Author
Irzan mengacak rambutnya frustasi setelah mengangkat telepon dari seseorang. Ia menyenderkan punggungnya di kursi kebesaran yang ada di ruangan belajar sekaligus ruangan kerja miliknya. Irzan menghela napas kasar, lalu memukul-mukul meja dengan berulang kali dan berteriak histeris.
"Aaaaarrgghh... Ini gara-gara gue. Lu dimana sih, (Nam). Please, jangan buat gue semakin kacau"
Percuma juga Ia telah membayar Detektif tetapi sampai dua hari sejauh ini tidak ada tanda-tanda perkembangan apapun. Ia mengambil ponselnya dan mencoba menelpon Iqbaal. Irzan akan turun tangan bersama Iqbaal dalam mencari keberadaan Adiknya juga di bantu dengan Detektif. Masalah pekerjaan dan kuliah itu bisa di selesaikan nanti, yang terpenting adalah sekarang dimana keberadaan Adiknya.
"Iqbaal, lo dimana? Kalau ada di rumah, keluar. Kita cari (Namakamu) sama-sama"
***
Enam pria berotot dan berkacamata hitam ini sedang menelusuri setiap titik satu ke titik lainnya. Ia berharap menemukan titik terang dalam pencarian seseorang gadis remaja.
Sebenarnya tidak hanya Enam orang saja, mereka menyebar di seluruh pelosok agar pencarian berlangsung cepat. Mereka terus mencari jejak keberadaan gadis remaja itu.
Lalu salah satu dari mereka menemukan Ikat Rambut perempuan yang tergeletak dipermukaan tanah. Orang itu pun berteriak memanggil teman-temannya bahwa Ia menemukan sesuatu.
"Mohon maaf komandan, saya telah menemukan sesuatu. Ini, satu buang Ikat Rambut wanita tergeletak di permukaan tanah. Kemungkinan besar, itu barang milik Agen kita yang sedang kita cari."
Ketua Detektif itu pun langsung meneliti ikat rambut tersebut, Ia memanggil seseorang untuk meminta tolong menyimpan bukti tersebut dengan rapih. Ia akan memberitahu kepada Kliennya bahwa ada berita baik.
"Saya akan menghubungi Pak Irzan dulu. Apakah benar barang itu milk Agen kita, Nona (Namakamu)"
***
Irzan menelusuri jalanan dengan sangat cepat, untung saja jalanan di daerah sini sangatlah sepi jadi Ia bebas mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata, namun Ia juga harus berhati-hati karena di sisi kirinya terdapat jurang yang sangat curam sekali.
"Kak, lo yakin (Namakamu) ada disini?"
Irzan menoleh sebentar kepada Iqbaal yang sedang melihat lokasi yang lumayan membuat Iqbaal terheran. Karena sangat tidak mungkin (Namakamu) berada di tengah-tengah hutan.
"Gue yakin, entah apa yang bikin buat gue nyari (Namakamu) disini. Tapi gue yakin, dia ada disini. Pasti" Kata Irzan dengan penuh percaya diri.
Iqbaal diam, tidak menanggapi. Ia sibuk melihat ke segala arah yang merupakan hutan belantara di setiap kelilingnya. Ia sempat tidak percaya dengan apa yang Irzan katakan mengenai keberadaan adiknya, untuk apa (Namakamu) ke daerah hutan menyeramkan ini padahalkan disini tidak ada rumah atau tidak ada tanda-tanda orang-orang yang tinggal di hutan yang lebat seperti ini.
Mobil Irzan berhenti ketika ponsel milik Irzan berbunyi, dengan cepat Irzan mengangkat teleponnya. Sambil menginterupsi ke arah Iqbaal agar Ia diam untuk sementara.
'Kami menemukan bukti, kami menemukan ikat rambut wanita berwarna cokelat. Apakah itu milik dari Nona (Namakamu)?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah ✖ [AMS✖IDR] #CS1
Hayran Kurgu"Teruntuk kamu terimakasih sudah mencintaiku walaupun dengan rasa kebohongan, dan teruntuk kamu terimakasih sudah mengagumiku tanpa aku sadari" ~