Lengan putih telanjang milik Sasuke terjulur menuju pundak ringkih sang ibu hamil yang termenung menatap rembulan diluar jendela berteralis itu dengan tatapan mendamba. Dilengan lainnya terdapat satu ampul berisi cairan bening bertakar 50cc. Dengan sigap, lengan kanan berwarna seputih porselen itu mengarahkan ujung lancip jarum dari ampul ditangannya menuju leher Hinata. Menancaplah disana jarum tajam tersebut, dengan tak menghiraukan rontaan dari wanita disebelahnya, ditekannya hingga habis aliran cairan bening itu memasuki pembuluh darahnya.
"Calm down... ini hanya akan terasa sakit sedikit...",
Wajah tampan nan dingin itu tersenyum lembut kala menatap tubuh sang wanita yang mulai terkulai lemas. Ditangkupnya tubuh mungil tersebut dan diletakkannya diatas ranjang empuk peraduannya selama ini.
**
Ishikawa Yuuri
Presents
*
The Sin's
**Manik sebiru lautannya mengarah pada sebuah pintu besi disebelah kiri tubuhnya. Kembali memberi yang isyarat kepada dua rekannya, ia membuka pintu tersebut tanpa suara.
'Sial! Dimana dia!?', inner nya.
Langkahnya makin cepat disaat ia menyadari berapa lama lagi waktu yang tersisa bagi mereka agar bisa menemukan Hinata. Hingga sebuah deru mobil memasuki area bangunan besar itu dan seketika menghentikan kegiatan mereka sesaat.
"We got company,", ujar Sai.
"Bagaimana sekarang?", tanya Gaara mengenai rencan lanjutan mereka.
Naruto nampak mendengus kesal sesaat lalu kembali berderap dan memberi isyarat pada mereka agar bersembunyi. Dibalas anggukan singkat, mereka bertiga bersembunyi ditempat terpisah.
**
Langkah besar berlapis sepatu boot itu berderap masuk melalui sebuah pintu. Lengannya dengan gusar mencari letak ponselnya didalam saku celana panjangnya.
"Yare yare~ sedang apa sih dia?", sahutnya kesal kala tak kunjung mendapatkan balasan dari sambungan telfonnya.
Menma berjalan menaiki tangga menuju lantai dua bangunan tersebut, tak menyadari kehadiran tiga orang lain yang bersembunyi disekelilingnya. Kepalanya berdenyut nyeri saat ia terlintas akan lolosnya Neji dari bidikan senjatanya.
'Itu Menma!', isyarat Sai.
'Wait for my command!', sahut Naru dengan jemarinya.
'Hell ya! I can't wait any longer!', tak lama berselang, Gaara menyergap Menma dari belakang setelah ia memberi isyarat pada dua temannya.
BRUGH!!
"Ara ara~ lihat siapa yang keluar dari persembunyiannya!",
Gaara dan Menma bergelut mencari celah untuk menjatuhkan satu sama lain ke atas ubin.
"Sudah sembuh luka mu? Panda? Hahaha~",
Menma menyikut rahang Gaara telak hingga ia limbung ke kiri.
"Better than before!",
Tak mau ketinggalan ancang-ancang, Gaara meng-upper cut rusuk Menma sebagai balasan.Tak tinggal diam, Naru dan Sai yang masih bersembunyi ikut keluar dari tempatnya dan segera melumpuhkan Menma dengan sebuah stun gun yang dipegang Sai.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sin's [COMPLETE]
FanfictionMenjadi wanita pendiam itu serba salah. Menjadi wanita yang selalu ditindas itu serba salah juga. Hinata bingung harus menjadi seperti apa agar dia bisa dihormati oleh siapa pun orang di luar sana, termasuk keluarganya. Padahal dia selalu menjadi...