Lengan putihnya terjulur menggenggam sebuah handgun yang berisi peluru yang dengan siap meletus jika pelatuknya ditekan. Moncong handgun yang terarah pada sesosok wanita diatas ranjang dengan tatapan nanar dan kehilangan suaranya menatap mereka berdua yang seketika berhenti berseteru.
"Okaeri yo, Brother~",
Naruto tercekat kala melihat sepucuk senjata api mengarah pada perut wanitanya dari jarak kurang dari dua meter, membuatnya dengan berat hati melepaskan cengkeraman tangannya pada kerah seseorang yang memanggilnya "Brother" dihadapannya ini.
Ishikawa Yuuri
Presents
**
The Sin'sSenyum sinis menghiasi wajah tampan pemuda dengan netra sama sewarna dengan milik Naru itu sembari merapikan pakaiannya yang setengah kusut akibat perseteruannya barusan dengan adiknya ini. Namanya Namikaze Menma, ia adalah seorang anak yang ibunya bilang mendapatkan marga keluarga besarnya. Seorang anak pancingan sebelum Naruto dan adik perempuan Naruto lahir. Dan dia jugalah yang dengan sabar mengerjakan semua tugas yang harusnya dikerjakan oleh Naruto namun tetap Naruto lah yang mendapat pujian dari hasil kerja kerasnya.
"Fiuhh~~ tegang sekali disini yah? Ahaha, maaf-maaf! Aku tak sopan ya? Ah~ perkenalkan, namaku Namikaze Menma. Aku kakak dari pria pengecut dihadapanmu ini, nona Hyuuga~", membungkukan badannya bak sikap seorang gentleman, Menma memberikan perkenalan singkat dengan tak memperdulikan tatapan penuh kesiagaan dari Naruto disebelahnya.
Hinata yang masih kaget dengan peristiwa yang baru saja hampir merenggut nyawanya dan bayinya, tak mengeluarkan kata-kata balasan untuk perkenalan yang Menma lemparkan.
Peduli setan jika ia dibilang tak tau etika, yang ia pikirkan kini adalah nyawa mereka bertiga.
"Apa mau mu?", suara tegas akhirnya keluar dari rahang Naruto yang mulai mengeras saat menegaskan kalimat tanyanya.
Berbalik menatap adiknya, Menma membuang senyumannya dan memasukkan kembali handgun tersebut kedalam selipan kevlar dalam mantelnya.
"Aku hanya ingin menengok keadaan adik ku dan keluarga barunya, apa itu salah?", mimik wajah kelewat serius menghiasi wajah tampannya dan Naruto akui, cukup membuatnya menelan ludah sesaat.
Menma bukan orang biasa yang bisa ia ragukan kelakuannya, bisa dibilang ia sedikit "spesial". Spesial disini dalam arti, sedikit gila dan berambisi untuk menghabisinya dalam setiap kesempatan. Dan mungkin ia sedikit memiliki gangguan dengan jiwanya namun tetap bisa dibilang normal.
"Aku tak akan mengulang pertanyaanku, katakan apa tujuanmu datang kemari?", Naruto mulai kehabisan kesabaran melihat tingkah Menma yang makin meremehkan keberadaan dan kesabarannya menanggapi tingkahnya kali ini dengan memberinya cengiran aneh.
"Serius sekali? Oh ayolah~ Kita jarang bertemu dan akan kau habiskan dengan berkelahi? Kau ini kekanakan sekali Otouto~", gelak tawa memuakkannya memenuhi ruangan kamar tersebut namun tak ada satupun yang menanggapi tawanya.
Sorot mata adalah segalanya.
Gerakan bibir dan gesture orang ini berbeda dengan tatapan matanya yang nyalang mencari titik celah dari pemuda blonde dihadapannya ini. Berusaha menimbang-nimbang apa tindakan selanjutnya yang akan ia lakukan setelahnya. Dan Naruto tengah membaca semua gerak-geriknya.
"Ah~ baiklah-baiklah kau menang, aku memang tak bisa berbohong padamu ya kan? Haha... aku hanya ingin berkunjung kok, tenang saja. Ayah mengutusku untuk memberikan ini padamu, kuharap kau baik-baik saja setelah membacanya. Aku rasa.. dia akan segera mati kau tau? Hahahaha~", dilemparkannya secarik amplop berwarna kecokelatan yang dengan sigap ditangkap oleh kedua tangan tan milik Naru.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sin's [COMPLETE]
FanfictionMenjadi wanita pendiam itu serba salah. Menjadi wanita yang selalu ditindas itu serba salah juga. Hinata bingung harus menjadi seperti apa agar dia bisa dihormati oleh siapa pun orang di luar sana, termasuk keluarganya. Padahal dia selalu menjadi...