JUST INFORMATION : PART SELANJUTNYA AKU PRIVATE, FOLLOW SEBELUM MEMBACA. BIAR GAK LUPA, AYO FOLLOW SEKARANG!
Author pov's
Irzan lebih memilih diam di luar ruangan dan memperhatikan (Namakamu) yang menangis dari dalam bersama Aldi yang sedang terbaring lemah.
Sedari tadi Irzan disini, dia baru sadar akan satu hal. Yaitu, kemana orang tua Aldi? Setelah sekian lamanya Irzan berada disini mengapa Melina tak kunjung datang, dan pastinya Aldi membutuhkan semangat dan dukungan dari keluarganya.
Dari kejauhan dia melihat pak sopian datang menghampiri tempat ini. Setelah Pak Sopian sampai, Irzan menghampiri Pak Sopian dan Bertanya. "Pak, apa tante Melina belum kesini?" tanya Irzan.
Pak Sopian menghela napas dan mengangguk. "Dia pergi ninggalin Den Aldi. Katanya dia udah gak kuat lagi ngelihat anaknya sakit-sakitan terus. Nyonya menitipkan Den Aldi sama saya dan juga Bi Asih" kata Pak Sopian.
Irzan meruntuk dalam hati, tega-teganya orang tua Aldi meninggalkan Aldi disaat sedang membutuhkan penyemangat dan kasih sayang serta kekuatan dari kedua orang tuanya, setelah Papah Aldi meninggalkan dunia untuk selamanya, kini Mamah nya juga ikut-ikutan pergi meninggalkan Aldi dan meninggalkan alasan yang sangat tidak masuk akal yaitu; karena tidak bisa melihat Aldi sakit-sakitan.
"Aldi kok sakitnya semakin kesini semakin parah. Tubuhnya juga sedikit kurus. Memangnya Aldi sakti apa?"
Pak Sopian menghela napas, ia mengusap wajahnya pelan. Mungkin, ini saatnya orang-orang disekeliling Aldi mengetahui tentang penyakitnya.
"Kanker Darah"
***
Bertepatan di ruangan yang bertembok dengan di hiasi cat berwarna hitam putih. Dua cowok yang terlihat menyeramkan. Meskipun perbedaan diantara keduanya berbeda usia, tetapi mereka berdua sangat tampak sangar dan galak.
Salah satu di antara mereka berdua masih berumur sekitar 17 tahunan lebih. Fisiknya yang tangguh, rahang yang tegas, mata elang yang tajam, kantung mata yang terlihat menghitam serta badan yang tegap.
Dan yang satunya sekitar berusia 50 tahun. Meskipun usianya sudah setengah abad, cowok paruh baya itu
Masih sangat tampan apalagi jika tubuhnya sekarang dipadukan menggunakan Jass yang bertengger di tubuhnya yang kekar dan memberi kesan karismatik yang sangat kembali seperti muda. Rahangnya yang tegas, mata hitam legam yang tajam serta seluk beluk wajah yang tampan meskipun ada guratan penuaan di kerutan dahinya, tetapi itu sangat tidak memberi efek kerugian pada mata yang melihat wajah tampan milil cowok paruh baya ini."Baiklah, saya menerima tawaran kamu untuk bekerja sama dengan saya" Pria paruh baya itu menyimpan berkas ke depan cowok yang sedang menunduk ketakutan. "Dan di Berkas ini, dia target kamu. Saya tidak mau tahu dalam kurun waktu satu bulan, kamu harus berhasil" kata pria paruh baya.
Cowok itu awalnya menunduk, tetapi seperkian detik dia menatap Berkas yang berada didepannya itu. Perlahan dia memberanikan diri untuk membuka lembaran dan siapakah target pertamanya.
Matanya terbelalak ketika melihat alamat dan nomor rumah yang tercantum di berkas tersebut. Bahkan tubuhnya menegang saat nama seseorang tercantum didata berkas tersebut.
Good bye my people, i'm sorry.
***
Seandainya waktu bisa terputar kembali, (Namakamu) pasti tidak akan pernah memilih orang yang sudah berhasil membuat hatinya terluka, seandainya dia tahu bahwa kata-kata manis yang pernah diucapkan adalah awal dari kepahitan (Namakamu) tidak akan pernah mengenal bahkan mempercayai laki-laki berengsek itu.
Sudah cukup rasanya Ia merasakan bagaimana rasanya menjadi selingkuhan tanpa sepengetahuan dan sudah cukup hatinya di tarik ulur seperti layaknya mainan.
(Namakamu) menatap seseorang yang tengah terbaring lemah di atas brankar. Perlahan bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman, haruskah Ia mengakui bahwa Aldi itu tampan? Ah, (Namakamu) rasa iya. Meskipun didalam hati, setidaknya Ia berkata jujur bahwa Ia baru sadar Aldi mempunyai wajah yang tampan.
Wajah yang tadinya nampak berseri-seri kini berubah murung. Tatapan mata (Namakamu) berubah menyendu, bolehkah sekarang Ia rindu akan canda dan tawa Aldi? Bolehkah sekarang Ia rindu akan senyuman termanis dari bibir Aldi? Bolehkah Ia rindu dengan suara yang merdu ketika Aldi bernyanyi? Apa semuanya boleh?.
Dia menghela napas dan menarik tangan Aldi lalu diletakan di pipi. Matanya memanas ketika merasakan tangan Aldi yang mulai mendingin, sejak semalam Aldi tak kunjung untuk menggerakkan seluruh tubuhnya, bahkan membuka matanya pun tidak.
"Kalau sampai terjadi sesuatu sama lo, gue gak akan segan-segan buat membenci diri gue sendiri" lirih (Namakamu)Lagi, dia menangis tersedu. Di lihatnya pipi Aldi yang mulai menirus, bibir pink yang pucat pasi, dan tubuhnya sudah tidak setegap dulu.
Tangannya terangkat untuk membelai pipinya, meskipun perlahan akhirnya (Namakamu) berhasil untuk membelai pipi Aldi yang tirus itu, lalu setelah itu dia membelai rambut Aldi dengan pelan, Ia tersenyum getir dalam hati Ia berjanji Ia akan membuat Aldi bahagia kapanpun dan dimanapun. Ingat itu!
Setelah puas mengelus rambut Aldi, Ia menjauhkan tangannya dari kepala Aldi. (Namakamu) terdiam, dia menutup mulutnya menggunakan tangan kirinya. Ia melihat ada banyak rambut yang memenuhi tangan kanannya, dan Ia yakin itu rambut Aldi.
(Namakamu) menggelengkan kepala, Ia merasa ada yang disembunyikan. Tidak mungkin Aldi mengalami sakit separah ini, dia yakin Aldi tidak mempunyai penyakit apapun.
Perlahan tangisnya mulai pecah memenuhi ruangan Icu. (Namakamu) sangat ketakutan. "Kenapa lo nyembunyiin sesuatu dari gue?" kata (Namakamu) di tengah-tengah isak tangisnya.
To be continued
Cinta yang aku pendam, haruskah berakhir dengan kesedihan dan kematian?
Untuk kamu, jangan bersedih. Percayalah tuhan akan mendatangkanmu lelaki yang lebih baik dari pada aku, tentunya kamu akan merasa bahagia.
Aku pergi...
Percayalah, aku akan selalu datang menemuimu di mimpi indahmu. Sampai jumpa, dimimpi. Kekasih yang tak ku sampai.
- Uknown
****
Yhaaa akhirnya bisa update lagi, jangan lupa di Vote dan Komentar.
Aku sayang kalian :)
Wajib Follow Instagram :
@yessirisco
See you next chapter 🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah ✖ [AMS✖IDR] #CS1
Fanfiction"Teruntuk kamu terimakasih sudah mencintaiku walaupun dengan rasa kebohongan, dan teruntuk kamu terimakasih sudah mengagumiku tanpa aku sadari" ~