Meet and Greet

1.5K 134 11
                                    

Kyoto
14.20 PM

Hoodie berwarna hitam yang menutupi pucuk kepalanya digeser perlahan agar menampakkan surai kuning keemasan miliknya menantang cahaya matahari yang mulai meredup karena awan mendung diatasnya.

Kaki jenjangnya menapak tanah dibawahnya dengan tegas dan dilangkahkannya menuju sebuah rumah yang dikelilingi oleh pagar setinggi 5 meter berarsitektur gaya tradisional Jepang. Tas ransel yang ia bawa dibenarkan letaknya hingga tak menghalangi gerak langkahnya menghampiri pintu depan rumah tersebut.

"Permisi~ bisa aku bertemu Hyuuga Hiashi dan Hyuuga Neji?", sapanya melalui intercom di dinding pagar rumah tersebut.

"Apa sudah ada janji?",

"Ya." Sahutnya lagi.

"Atas nama siapa?",

"Namikaze Naruto~", jawab pemuda tersebut di iringi sebuah seringaian pada wajahnya.

Pintu gerbang terbuka, lalu dilangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah tersebut dengan ringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pintu gerbang terbuka, lalu dilangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah tersebut dengan ringan.

"Ojamashimasu~",

Seiring dengan langkahnya, lengan pucat pemuda tersebut merogoh pinggang belakangnya dan mengeluarkan sepucuk handgun berlapis peredam dan mulai menembak membabi buta ke sekeliling penjaga dan asisten rumah tangga didalam kediaman tersebut tak meninggalkan suara seraya gerbang otomatis tersebut menutup kembali.

PSIU!!
KINCRING!!
PSIU!!
BRAKH!!

***
Ishikawa Yuuri
Presents
**
The Sin's
***

Kelopak matanya terbuka perlahan mencoba mengerjap untuk mengembalikan kesadarannya yang sempat menguap. Berposisi berbaring diatas sebuah ranjang empuk tak membuatnya kehilangan kewaspadaannya terhadap sekitarnya. Bangkit dengan kesadaran sempurnanya ia mencerna situasi disekelilingnya dan setengah terbelalak saat mengetahui dirinya tengah berada disebuah kamar familiar dalam ingatannya sekarang.

"Masaka... tempat ini...",

Ditengah kebingungannya, terdengar sebuah alunan musik lembut akustik dari arah meja dekat ranjangnya sekarang.

'When I was younger
I saw my daddy cry
And curse at the wind
He broke his own heart
And I watched
As he tried to reassemble it'

Masih berusaha mencerna situasi sekelilingnya, Hinata mencoba bangkit dari ranjang dan berjalan mengelilingi sekitar ruangan tersebut dengan hati-hati. Semua jendela dan bahkan pintu pun terkunci rapat. Sedikit takut dan gemetar, Hinata berulang kali menenangkan dirinya sendiri dengan sugesti dan olah nafas ala Yoga dengan teratur.

The Sin's [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang