8. Moodbooster

216 40 14
                                    

Deg
Deg
Deg
.
.
.
.
.

Bruk.

Setelah Tara mencerna kata kata itu, seketika jantungnya terhenti. Lalu entah apa yang terjadi semua gelap, benar benar gelap.

Saaat Tara membuka mata, ia hanya melihat Daniel yang sedang melihat isi kamar Tara.

"Daniel"-lirih Tara.

Daniel segera menghampiri Tara saat ia sudah mengetahui bahwa Tara sudah sadar dari pingsan nya.

Daniel membantu membenarkan posisi duduk Tara dan memberinya segelas air putih yang ada dimeja sebelah kasur Tara.

Tara menerima gelas itu, lalu Tara tersedak yang membuatnya batuk. Daniel mengelus punggung Tara.

Tiba tiba Tara nenangis, Daniel yang melihatnya sontak kaget. Apakah ia mengingat nya, memang saat ini adalah waktu yang tepat itu Tara supaya ia mengetahui apa yang terjadi semalam.

Semoga saja penyakit masa lalunya tidak kambuh lagi.

Daniel langsung memeluk tubuh Tara, memberikan hawa tenang kepada Tara. Daniel bingung apa yang harus ia lakukan. Daniel merasa nyaman dengan posisi ini, seakan akan kejadian masa lalu terulang kembali disaat nenek kandung Tara meninggal.

Flashback on

Saat umur Tara 2 tahun. Nenek Tara yang selalu menemani Tara setiap saat, karena kedua orang tua Tara ditugaskan untuk bekerja diluar negeri bersama dengan kakak Tara -Bang Minhyun.

Tahun demi tahun, bulan demi bulan, hari demi hari, jam demi jam dan detik demi detik Nenek Tara selalu menemani Tara kecil dari ia bangun tidur hingga kembali tidur lagi. Sampai Tara kecil memiliki seorang teman laki laki yang biasa Tara panggil kuda nil saat berumur 6 tahun. Mereka saling menyanyangi.

Dan pada suatu hari, saat liburan sekolah, Tara baru bangun pada pukul 10 pagi, Tara merasa ada yang aneh saat ini tidak biasanya ia bangun sesiang ini. 'Kemana nenek?' Itu yang ada didalam pikiran Tara. Tapi Tara kecil masih polos, Tara mengira nenek nya sedang masak didapur, saat Tara pergi ke dapur yang ia cari nihil, tidak ada.

Tara yang memiliki janji dengan teman laki nya itu ia berpamitan dengan cara berteriak

'Nek.... Tara pergi main sama kuda nil yaaaa' teriak Tara meninggal kan rumahnya.

Setelah Tara dan kuda nil berkeliling dengan menggunakan sepeda kecilnya inginnya Kuda nil mampir main kerumah Tara karena ia sudah jarang bermain dan juga jarang bertemu dengan nenek Tara. Namun saat mereka sampai didepan rumah Tara melihat banyak sekali orang yang sedang memasuki rumahnya, sesegera mungkin Tara dengan temannya itu masuk kedalam rumah, namun didepan pagar ada ibu Kuda Nil melarang Tara dan anak nya untuk masuk, ia meminggirkanku supaya tidak menghalangi jalan. Ibu kuda nil menatap Tara, ia tahu bahwa Tara sedang memikirkan apa yang sedang terjadi dirumahnya. Akhirnya ibu itu jongkok dihadapan Tara dan kuda nil.

'Tara-ya, ibu turut berduka cita atas kematian nenek mu. Nenekmu dari tadi malam meminta bantuan ibu untuk menjagamu karena belau sudah merasa akan terpanggil.
Dan pagi tadi ibu ingin mengunjungi nenekmu, nenekmu sudah dipanggil dahulu sewaktu kau bermain dengan anakku. Maafkan ibu Tara, ibu janji akan menjagamu. Ibu sudah menganggap nenekmu itu sebagai ibuku hiks...' ibu kuda nil itu menceritakan semua yang sudah terjadi dan menangis.

Tara berteriak memanggil neneknya dan menangus sekencang kencangnya.

Mulai hari itu Tara selalu mengurungkan diri dikamarnya, tidak mau makan, tidak mau sekolah, walaupun orang tua Tara sudah kembali dan membujuk Tara.

Hati Tara pada saat itu hancur bahkan benar benar hancur. Kuda nil itu juga membantu orang tua Tara membujuk supaya Tara kembali seperti sebelumnya. Hari demi hari Tara lewati hingga Tara masuk rumah sakit.

Tubuh Tara sangat kurus, semua keluarga Tara hingga keluarga Kuda nil itu mengkhawatir kan Tara. Setelah Tara dirawat dirunah sakit, ternyata selama 3 bulan setelah kematian neneknya Tara terkena penyakit yang sedikit serius pada saat itu, yaitu OCD, penyakit karena tekanan batin, penyakit itu akan mereda jika melukai diri. Keluarga dan orang disekitar Tara terkejut pantas saja disekujur tubuh Tara terlihat luka sayatan yang lumayan banyak.

Kuda nil itu selalu menemani Tara sewaktu dirumah sakit, membantu orang tua Tara, menyuapi Tara, bercerita, bermain dengan Tara. Kuda nil sangat menyayangi Tara, hampir setiap hari Kuda nil memeluk Tara untuk menengkannya.

Setelah Tara kembali kerumah Tara terlihat sangat berbeda dari sebelumnya yang biasanya hanya diam, mengurungkan diri dikamar tetapi sekarang tidak, ia terlihat ceria bermain bersama Kuda Nil kembali. Kuda nil itu berjanji bahwa ia selalu melindungi Tara dan ia tidak akan mengungkit masa lalu nya yang kelam itu.

Flashback off

Tara yang masih memeluk Daniel merasa ia pernah merasakannya. Kehangatan, ketulusan, belaian hingga nafas Daniel Tara merasa pernah merasakannya. Tara menangis sedu.

'Sudah lah kau ini sudah besar, jangan menangis. Ikhlaskan ayahmu. Ayahmu kemarin mengalami kecelakaan setelah pulang kantor. Maafkan aku, aku pikir kemarin adalah hari liburan berdua pertama kita, kau ingat sewaktu kita berhenti dipinggir sungai Han? Aku mendapatkan kan telpon dari Minhyun hyung bahwa ayahmu masuk rumah sakit. Maka dari itu aku membawamu kesini. Maaf aku sekali lagi karena tidak mencerikan mu dari awal, jangan pernah menyakiti dirimu Tara' jelas Daniel.

Tara hanya ternsenyum dibalik pelukannya. Lalu mereka melepaskan pelukan mereka. Mereka saling bertatapan. Entah kenapa Tara merasa sedikit tenang.

1 hari
2 hari
3 hari

Daniel melihat Tara keadaanya sepertinya sudah kembali membaik, Daniel pergi sebentar untuk membeli perlengkapan makanan di minimarket terdekat. Saat Tara ingin pergi kekamar mandi tiba Tara merasakan pusing yang hebat. Tara menggambil dan membanting cermin yang ada dikamar mandi.
Pyar......

TBC

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kemana ibu dan kakak Tara?
Mereka sibuk dengan urusan ayahnya. Karena mereka berasal dari Busan mereka sementara tinggak disana dan menitipkan Tara bersama Daniel di Seoul.

Garing? Gak kan?
•share
•vote
•comment. Menurut kalain crita ini kurang apa? Atau gimana

Maksiiiii😙😙
👇👇👇👇

Do You Miss Me? 《Kdnl》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang