12. Konflik Pertama Younghyun

470 67 7
                                    

Beberapa hari setelah Dowoon meneriakkan hal yang memalukan itu, semuanya berjalan seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari setelah Dowoon meneriakkan hal yang memalukan itu, semuanya berjalan seperti biasa.

Seperti biasa itu maksudnya, aku masih belajar private bersama Dowoon tiap pulang sekolah di rumahku, baik itu ada kelas pemantapan sebelumnya atau tidak. Seperti biasa itu, aku masih suka makan ramyeon di minimarket, kemudian berdebat tidak jelas dengan Younghyun.

Seperti biasa itu ketika Sungjin tersenyum dan jadi lebih peduli padakuㅡmungkin mengingat-ingat kejadian beberapa hari lalu membuatnya kasihan padaku. Ketika Wonpil dengan senang hati meminjamkan catatannya yang lebih enak dibaca daripada punya Dowoon, ketika makan siang dengan Nayeon, ketika main ke atap, atau ketika bercanda dengan Jaehyung dan Jieun.

Seperti biasa itu juga ketika surat kaleng dengan huruf-huruf yang digunting serampangan kemudian disusun menjadi sebuah kata-kata yang tidak enak dibaca masih setia bercokol di laciku setiap pagi.

Iya, surat kaleng. Surat tanpa nama di amplop yang hanya bertuliskan 'Jangan sampai orang lain tahu.' Hampir saja aku menyampirkannya ke Dowoon, aku kira itu dari fans nya. Tapi surat itu tidak terlalu aku pikirkan. Lagipula kalau memang ada yang ingin dikatakan kenapa tidak langsung saja mengatakan dengan jelas apa maunya? Kalau begini kan, aku jadi tidak paham apa maksudnya.

Dan aku juga tidak ada niatan ingin tahu.

Tadi pagi, surat itu datang lagi, dan nasibnya juga sama dengan senior-seniornya : menumpuk di sudut laciku. Suasana hatiku yang sedang tidak terlalu bagus jadi tambah buruk saat menemukannya. Bayangkan, aku sedang sakit perut karenaㅡya... kamu tahulah, kemudian kakak juga memarahiku karena bangun terlambat, kemudian menemukan surat kaleng. Rasanya aku ingin memakan manusia.

Bahkan seorang Yoon Dowoon saja sedikit bersikap lebih baik ketika tahu moodku sedang jatuh seperti itu.

Tapi, seorang Kang Younghyun yang bebal tidak karuan tentu saja berkebalikan.

Saat ini, jadwalku piket bersama Younghyun, Jieun, dan beberapa murid lainnya. Karena aku pulang sedikit lambat, Dowoon menunggu di luar sementara aku membersihkan kelas.

Bagian yang belum selesai adalah mengepel lantai, tugasku dengan Jieun dan Younghyun. Jieun, mengusap peluh. Lelah, bukan karena mengepel, tapi karena menasihati manusia setengah rubah yang hanya duduk diam di bangkunya dengan kaki seenak jidat naik ke atas mejanya.

"Hei, ayolah, ini tugas kita. Tidak bisakah kamu membantu kami?" Sangat terdengar Jieun menahan emosinya.

"Haha, mana yang benar? Tugasku? atau aku harus membantu kalian mengerjakan tugas kalian?" Younghyun tersenyum mengejek kata-kata Jieun, kemudian kembali fokus pada gadgetnya. Jieun menghela napas kasar.

"Terserah kamu saja lah!" Menyerah, Jieun membiarkan dirinya terinjak-injak oleh Younghyun.

"Kenapa tidak paksa Younghyun?" Tanyaku ketika Jieun mendekat. Dia kembali menghela napas.

Around the Amazing You || DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang