Suasana duka menyelimuti sekeliling ruangan yang mulai dipenuhi beberapa orang tersebut. Nampak beberapa wajah haru penuh sesak berdampingan memberikan penghormatan terakhir didepan sebuah altar. Berlatarkan sebuah senyuman dari wajah cantik dengan rambut sebahunya.
Kilau hijau jade yang tak akan pernah terlihat lagi.
Yang perlahan mulai memudar diingatan semua orang yang hadir dalam upacara pemakaman tersebut. Memandang penuh sesak sembari meletakkan beberapa tangkai bunga didepan meja abunya.
***
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Ishikawa yuuri presents
***
The Sin's
***Flashback
Pagi ini Hinata memulai harinya seperti biasa menyiapkan keperluannya dan bersiap untuk berangkat kuliah. Kakak sulungnya menelfonnya subuh tadi, mengabarkan padanya bahwa ayah dan kakaknya itu akan pulang dari perjalanan bisnis mereka di amerika. Membuatnya sedikit gugup saat mengetahui bahwa ayah dan kakaknya akan segera pulang ke jepang, ia menyegerakan dirinya untuk kembali ke mansion Hyuuga.
Naruto yang merasa masih ingin bersama gadisnya ini, bersikeras ingin mengantarnya pulang sekaligus ingin bertemu dengan keluarga calon istrinya ini.Hingga sebuah pesan masuk berdering diponsel pintarya.
Pesan yang akan amat sangat ia sesali karena telah menerimanya. Sebuah live delay dari video call seseorang. Yang sengaja diatur untuk dikirimkan ke waktu tertentu.
"Sayang, ponselmu bunyi tuh," ujar Naru santai.
Hinata yang sedang merapikan pakaiannya kedalam bag berukuran sedang, terpaksa melenggang kearah nakas dekat sofa diruang tamu. Namun kembali mengurungkan niatnya kala melihat beberapa pakaian milik kekasihnya yang berserakan.
"Bukalah sayang! Aku sibuk!", dengan sedikit berteriak Hinata berseru dari dalam kamar Naru.
Tanpa basa-basi Naru menslide logo kunci kekanan hingga layar ponsel pintar Hinata itu langsung menampilkan sebuah pesan.
Dibukanya pesan tersebut dan ia nampak sedikit heran.Nampak seorang gadis berambut pink, dengan mata sembab dan suara yang terdengar parau.
Pinky_bitch
Mon, 00.15
Play
Stop
Pause"Konbanwa Hina-chan.. apa kau masih mengingatku? Ini aku... Sakura.. baka-forehead.. Hinata.. aku sangat merindukan senyum mu... sapaanmu.. kumohon... ampuni aku.. aku sangat.. hiks... hiks... aku sangat menyayangi mu hina... aku ingin persahabatan kita utuh seperti dahulu... hiks... g-gomenasai... aku... mengerti perasaanmu sekarang... hiks.. aku mohon ampuni aku.. aku merindukan mu hinata... hiks... aku sadar.. dia memang brengsek.. tak seharusnya aku melakukan hal itu padamu... aku.. aku.. hiks... a-anggap saja ini.. penebusan dosaku untuk mu hina-chan.. hiks... arigatou.. karena sudah pernah mau menjadi sahabat baik ku selama ini... hiks..."
Naruto mulai mencurigai apa yang akan dilakukan gadis ini selanjutnya. Jika ia perhatikan dengan detil, gadis itu nampak tertekan.
Sangat tertekan.
Dengan suara paraunya, body languagenya.Disela kepulan asap rokok yang gadis itu hisap dan hembuskan beberapa kali ia nampak menjambak rambutnya sendiri.
Tak lama kemudian gadis itu nampak berdiri menjauhi layar kameranya dan nampak menurunkan sesuatu. Sesuatu itu berupa simpul agak besar. Seperti tali tambang. Naruto berjengit saat ia melihat gadis itu melilitkan tali itu pada lehernya dan mengatakan sesuatu setengah berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sin's [COMPLETE]
FanfictionMenjadi wanita pendiam itu serba salah. Menjadi wanita yang selalu ditindas itu serba salah juga. Hinata bingung harus menjadi seperti apa agar dia bisa dihormati oleh siapa pun orang di luar sana, termasuk keluarganya. Padahal dia selalu menjadi...