Author(Namakamu) membuka matanya perlahan, pertama yang di rasakannya saat ini adalah sakit kepala juga nyeri yang berada di pipi bagian kanannya dan telapak tangannya, bau amis merembas ke dalam rongga indera penciumannya.
Ia menggeliat, merasakan seluruh tubuhnya yang seakan hancur berkeping-keping. Matanya terbuka sempurna, Ia mengedarkan ke sekelilingnya. Tidak ada siapapun disini, hanya kesunyian dan sepi di sertai dengan suara hewan serangga. (Namakamu) melihat ke arah tangannya yang terikat, juga kakinya. Matanya mengedarkan pandangan mencari sesuatu benda yang tajam.
Tubuhnya bergerak kesana kemari untuk memastikan ada benda tajam yang tergeletak di lantai, karena banyak gerak dan tidak bisa menjaga keseimbangan (Namakamu) terjatuh dari kursi dengan keadaan terhuyung ke depan sehingga membuat tangan kanannya terhimpit dengan tangan kirinya lalu pipi kanannya mendarat sempurna mencium lantai.
Ia meringis menahan sakit yang dalam. Matanya terpejam merasakan sakit yang luar biasa, ingin rasanya Ia berteriak namun tak bisa keadaannya saat ini mulutnya sedang diikat oleh kain saputangan. Ia mencoba terbangun perlahan dengan kekuatan yang Ia punya. Setelah berusaha untuk terbangun, akhirnya (Namakamu) bisa terduduk dengan seperti biasa. Punggungnya di hempaskan ke tembok, kedua tangannya yang terikat membuka ikatan kain saputangan yang terikat secara asal. Ia meringis menahan sakit karena bergesekan dengan luka yang berada di pipinya.
Ikatan saputangannya pun terlepas sehingga membuat (Namakamu) menghela napas lega. "Siapapun... Tolong... Tolong gue...." lirih (Namakamu) dengan lemah.
Karena tak tahan dengan penderitaannya saat ini, Air matanya meluncur bebas keluar dari matanya. Ia menangis sejadi-jadinya sambil berusaha membuka ikatan tali yang mengikat kedua tangannya. Ia meronta dan menjerit dalam hati.
Tidak ingin perjuangannya berakhir sampai disini, Ia mengedarkan pandangannya. Mencoba mencari sesuatu benda tajam yang berada disekelilingnya. Setelah beberapa kali mengedarkan pandangannya ke segala arah, tiba-tiba matanya terkunci pada satu titik yaitu ke arah pojokan. Disana, Ia melihat benda mengkilat dan yang pasti tajam.
Karena ingin memastikan apakah benda itu tajam atau tidak, (Namakamu) berjalan dengan merangkak ke arah pojokan sana. Untung saja jaraknya tidak terlalu jauh sehingga Ia dapat menjangkaunya dengan cepat.
Benar dugaannya, itu adalah benda tajam. Sebuah pisau lipat yang entah milik siapa. Ia semakin merangkak dengan cepat. Dan, Hap. "Dapat" Kata (Namakamu) dengan senang.
Tanpa sepatah atau duapatah kata pun, (Namakamu) langsung mengarahkan pisaunya pada ikat tali yang berada di tangannya. Ia menggesek-gesekan benda tajam itu berulang kali dan Ya, akhirnya terlepas. Dan sekarang, Ia menggesek-gesekan lagi benda tajamnya pada ikat tali yang mengikat kakinya berulang kali sampai terlepas.
Semuanya sudah terlepas, Ia membuang Pisau lipatnya ke sembarang arah. Dan berdiri tegak.
Mudah-mudahan pintu gudang ini tidak di kunci sehingga Ia tidak kesusahan untuk keluar dan kabur dari tempat menyeramkan ini.
"Bismillah"
Sebelum pergi dari tempat ini, Ia membaca basmallah terlebih dahulu agar perjalanannya selamat dan tak ada halang atau rintangan apapun.
Karena, Ia percaya. Segala sesuatu harus di awali dengan membaca Basmallah. Baik dalam keadaan kesulitan atau keselamatan.
B E R S A M B U N G
Follow Ig
yessirisco
yessi.story
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah ✖ [AMS✖IDR] #CS1
Fanfiction"Teruntuk kamu terimakasih sudah mencintaiku walaupun dengan rasa kebohongan, dan teruntuk kamu terimakasih sudah mengagumiku tanpa aku sadari" ~