22. Babak Baru

409 62 7
                                    

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"... Jadi begitulah." Kata Nayeon mengakhiri ceritanya tentang bagaimana dia bisa pinjam dapur bibi kantin untuk latihan memasak. Akhir-akhir ini saat jam kosong, aku jarang lihat Nayeon di kelas. Ternyata dia kabur untuk mencoba resep-resep baru atau sekedar membuat kue ringan untuk dibagikan ke teman-temannya.

Betul, teman-temannya yang dari kelas sebelah itu.

Aku hanya manggut-manggut sambil menghabiskan satu bungkus yang dia berikan padaku. Enak. Tidak cuma manis, tapi ada rasa lain-lain juga. Gurih, bahkan sedikit pedas. Tapi percayalah, "ini enak."

Nayeon tersenyum. "Terimakasih."

Kantin hari ini tidak terlalu ramai. Banyak murid kelas tiga mulai memanaskan mesin mereka untuk ujian sekolah dan masuk perguruan tinggi. Murid kelas dua dan kelas satu pun, jarang ada yang duduk di sekitar meja kami kalau aku sedang Bersama Nayeon.

Sebegitu kuatkah pengaruh seorang 'Im Nayeon'?

"Bagaimana denganmu dan Dowoon?" Tanya Nayeon.

"Biasa saja." Aku mengangkat bahu. Sekarang kami sedang gencar-gencarnya mengulang materi, dan Dowoon membuatku membiasakan diri dengan bermacam-macam tipe soal dan apa saja poin-poin pentingnya. Tujuannya bukan untuk menjawab, tapi mengerti soal-soal ujiannya. Katanya, kalau soal saja tidak paham, bagaimana mau menjawab?

Yah... lumayan berhasil sih. Sekarang peringkatku sudah jelas ada di atas Younghyun, membuatnya kelabakan dan mulai ribut ke Jieun minta belajar.

Nayeon terkekeh mendengarnya. "Lucu sekali kalian, biasanya kalau orang pacaran itu nonton film bersama, mengunjungi café-café lucu, nge-Date, kalian malah belajar."

Aku hampir saja tersedak mendengarnya. Bagaimana ya? Kalau kami tidak belajar ya... kami tidak pacaran. Toh, aku sama Dowoon bukannya pacaran betulan, kami hanya terikat perjanjian.

"Ahahaha..." Aku buru-buru minum untuk menutupi canggung. 

"Apa yang kamu suka dari Dowoon?" Tanya Nayeon, pertanyaan yang tidak pernah aku pikirkan dengan serius jawabannya.

"Hah? Suka?"

Nayeon mengangguk. "Iya, apa yang kamu suka darinya sampai mau untuk pacaran dengannya?"

Aku menggaruk kepala. "Pacaran ya pacaran saja kan..."

"Eeii! Mana ada yang seperti itu!"

"Uh..." Waduh, pertanyaan macam apa itu? Dan jawaban apa yang harus aku berikan ke Nayeon? "Dowoon itu..."

"Hummm???" Nayeon mulai mencondongkan tubuhnya antusias.

"Baik." Kataku.

Bahu Nayeon mulai turun. "Sudah? Itu saja? Masa siih??" Aku mengangguk. Nayeon menatapku tidak percaya. "Bohong! Pasti masih ada lagi!"

"Ya itu... baik, terus dia juga mau mengajariku sampai aku bisa, bisa dibilang dia sabar meskipun suka marah-marah juga sih. Terus, kalau ada di dekat Dowoon rasanya... aku lebih tenang." Setelah mengatakannya tiba tiba wajahku memanas.

Around the Amazing You || DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang