Happy reading ❤
Malam ini, Aldi kembali merasakan sesuatu yang sangat menyakitkan di seluruh tubuhnya. Ia bahkan sangat tidak kuat ketika sakit itu menyerang di bagian kepalanya, setiap malam Ia harus melewati sakit yang teramat menyakitkan. Bahkan waktu untuk tidur pun terganggu, biasanya Aldi akan tertidur jam 9 atau 10 malam. Tetapi, akhir-akhir ini Ia sering tertidur pada tengah malam.
"Maah.....sa..kiit" rintih Aldi.
Aldi yang tengah terbaring pun kini mencoba terbangun walaupun dengan cara tertatih, Ia menyibakkan selimutnya dan berjalan dengan cara merayap dari tembok ke tembok yang lain, seolah tembok itu adalah alat bantuan untuk berjalan.
Setelah sampai didepan pintu, Aldi berniat ingin membuka pintu kamarnya. Namun, tiba-tiba Ia terjatuh kaki nya terasa lemas untuk menopang tubuhnya.
Tetapi, Ia selalu berusaha dan bangkit kembali walaupun dengan cara tertatih, setidaknya Aldi bisa terbangun. Ia membuka pintu, Aldi memgedarkan pandangan nya ke segala arah, namun di rumah ini sepi. Bahkan Mamah nya yang biasa terduduk di atas Sofa pun tidak ada, Ia bertanya dalam hati Mamah dimana? Aldi lagi sakit. Lirih Aldi.
Ia menunduk sedih, namun detik berikutnya Aldi terkejut melihat selembar kertas yang di simpan di depan pintu kamarnya, dengan cepat Ia mengambil kertas itu dan membuka lipatan kertas tersebut.
Ternyata selembar kertas itu adalah sebuah surat, Aldi pun tak ragu untuk membacanya. Wajah Aldi yang sedari tadi pucat kini makin menambah pucat ketika membaca surat tersebut.
Surat tersebut dari Mamah nya, yang berisikan.Untuk Aldipta Maldini ku sayang ❤
Maaf, Mamah harus pergi.
Mamah udah gak mau lihat kamu sakit-sakitan terus seperti ini.
Penyakit yang kamu derita lumayan menguras Uang kita, Jadi Mamah memutuskan untuk keluar kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dan mamah akan berusaha untuk bisa berjuang agar kamu cepat sembuh, sayang.Jangan nakal, Mamah Sayang Kamu💙
Mamah
Aldi meremas surat itu sehingga menjadi gumpalan yang tak beraturan, Ia membuangnya dengan lemah. Bibir Aldi bergetar dan matanya mulai memanas.
"Dulu Papah ninggalin Aldi, sekarang Mamah. Lalu siapa Lagi?" lirih Aldi.
***
Melina membereskan kebutuhan barang-barangnya dan memasukannya ke koper, Setelah selesai Ia mengambil secarik kertas dan satu pulpen bertinta hitam lalu menulis sebuah surat.
Mata Melina memanas ketika menulis isi surat, Ia tak rela jika harus benar-benar pergi meninggalkan Aldi disini sendirian tanpa seorang pun. Bukannya tega atau pun apa, yang jelas Melina sudah tidak kuat ketika mendengar rintihan Aldi ketika merasakan sakit itu menyerang. Sekarang kalian boleh berkata Bahwa Melina itu Jahat!
Melina menepis Air matanya, Ia keluar kamar dengan membawa Koper dan sebuah surat yang berada di genggamannya. Ia berjalan ke arah kamar Anaknya dengan langkah ragu.
Ketika berada di depan pintu Kamar Aldi, Melina sempat terdiam dan menahan tangisan. Ia mendengar Aldi merintih dan menyebutkan namanya.
"Maafin mamah, Mamah Pergi" lirih Melina pelan.
Buru-buru Melina menunda Surat itu tepat didepan Pintu kamar Aldi, Lalu dia pergi berjalan ke arah halaman depan rumah dan pergi meninggalkan Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah ✖ [AMS✖IDR] #CS1
Fanfiction"Teruntuk kamu terimakasih sudah mencintaiku walaupun dengan rasa kebohongan, dan teruntuk kamu terimakasih sudah mengagumiku tanpa aku sadari" ~