10. Ganjalan Pintu di Atap

504 73 0
                                    

♫♫"Di hari yang seperti ini, aku akan bersamamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♫♫"Di hari yang seperti ini, aku akan bersamamu.
Di bawah langit yang biru itu, aku akan bersamamu.
Di hari yang seperti ini, aku tidak mengkhawatirkan apapun.
Di sungai yang mengalir di bawah sana, hatiku akan bersinar.
Pemandangan yang bergerak itu, akan menjadi cerita kita berdua.
Badai yang semakin dekat itu, akan menjadi sebuah senandung lagi." ♫♫

***

"Kamu di sini rupanya?"

Sebuah suara dari pintu membuatku menghentikan senandung dan memutar kepala ke arahnya. Wajahnya meminta penjelasan kenapa saat ini aku sedang di atap. "Hm, tadi aku naik ke atas, dan ternyata pintunya tidak dikunci. Ya sudah." Jawabku, membuat Dowoon manggut-manggut.

"Jangan lupa, pintu ini hanya bisa dibuka dari dalam." Dowoon meletakkan botol bekas air mineral yang berisi tanah dan kerikil yang ia bawa untuk mengganjal pintu. "Pakai ini kalau sedang di atap ya. Aku tinggal disini saja."

Aku mengangguk. Kemudian Dowoon mendekat, dan melompat duduk di sampingku. Setelah pembicaraan kecil dengan Younghyun tadi malam, entah kenapa aku terus terpikir Dowoon. Sedikit canggung saat bertemu dengannya di kelas tadi pagi. Tapi segera kutampik pikiran itu.

Kenapa harus canggung? Kan memang tidak ada apa-apa diantara kami.

Tapi lain harapan, lain kenyataan. Saat ini yang terjadi justru sebaliknya. Aku dan Dowoon hanya memandang lurus ke depan. Aku sibuk dengan pikiranku, dia sibuk dengan miliknya. Tidak tahu apa yang dia pikirkan.

"Mau main sumpit lagi?" Tanyaku, mencoba mengusir diam yang semakin sering hadir diantara kami.

Dowoon mendengus, kemudian menepuk-nepuk sakunya. Kosong. "Aku tidak bawa, tahu!"

Aku mendecih, kemudian tertawa kecil. Reaksinya selalu menyenangkanku.

"Oi Dowoon." Panggilku, lagi, karena diam mulai menyeruak. Merasa terpanggil dia menoleh. "Boleh aku tahu bagaimana awal mulanya kamu menyumpit?"

Dowoon tertawa mendengar istilahku. Kemudian dia berpikir, mengingat-ingat sesuatu.

"Hmm... bagaimana ya? Waktu itu pikiranku sedang kacau." Satu kalimatnya tidak ia lanjutkan, tengah merangkai kata. "Kemudian aku lihat Younghyun di belakang sekolah, sedang menghisap sesuatu yang menyala. Ya sudah, aku coba saja, kata orang itu menenangkan. Awalnya dia tidak mau memberikannya padaku, katanya aku tidak akan mampu. Memang sih, aku terbatuk-batuk, tapi memangnya hanya aku saja? Sekali melihat pun aku juga yakin itu pertama kali dia menyentuhnya,"

Aku memandangi Dowoon terkekeh, tidak berniat memutusnya. "Aku dan Younghyun tidak terlalu veteran seperti yang ada di pikiranmu, kami juga baru coba kok. Satu bungkus buat berdua. Sekarang sedang dibawa Younghyun jadi aku tidak bawa."

Aku manggut-manggut lagi mendengar penjelasan yang tidak aku minta.

"Kamu dekat dengan Younghyun, ya?" Aku penasaran, mengingat betapa susahnya mendekati galaksi di sampingku ini –menurut Younghyun.

Around the Amazing You || DAY6Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang