan, tunggu, Yan." ucap Attar terengah-engah.
Gebryan menoleh sinis, "lo mau apa lagi, ha?"
"Mau seberapa tahun sih, Yan?"
"Sampai lo sadar, dengan perbuatan lo!" Gebryan mendorong tubuh Attar menjauh dari motornya, kemudian men-starter dan melaju kencang meninggalkan Attar yang masih terpaku ditempat.
Attar mengacak rambutnya frustasi. Bukan masalah wanita yang membuatnya kehilangan akal, tetapi permasalahan tentang persahabatanlah yang membuat dirinya jatuh dengan kesunyian. Attar melihat tubuh Gebryan semakin menjauh hingga menghilang diperbelokan jalan.
Tanpa menunggu lama, Attar kemudian melangkah kearah motornya dan menaikinya, segera mengendarainya meramaikan kota Jakarta.
Sampai sekarang, Attar justru tidak mengetahui mengapa Gebryan semarah bahkan sebenci itu pada dirinya. Entah apa kesalahan Attar diwaktu masa lalu.
Attar bukanlah seorang manusia yang peka terhadap lingkungannya. Ia butuh seseorang untuk membuka pikirannya terhadap kehidupan yang dijalaninya. Bukan wanita, melainkan sahabat lah yang ia pentingkan. Ia hanya butuh seorang sahabat yang menemaninya sejak kecil. Dan, hanya Gebryan lah orang itu. Orang yang selalu membuat Attar sedih ketika mengingat bagaimana senangnya masa lalu mereka.
Attar tidak perduli jika orang berkata 'banci' tentang dirinya. Intinya, ia juga tidak ingin orang tahu tentang masalahnya, sama halnya ia juga tidak ingin tahu permasalahan orang.
• • • •
Siang itu lapangan sekolah dipenuhi dengan anggota basket yang sedang melakukan pemanasan ringan untuk melakukan latihan.
Keadaannya berlanjut seperti biasanya. Tetap ramai, tetapi cukup tenang tanpa ada kecekcokkan yang biasa terjadi dibuat oleh segerombolan perusuh.
Attar sedang santai menyeruput es jeruknya dibangku pinggiran lapangan, sampai akhirnya pendengarannya terusik karena seseorang memanggilnya dengan nada keras.
"ATTAR!!" teriakan yang menggema ditengah lapangan itu membuat semua yang berada dipinggiran lapangan menoleh.
Cowok yang baru saja datang itu berjalan angkuh ke bangku Attar dengan gaya meremehkan, "lo harus tanding sama gue!" ucapnya dengan penuh tantangan.
"Cih." decak Attar.
Cowok bernama Tora itu mengacuhkan decakkan Attar, "oh lo gak mau? tandanya lo itu, takut." tegas Tora diakhir kalimatnya.
"Takut? Bukannya lo yang takut sampai harus bawa segerombolan anak kelas sebelah kesini, hanya cuman minta tarung sama gue?"
Tora terdiam sejenak, "mending, lo jawab antara iya dan enggak!"
"Gak."
"Lo, pecundang." Tora mengangkat jari jempolnya keatas kemudian menurunkannya dengan sedetik.
"Serah lo mau ngomong apa."
Tora tidak tinggal diam, ia sudah tahu jika Attar tidak akan secepat itu untuk menerima permintaannya. Jadi, ia sudah menyiapkan sesuatu yang bakal membuat Attar tidak berkutik, "Oh, lo takut sama status Papa lo yang bakal diturunkan? Atau takut, kalau Papa lo bakal marah sama lo? Ulululu, anak Papi banget ya." Tora memukul-mukul puncak kepala Attar.
Attar mengibaskan tangan Tora dari kepalanya dengan sekali hentakan, "jangan pernah bawa orang tua gue." ucapnya dingin.
Tora merubah mimik wajahnya menjadi cukup sedih, "uh, kenapa? kalau emang lo gak mau, ya berarti tandanya lo anak papi atau gak, ya..pecundang?"
Attar berdiri, menyamakan posisi tubuhnya dengan Tora yang tidak beda tipis, "gue tunggu lo nanti malam."
• • • •

KAMU SEDANG MEMBACA
Alira untuk Attar
Teen Fiction{{ Cover by : @waygraphic }} "Pernah terpikir untuk mengakhiri hidup ini, Ra. Dan lo hadir merubah pikiran gue. Terimakasih Ira, untuk semua ajaran yang lo berikan ke, aku." _______ Pemicu terberat Attar menjadi seorang yang berengsek adalah permasa...