Tetep mau baca kan sama cerita gue? Mau? Mau dong ya hehe :v
____
(Namakamu) melihat ke arah langit yang nampaknya sangat indah dengan hiasan bintang-bintang dan sinar bulan yang sangat memancarkan cahaya nya.
Ditatapnya bintang-bintang itu dengan tatapan kagum,bahkan bintang itu tak henti-hentinya memancarkan percikan cahaya walaupun cahaya nya tak sebanyak yang di pancarkan oleh bulan,sungguh (Namakamu) sangat tertarik pada Bintang.
Dalam hatinya Ia mencurahkan isi hatinya,mengapa kehidupannya tak seindah seperti bintang diatas sana? Apakah dia bisa memancarkan kebahagiaan seperti bintang diatas sana? Sungguh (Namakamu) merindukan semuanya.
"Kenapa belum tidur?"
Suara yang terdengar familiar itu mengagetkan (Namakamu),perlahan (Namakamu) membalikan badannya dan tersenyum ke arah Irzan.
"Lagi curhat sama bintang" jawabnya dengan polos serta senyumannya yang tak kalah polos.
Irzan mengerenyitkan alisnya
"Curhat sama bintang? Aneh" Ujar Irzan.
Perlahan (Namakamu) menunduk dan memasang wajah murungnya didepan Irzan.
"Kenapa?"
"Kangen sama Mamah dan Papa" lirih (Namakamu)
Irzan hanya bisa menatap (Namakamu) dengan tatapan iba,ada sedikit rasa bersalah dihatinya,pasalnya Irzan belum sempat menceritakan kemana Mama sama Papa nya pergi meninggalkan dirinya dan (Namakamu).
"Makan dulu,yuk. Bi Inah udah nyiapin makanan didapur" Irzan sengaja mengalihkan pembicaraan jika adiknya sedang menanyakan kedua orangtuanya alasannya karena Irzan tidak mau melihat (Namakamu) termenung dan memikirkan terlalu dalam hingga membuat (Namakamu) bersedih.
(Namakamu) hanya bisa mengangguk menuruti perintah Irzan lalu berjalan mendahului Irzan menuju ruang makan.
***
Aldi sibuk berkutat dengan darahnya yang mengalir di pangkal hidungnya. Kadang dia merutuki penyakitnya yang selalu membuatnya kewalahan. Aldi masih sibuk membersihkan Darah dengan Tissue dengan gusar,pasalnya dia sangat membenci penyakit yang bodoh ini,Menurutnya!
"Shit" umpatnya.
Aldi mendengus,bukannya berkurang saat dia membersihkan darah,tetapi sebaliknya darahnya semakin mengalir lebih deras,dengan terpaksa Aldi berlari menuju wastafel dikamar Mandi.
Setelah selesai membersihkan darah dari pangkal hidungnya,Aldi menatap dirinya lewat pantulan kaca.
"Kenapa harus gue yang kaya gini" lirihnya dengan menatap dirinya lewat pantulan kaca.
"Gue cape,gue lelah sama penyakit gue yang ngerepotin banyak orang" gumam Aldi sambil memejamkan matanya.
Didalam hatinya Ia merutuki tentang penyakitnya,mengapa tuhan memberikan penyakit yang sangat Aldi benci,apakah Tuhan memang membenci sipat Aldi? Entahlah pikiran itu terlintas begitu saja dipikiran Aldi.
"6 bulan lagi..." lirih Aldi sambil memejamkan kedua matanya,dan mencoba siap dengan kejadian yang menimpa dirinya 6 bulan yang akan datang nanti.
****
Kaki jenjang (Namakamu) melangkah santai melewati beberapa koridor disekolahannya,sesekali ada yang menyapanya dan dibalas dengan senyuman manis jurusan andalan wanita itu. (Namakamu) bukan hanya cantik tapi si pemilik senyum Manis.
(Namakamu) lebih memilih mengunjungi kantin terlebih dahulu,dikarenakan perutnya belum di isi dan tentunya sekarang dia sangat lapar.
Setelah berada di kantin,pandangannya tertuju pada meja yang paling pojok,dan disana ada sahabatnya yang tengah sibuk membaca novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Salah ✖ [AMS✖IDR] #CS1
Fanfic"Teruntuk kamu terimakasih sudah mencintaiku walaupun dengan rasa kebohongan, dan teruntuk kamu terimakasih sudah mengagumiku tanpa aku sadari" ~