31. firasat

169 14 1
                                    

Matahari menyinari mata Daniel yang masih berbalut selimut.

Daniel mulai mengerjapkan matanya untuk mengumpulkan nyawanya kembali.

Setelah terkumpul barulah ia mulai melakukan aktivitasnya semula.

"Apa yang sedang kamu cari?" Tanya nya kepada seorang gadis berambut pendek sebahu yang nampak mencari sesuatu.

"Hatiku yang aku cari, aku tak dapat menemukannya" Jawab Daniel enteng.

Lalu Daniel mengalihkan matanya menuju gadis yang mematung disebelahnya.

Rupaya gadis itu bingung, tak memahami apa yang dikatakan Daniel.

"Khmmm, dek buruan mandi. Udah kosong tuh" perintah Minhyun kepada adiknya, Tara.

Tara meninggalkan Daniel dan Minhyun diruang tengah.

Tiba tiba saja, pigura yang bergambar ibu Daniel terjatuh tanpa sebab dan pecah.

Firasat buruk menimpa Daniel saat ini, tetapi Minhyun dapat menenangkan dan menetralkan persaan Daniel.

.
.
.
.

Daniel kembali ke kamarnya untuk bersiap menjemput ibunya.

Ya, ibu nya diperbolehkan pulang sementara waktu karena kondisi cukup membaik.

"Permisi, wali dari Ny. Kang Sora?" Tanya seorang pria berjas putih kepada Daniel.

Daniel menanggapinya dengan menganggukan kepalanya dan mengikuti dokter itu menuju ruangannya.

"Dimohon untuk menjaga kondisi Ny. Kang karena jika beliau terlalu lelah akan berakibat fatal. Saya menizinkannya karena itu permintaannya dan saya pikir juga beliau akan baik baik saja untuk beberapa hari kedepan." Jelas dokter itu.

"Saya bilang apa dok, ibu saya gak mungkin meninggalkan saya sendiri. Baik saya akan perhatikan dan saya akan merawat ibu saya dengan baik. Makasi dok"  ucap Daniel sambil membungkuk lalu meninggalkan ruangan itu dengan gembira.

"Eomma, ayo kembali kerumah. Temen temen Daniel dateng lohhh." Hibur Daniel sambil merangkul ibunya menuju kursi rodanya.

"Woah, rame dong. Tara dateng kan?"  Tanya Ibu.

"Ha? Eh.. i..ya... ada kok"  jawab Daniel gugup.

"Akhirnya eomma ada temannya juga"  balas Ibu.

Daniel menarik sudut bibirnya untuk tersenyum dihadapan ibunya.

●●●●

Sesampainya dirumah, tampak meja makan dipenuhi dengan berbagai macam lauk pauk, dan makanan lainnya.

"Anyeonghaseyo eomma"  ucap Tara sambil menundukan kepalanya.

"Hai, Tara. Omooo.... jangan jangan kamu yang buat semua ini? Ahh terima kasih anakku"  ucap ibu Daniel.

Makan siang pun dilakukan.

Ibu Daniek melahap banyak masakan Tara.

Hening.

Hening.

Cling.

Cling.

Dentuman sendok dan garpu yang sedang dipukul pukulkan.

"Daniel-ah, bagaimana kamu dengan Tara? Eomma tau, semenjak kita pindah kamu selalu bercerita tentang Tara hingga akhirnya kamu melupakannya"  Ucap Ibu Daniel.

"Hngg....nghhh...."




TBC!!!

.
.
.
.

Apa ya kelanjuannyaaaaaaa

Aku senganja bikin pendek, besok smoga bisa up lagi

Makasi buat readers dan votes atas dukungannya.

Aku rencana mau buka GA nih, ehehe

.
.
.
.

Comment and vote!!!
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Do You Miss Me? 《Kdnl》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang