Part 13

168 17 3
                                    

Author

Suara mesin layar monitor terdengar semakin kencang, diruangan yang ditempati oleh Aldi tidak ada siapapun. Suara mesin monitor pun semakin terdengar ke luar ruangan, sampai akhirnya Dokter pun memasuki ruangan Aldi dengan para perawat yang mengikuti di belakang.

Dokter dengan sigap langsung memeriksa keadaan Aldi saat ini, memang Aldi tampak tenang masih bergelung dengan alam bawah sadarnya. Tetapi, setelah diperiksa oleh Dokter keadaanya sedang tidak stabil alias dalam keadaan buruk.

Dan bisa dikatakan bahwa Aldi sedang dalam masa kritis.

***

"Udah gak usah ditangisin cowok kaya gitu mah" kata Irzan.

(Namakamu) tidak menyahuti, Ia tetap diam seribu bahasa. Tidak mengeluarkan suara apapun selain isak tangis yang menggema didalam mobil, bahkan ucapan-ucaoan yang Irzan lontarkan pun dianggap angin yang berlalu. Memang, cewek kalau sudah galau akan tetap fokus pada kegalauannya.

Ponsel Irzan berdering, dengan cepat Irzan membuka lookscreen dan mengangkat telepon yang masuk.

"Hallo?"

"Hallo, permisi. Maaf dengan saudaranya Aldipta Maldini?"

"Ya, saya Kerabatnya"

"Saya harap anda segera ke rumah sakit, Pasien yang bernama tersebut sedang mengalami kritis"

"APAA?" Pekik Irzan.

Tangisan (Namakamu) berhenti saat mendengar pekikan Irzan, Ia menoleh pada Irzan dan menautkan sebelah alisnya. Karena memang, (Namakamu) sangat tak paham dengan apa yang membuat Irzan kaget sehingga harus terpekik seperti tadi.

"Why?"

Irzan memberhentikan mobilnya ditepi jalanan trotoar, Ia menyandarkan punggungnya dan memejamkan matanya. "Aldi...kritis" lirih Irzan.

(Namakamu) menutup mulutnya menggunakan tangan kanannya, dada ya bergemuruh ricuh. Disaat mendengar berita buruk seperti ini sangat membuatnya sakit dan terjatuh.

"KENAPA BERHENTI? AYO JALAN, IRZAN!" Tangis Histeris (Namakamu).

***

S

esampainya du Rumah sakit, (Namakamu) langsung turun ketika mobil sudah berhenti tepat didepan Lobi, Ia tidak menunggu Irzan. Ia langsung berlari menuju tempat dimana Aldi terbaring lemah. Sementara Irzan memberikan kunci mobilnya kepada Security untuk diparkirkan. "Mohon maaf ya, Pak. Saya lagi buru-buru" kata Irzan dengan sopan sambil memberikan kunci mobilnya, Security pun yang mengerti hanya menanggapi senyuman ramahnya dan menerima kunci mobil Irzan.

Irzan langsung menyusul (Namakamu), Ia berlari dengan langkah yang sangat lebar. Kejadian seperti ini sangat membuat Irzan kelimpungan, Ia tidak tahu mengapa kehidupannya selalu saja ada cobaan yang begitu besar.

(Namakamu) terduduk sambil menangis tersedu-sedan. Ia sangat tidak rela, Ia.belum siap untuk menerima kenyataan yang pahit ini. Disana, didalam Aldi sedang berjuang melawan arus deras penyakitnya yang sangat parah, jika Ia bisa meminta maka (Namakamu) akan meminta pindahkanlah saja penyakit yang diderita oleh Aldi, biar dia tidak merasakan apapun. (Namakamu) hanya ingin melihat Aldi tertawa lepas dan tersenyum bahagia, bukan menahan ringisan dan tersenyum getir menahan kepahitan hidup.

Cinta Salah ✖ [AMS✖IDR]  #CS1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang