Kelopak sewarna susu itu mengerjap beberapa kali menatap jendela disebelah ranjang king size yang tengah ia tiduri malam ini, mengelus lembut lengan tan yang posesif melingkari perut buncitnya yang berlapis selimut tanpa apa apa dibawahnya.
Lenguhan nafas hangatnya seiring dengan gerakan lengannya sendiri yang merapatkan posisi selimut hingga melingkupi belahan dada telanjangnya yang terasa sejuk akibat semilir udara dari ac kamarnya kian merebakkan bulu halus disekujur tubuhnya. Membuat si empunya sepasang saphire disebelahnya terusik pelan dan menatapnya untuk memastikan kenyamanan sang permaisuri dalam peraduannya.
Ditolehkannya kepala bersurai lebat gelap kearah wajah tampan yang tengah menatapnya kini dan bertanya memastikan kemyamanannya.
"Ada apa sayang? Mau ku ambilkan sesuatu?", ujar Naru seraya mengusap lembut lengan sebelah kiri Hinata yang menolehkan wajahnya kearahnya.
"Maaf honey.. kau terbangun ya? Tidak usah.. aku tak apa apa kok.. hanya.. tak bisa tidur saja..", sahut Hinata seadanya.
Tubuh molek nan ayu itu berbalik mengahadap kearah pemuda dibelakangnya itu kemudian memeluknya erat, berusaha kembali nyaman dan kembalu merasakan kehangatan tubuhnya. Sebuah kecupan mesra mendarat diatas kening sang permaisuri yang kembali mencoba memejamkan kelopak matanya, menyembunyikan sepasang mutiara teduh yang sekilas barusan menyiratkan kekhawatiran dan kecemasan.
***
Ishikawa yuuri
Presents
**
The Sin's
***Pagi menjelang. Menampakkan sinar kuning keemasan yang membuat kesan hangat memenuhi seisi kamar besar yang dihuni oleh sepasang mahluk yang saling mencintai itu. Dihadapan sang wanita, si pria tengah menengadahkan lehernya memberi akses kepada si wanita untuk mengenakan dan merapikan kancing kemeja yang tengah ia pakai kini serta memasangkan dasi diantara kerahnya.
Menatap bangga tubuh tegap itu yang dihiasi cengiran khas milik si pria menambah kesan hangat yang mewakili perasaanya saat ini."Aku hanya sebentar, setelah menemui ayah aku akan segera pulang. Jangan lupa kunci semua pintu dan jendela, terutama pintu. Dobel oke?", seolah menegaskan tentang betapa pentingnya pengamanan ganda, Naru menautkan alis pada kalimat akhirnya.
"Yes, Sir!". Dengan gerakan salute, Hinata menjawab tak kalah tegasnya dari pria dihadapannya kini.
Naruto mengelus lembut perut buncit Hinata sembari berjongkok dihadapannya. Mengecup perut bundar tersebut lalu menempelkan telinga keatasnya seraya berbisik pelan.
"Tou-san pergi sebentar ya, jaga kaa-san selagi aku tak ada. Jangan biarkan siapapun menyakitinya oke? Tou-san sayang kamu...", sekali lagi kecupan mendarat diatasnya lantas ia berdiri mengecup kening lalu bibir Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sin's [COMPLETE]
FanficMenjadi wanita pendiam itu serba salah. Menjadi wanita yang selalu ditindas itu serba salah juga. Hinata bingung harus menjadi seperti apa agar dia bisa dihormati oleh siapa pun orang di luar sana, termasuk keluarganya. Padahal dia selalu menjadi...