Hope?

3K 153 47
                                    

Lepas rontaan yang ia lakukan saat kembali ampul berujung tajam itu menghunus permukaan kulit leher mulusnya tanpa hambatan.

"There honey... just sleep like that... sss~ i'll be here... wait 'till you wake up..",

Desisan serta bisikan khas suara seseorang dihadapannya kembali mengantarnya menuju alam bawah sadarnya. Menapaki kembali kepingan memori dan beberapa kenangan dimasa lalunya.

Sebuah senyuman manis dari sebuah wajah terlintas melewati ingatannya.

Senyuman yang pernah hadir dalam kisah hidup remajanya. Gelungan surai sewarna permen kapas itu terurai saat si empunya kepala berlari menghampirinya dan lambaian tangannya diudara memanggil namanya.

"Hina-chaan~!",

Lengkingan suara cempreng khas milik gadis berpakaian seragam SMA yang sama seperti yang ia kenakan itu memanggil namanya berulang kali.

Seolah lupa akan sakit hatinya.

Seolah lupa pada arti pengkhianatan.

Hinata berjalan menuju gadis berambut warna gulali yang terus melambai dan memanggil namanya berulang kali itu dengan wajah sumringah.

'Is this the end?'

'Is this what i got after my long journey?'

'Yokatta ne?'

'Yokatta desu ne?'

'Kami-sama... Arigato..'

**

"Lakukan pengangkatannya sekarang, sebelum efek bius ini hilang dari dirinya..",

"Efek penenangnya bahkan belum terjadi, kau mau aku melakukan prosesi sterilisasi dengan keadaannya yang setengah sadar ini?! Kau gila Sas!",

"Do it now!! Kalau kau tak mau biar aku yang lakukan!!",

Kilatan cahaya terpantul melalui scalpel yang ada disebuah meja kecil disebelah Hinata berbaring.

"Kau sudah gila!!",

DORR!!
BRUGH!

"Cari orang lain, buang mayat ini dimanapun sesukamu. Aku tak butuh sampah tak berguna keluar dari mulut orang yang aku pekerjakan,"

"Okay okay. Tapi, bisakah kau kurangi kegiatan 'asal tembak' sesukamu Sas? Aku mulai risih sekarang",

Pistol berlapis peredam yang masih mengeluarkan uap panas itu teracung pada seorang pemuda dihadapannya.

"Mau jadi yang selanjutnya?",

Tanpa keraguan sedikitpun, pelatuk ia tarik dengan raut wajah datar.

Kedua tangan terangkat.

Mencoba mengiyakan saja keinginan atasan menyebalkannya ini.

"Hello? Hey! I had a job for you, where's your location? Allright then, i'm on my way."

Tanpa banyak bicara, sang bawahan berjalan menjauh selepas menutup sambungan teleponnya.

The Sin's [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang